Ketika mendengar perkataan sahabatnya yang sangat menggantung membuat Marcus langsung menyerebot untuk membuat sahabatnya ini jujur tentang kejadian yang sesungguhnya terjadi dengan kisah pertemuannya dengan jodoh yang dipilihkan untuk dirinya.
"Hayo ada rahasia apa nih buruan jujur gue udah terlanjur penasaran sama kejadian kemarin," ucap Marcus mulai merasakan ada keanehan yang disembunyikan sahabatnya itu dari dirinya.
"Emm gak ada kok Mar gua sama itu anak ya cuma sebatas pertanggung jawaban aja karena dia udah lecetkan mobil gue," ucapnya masih berusaha menutupi apa yang ia rasakan saat ini.
"Ah masa sih pasti ada yang lebih dari itu kan udahlah jujur aja sama gue emangnya lu pikir gue bisa lo bohongi kalau lu masih mikir gitu untuk apa dong artinya kita lima tahun berteman?" ucap Marcus makin mendesak sahabatnya itu agar mau terbuka kepada dirinya.
Merasa sudah terpojok dan tidak bisa mengelak lagi akhirnya ia pun berbicara mengenai kecurigaannya terhadap pemuda yang melecetkan mobilnya.
"Iya deh iya lu emang paling tahu gue sejujurnya gue itu kemarin ada feeling curiga sedikit sama pemuda yang nabrak mobil gue," ucapnya akhirnya mengungkapkan semua fakta yang terjadi kemarin seusai pertemuan dengan pemuda yang membuat mobilnya baret.
"Hah kok bisa gimana ceritanya lu bisa ada heart feeling sama anak itu?" tanya Marcus merasa heran mengapa bisa sahabatnya itu mempunyai heart feeling yang kuat terhadap pemuda yang baru ia temui karena sebuah ketidaksengajaan.
"Ya enggak tahu gue kan cuma merasa aja karena secara gak langsung gue melihat kesamaan antara jodoh yang dipilihkan papa sama anak itu," ucapnya juga makasih masih merasa heran mengapa itu semua bisa terjadi pada perasaannya.
"Wah kalau begitu ceritanya lu harus selidiki dia supaya jelas semuanya," ucap Marcus memberikan saran pada sahabatnya itu.
"Ya itu juga gue sedang rencanakan tapi ya gak dalam waktu dekat juga karena semua itu perlu proses," ucapnya juga memang telah merencanakan apa yang Marcus sahabatnya katakan tadi setelah dirinya bertemu dengan sipemuda pembuat lecet mobilnya.
"Hm iyalah gua ngerti yang lu maksud tapi begitu fix dia itu orangnya lu jangan lupa kabari gua ya," ucap Marcus menkode sahabatnya agar selalu memberikan dirinya info juga mengenai perkembangan yang terjadi pada hubungan pemuda itu dan sahabatnya.
"Oke bro beres," ucapnya sambil mengangkat jempol pertanda mengiyakan pesan dari Marcus sahabatnya.
Dan akhirnya mereka pun kini telah kembali melanjutkan aktivitasnya masing masing sementara ditempat lain juga masih ada Rian, Kevin Ikhsan serta Anthony yang sedang sibuk makan dikantin.
"Emm guys nanti sore main badminton yuk," ucap Anthony membuka percakapan disela sela makan dikantin agar suasana tidak menjadi hening.
"Ayo gua setuju tuh udah lama juga gak main," ucap kevin langsung antusias menyambut keinginan dari Anthony itu yakni main badminton bersama.
"Jadi pada bisa kan main hari ini?" tanya Anthony memastikan lagi bahwa rencana ini akan sesuai ekspektasi bukan sekedar wacana semata.
"Iya!" jawab ketiga dengan kompak sekaligus bersamaan.
"Emm yaudah kalau gitu nanti kita kumpul ya di lapangan rumah Rian kayak biasa," ucap Anthony kemudian melanjutkan perkataannya dengan memberitahu dimana tempat lokasi mereka akan main badminton nanti.
"Siplah kalau begitu mah," ucap mereka kembali kompak menjawab Anthony yang telah mengabari dimana tempat berlangsungnya pertandingan mereka.
Dan setelah perbincangan hangat itu kini mereka juga telah kembali pada rutinitasnya yaitu belajar karena bel sekolah telah berbunyi menandakan bahwa istirahat telah usai.
Tring!
Tring!
Tring!"Eh yuk kita ke kelas sekarang bel udah bunyi tuh," ucap Kevin mengajak mereka untuk segera masuk ke kelas karena bel sekolah telah berbunyi.
"Iya ayo," jawab mereka langsung bergegas menuju ke kelasnya masing masing secara bersamaan.
Alhasil mereka pun langsung berlari kekelas namun seperti biasa Kevin meminta Rian untuk membayar semua biaya makan mereka dikantin tadi agar Rian terlihat mampu mentraktir ketiga temannya.
"Eh Ian tunggu," panggil Kevin pada Rian yang berada tiga langkah didepannya.
"Iya Vin ada apa?" ucap Rian menoleh dan balik bertanya pada Kevin mengenai tujuan Kevin memanggil dirinya.
"Tolong bayarin ya gua kebelet nih mau ke toilet," ucap Kevin meminta tolong pada Rian sembari memberikan dompetnya pada Rian.
"Eh kok Ian Vin Ian gak tahu apa-apa loh," ucap Rian kaget dengan tingkah Kevin yang selalu seperti itu.
"Udah Ian itu ada uang lima puluh ambil aja dompet ya masa buka dompet aja gak ngerti," ucap kevin sambil berlari menuju kedalam toilet sekolah.
"Emm iya deh iya Ian bakal bayarin kasihan juga Kevin kebelet begitu," ucap Rian akhirnya mau membantu Kevin untuk mewakilinya membayar makan yang tadi mereka makan dikantin.
Alhasil saat itu juga Kevin lari ke kamar mandi dan tersisa Rian yang akan membayar biaya makan mereka tadi dikantin menggunakan uang Kevin.
"Misi buk semuanya jadi berapa ya?" tanya Rian pada ibu kantin yang sedang membereskan semua piring bekas siswa siswi yang jajan dikantin.
"Eh den Rian semuanya jadi Empat puluh ribu den," ucap ibu kantin terlihat ramah dengan langsung menyebutkan nominal yang harus dibayar oleh Rian.
"Oh gitu ya buk kalau begitu ini uangnya yah," ucap Rian memberikan uang lima puluh ribunya.
"Matur nuwun ya den baik hati sekali den Rian traktir sahabatnya terus," ucap ibu kantin langsung menerima uang pembayaran dari Rian dengan menyebut sebuah fakta yang tak pernah Rian sadari.
Dan Rian yang dibilang begitu hanya tersenyum kecil karena ia baru sadar bahwa selama ini mau Kevin baik pun Anthony selalu meminta dirinya mewakili mereka untuk bayar.
"Ugh dasar kalian ini ya buat Rian salah tingkah aja awas aja ya kalian nanti Rian bakal bikin kejutan balik buat kalian," ucap Rian langsung teringat akan sesuatu yang baru ia sadari saat itu.
Alhasil setelah selesai urusannya disana Rian pun kembali ke kelas melanjutkan pelajaran hari ini.
Lalu ditempat yang berbeda kini seorang anak juragan Brata juga sedang menemui seseorang untuk dimintai bantuan.
"Eh bro lu bisa kan bantuin gua?" ucapnya pada seseorang yang terlihat sangat akrab dengan anak sang juragan Brata itu.
"Tentu bisa dong memangnya lu sedang butuh bantuan apa sih?" ucapnya mengiyakan permintaan sekaligus bertanya mengenai apa yang anak juragan Brata ingin saat itu.
"Bantuan bla bla bla," ucapnya langsung mengutarakan keinginannya itu.
"Oh gitu okelah beres lu tinggal duduk manis aja serahin semuanya sama gue dijamin permintaan lu bakal berjalan sesuai rencana lu," ucap pria itu mengungkapkan apa yang diinginkan oleh anak sang juragan Brata itu.
Dan pria itu pun hanya tersenyum mendengar orang yang diminta bantuan olehnya bisa merealisasikan keinginanan itu.
Wah kira-kira ada apa ya dengan Rian serta anaknya pak Brata kok bisa kompak begini merencanakan sesuatunya
pasti kalian penasarankan nah makanya ayo bantu vote serta follow dua account dibawah ini
PangeranAskara25
rizky_mlf_depoksupaya semakin semangat melanjutkan kisah ini untuk kalian yang penasaran akan kisah Fajri.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
AKU JADI PELUNAS HUTANG KELUARGA || FAJRI.||
Fanfictionada seorang pria bernama rian ardianto hidup nya sangat sulit hingga suatu hari keluarga nya ternyata punya hutang untuk biaya hidup & keluarga nya tak mampu untuk melunasi hutang"nya kepada juragan nah akhirnya juragan tsb meminta rian agar dia mau...