BAB 4|| Pertemuan Yang Tak Disengaja

12K 277 2
                                    

Dan akhirnya setelah tahu bahwa mobilnya dibawa ke bengkel oleh pemuda bersepeda itu Pria itu pun segera berinisiatif memberikan pertanyaan kepada pemuda yang berani jujur itu.

"Hay dek sekarang saya boleh bertanya sama kamu?" ucap pria itu langsung menghampiri anak remaja yang diduga telah membuat mobilnya masuk bengkel karena baret.

"Tentu boleh Om mau tanya apa?" ucap sang remaja membuat pria itu langsung dilanda rasa kesal perkara disebut OM oleh remaja tersebut namun sebisa mungkin ia masih tetap menahan kekasalannya itu demi sebuah wibawa yang telah ia bangun belakangan ini.

Mendengar panggilan itu membuat pria yang tadi ingin langsung melontarkan pertanyaan jadi sedikit protes.

"Hay apa kamu bilang tadi Om? memangnya kapan saya menikah dengan tantemu?" ucap pria itu hanya menjawab panggilan itu dengan kalimat sarkas yang diselingi dengan nada candaan.

"Eh maaf bang saya kan enggak tau umurnya jadi panggil om aja karena Abang sudah kerja," ucap remaja itu dengan sikap serta mimik wajah yang menggambarkan sebuah kepolosan yang lucu.

Melihat keadaan pemuda yang polos itu membuat si pria itu pun akhirnya mengajak pemuda itu berkenalan.

"Yasudah kalau gitu gimana kita kenalan dulu baru lanjut pembicaraannya," ucap pria itu langsung membuat suasana menjadi cair dan terkesan hangat.

"Eh iya bang boleh nama saya Rian kalau Abang siapa?" ucap remaja polos itu mulai menyebutkan nama sambil menyodorkan tangannya untuk berkenalan.

"Nama Gua...," ucap pria itu menggantung perkataannya.

Sontak ketika pria itu ingin melanjutkan pembicaraannya seketika ia langsung ngefresh setelah mengenal nama pemuda yang membawa mobilnya tadi.

"Eh tunggu tadi siapa nama Lu?" ucap pria itu memastikan lagi siapa nama pemuda yang kini berada dihadapannya itu.

"Rian bang," jawab Rian dengan nada yang sangat manis.

Dan akhirnya setelah mendapatkan konfirmasi nama pemuda itu pria itu pun teringat sesuatu.

Flashback On.

"Hay Nak ini papa sudah mendapatkan jodoh untukmu namanya Rian dia masih sekolah SMA hobynya bersepeda," ucap pak Brata menyampaikan sebuah pesan yang telah lama ia simpan.

"Hah yang benar aja dong pah masa iya jodoh aku bocah SMA?" ucapnya sangat shock ketika mendengar kata anak SMA seolah dirinya masih belum percaya bahwa dirinya akan dijodohkan dengan anak yang masih berumur remaja.

"Sssst udah terima aja dulu kan kamu belum kenalan!" ucap pak Brata seakan tak mau menerima penolakan dalam keputusan yang telah ia tentukan.

"Heeh ngokey," jawabnya dengan nada yang terkesan pasrah dan malas.

Flashback Off.

Ketika pria itu hendak mencari tahu tentang apakah ini Rian jodohnya ia malah mendapatkan informasi bahwa kini ia sudah ada dikantor.

"Hm apa gua konfirmasi ke dia aja ya siapa tau dia emang Rian yang gua cari?" gumam pria itu sangat penasaran dengan identitas diri Rian karena dirinya juga masih belum mengetahui apakah pemuda yang ada dihadapannya ini Rian jodohnya.

"Hay, apakah lu itu Ri....," ucap pria itu kembali menggantungkan perkataannya untuk kesekian kali.

"Emm maaf bang bisa turun sekarang gak kita udah sampai nih Rian juga harus pulang dulu," ucap Rian membuyarkan lamunan pria itu yang hendak menanyakan sesuatu hal penting kepada dirinya.

"Eh iya maaf ya kalau gitu gua meeting dulu nanti lu kabari aja kalau mobil gua udah beres," ucap pria itu pun langsung buru-buru masuk ke dalam kantornya karena sedang dikejar waktu meeting.

AKU JADI PELUNAS HUTANG KELUARGA || FAJRI.||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang