Setelah mendengar penawaran dari juragan Brata Rian pun sempet terdiam karena baginya itu adalah hal yang sangat terlihat tidak masuk akal.
"Maaf juragan, apa yang juragan katakan tadi bukankah itu sangat mustahil karena kami sama-sama lelaki?" tanya Rian mengajukan pendapatannya karena merasa keberatan dengan apa yang ditawarkan oleh sang juragan padanya tadi.
Dengan santai juragan menjawab pertanyaan Rian yang seakan ingin membantah fakta yang seharusnya rian terima.
"Ya memang hal seperti ini belum lumrah disini, tapi bagi saya itu adalah pilihan yang tepat jika kamu ingin membebaskan orang tuamu." ucap juragan Brata dengan sangat santai menanggapi pertanyaan itu.
"Apa alasan yang mendasari saya harus melakukan itu?" ucap Rian lagi seakan masih belum yakin bila tidak ada penjelasan logisnya.
"Ya sebab mereka hanya punya kamu, dan tidak ada anak lain yang bisa mewakili mereka selain kamu." ucap juragan Brata langsung mengatakan fakta yang menang mendasari tawarannya tersebut.
"Tapi kenapa harus menjadi pasangan bukan pekerja semacam asisten pribadi anak juragan?" ucap Rian tidak menyerah dan ia masih berusaha melakukan banding alasan pada juragan Brata.
"Faktor utamanya ya karena mereka tidak mempunyai anak perempuan. dan jika saya memilih untuk menjadikan kamu asisten anak saya gunanya kamu itu apa?" ucap juragan Brata singkat namun menampar Rian dengan fakta yang ada sebab semua yang dikatakan oleh sang juragan ada benarnya juga dikehidupan Rian saat ini.
Sontak ketika mendengar itu Rian pun semakin merasa tidak punya pilihan lain karena apa yang dikatakan juragan itu ada benarnya juga.
"Duh Rian kenapa sih kamu harus memberikan pertanyaan seperti itu? sudah jelas fakta mengatakan hal yang membuat posisimu kian tak bisa menolak." gumam Rian dalam hati merasa tidak enak hati pada juragan Brata.
Melihat kondisi Rian yang termenung sang juragan pun kembali bersuara, "Jika kamu ingin meminta waktu untuk berpikir boleh kok agar kamu bisa semakin menemukan banyak fakta dari apa yang saya katakan tadi."
Merasa dirinya itu sudah terpojok akhirnya Rian hanya bisa mengakui bahwa dia mau tidak mau harus menyetujui hal ini.
"Tidak juragan, tampak berpikir pun apa yang dikatakan juragan itu ada benarnya." ucap Rian akhirnya mengakui bahwa dirinyalah yang seharusnya sadar.
"Wah bagus dong berarti kamu menyetujui penawaran saya tadi?" ucap juragan Brata sambil tersenyum penuh kemenangan.
Dan Rian pun hanya mengangguk pasrah.
Akhirnya seusai mendapatkan hasil yang ia inginkan sang juragan pun pulang meninggalkan rumah Rian.
"Baik, kalau begitu sampai ketemu dengan anak Saya wahai calon menantu." ucap juragan Brata pada Rian yang masih menunduk.
Sungguh saat itu Rian tak dapat berkata apa-apa selain menunduk memikirkan nasibnya kedepannya akan seperti apa.
"Sungguh aku benar-benar bingung dengan keputusanku sendiri, tetapi Aku berharap ini adalah keputusan yang paling terbaik untuk diriku dan keluargaku." gumam Rian lagi didalam hatinya ada bimbang namun juga keharusan yang ia jalani dan terima.
Lalu tepat setelah Rian masuk dan juragan pergi ayah dan ibu Rian hanya bisa saling berkomunikasi membahas tentang masa depan Rian kelak jika benar Rian menerima penawaran itu.
"Pak bagaimana ini? ibu gak mau Rian menerima penawaran itu!" ucap sang ibu berusaha membujuk bapaknya agar membuat penawaran itu tidak jadi terlaksana.
"Ya mau bagaimana lagi Bu bapak juga gak bisa menentukan karena itu sama aja bapak mencari perkara dengan juragan Brata." ucap sang suami juga ingin membela namun jika ia melakukan itu sama saja ia membuat sang juragan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU JADI PELUNAS HUTANG KELUARGA || FAJRI.||
Fanfictionada seorang pria bernama rian ardianto hidup nya sangat sulit hingga suatu hari keluarga nya ternyata punya hutang untuk biaya hidup & keluarga nya tak mampu untuk melunasi hutang"nya kepada juragan nah akhirnya juragan tsb meminta rian agar dia mau...