7

33 1 0
                                    


Scared to confess, what I'm feeling.Frightened you'll slip away.

You must love me, you must love me

-Madonna


Cali

"Ada apa?" Tanyaku dan Cadence pada Kourtney yang berjalan cepat hampir melewatiku dan siswa lain termasuk Leah dan teman-temannya, yang terlihat terburu-buru menuju ke pintu keluar yang mengarah ke pelataran parkir belakang sekolah kami. Terdengar teriakan-teriakan menggila dari sana, seperti seruan dukungan Gladiator.

"Kau belum tahu?" Chloe bicara dengan sedikit berteriak dan sangat cepat karena suara kami teredam mereka. "Averman menghajar Alex habis-habisan. Entahlah siapa yang memulai. Tapi kau bisa menebak, kan?" kemudian Chloe beranjak dariku dan Cadence.

Alex dan Averman?

Averman menghajar Alex habis-habisan. Aku berlari melewati kerumunan orang yang juga hendak melihat pertikaian itu. Aku mendengar Cadence memanggilku berkali-kali memintaku untuk menunggunya, namun aku menghiraukannya. Kakiku tidak bisa berhenti. Aku tahu, Alex akan kembali mendapat masalah karena ini. Aku tidak peduli siapa yang memulai, yang kemungkinan adalah Alex tapi aku harus ada di sana.

Sesampainya di pelataran parkir, aku menemukan Gideon dan Atlas juga sedang menembus kerumunan siswa yang berdiri melingkar sambil berteriak, "Fight! Fight! Fight!". Jantungku berdetak dengan amat keras, membuat nafasku memburu dan tanganku dingin. Namun aku tidak melihat Mikey, mungkin karena Mikey mengambil kelas yang berbeda denganku, Gideon dan Atlas di periode sebelumnya. mungkin mereka meninggalkan Mikey. Aku berjalan mengikuti celah yang dibuat oleh mereka berdua, sampai aku berdiri berada di tengah-tengah Gideon dan Atlas. Aku tidak berani melihat ke depan, aku hanya menunduk. Aku tidak sanggup melihat Alex yang kemungkinan sudah babak belur karena Averman, si raksasa dari tim hockey sekolah kami. Aku bisa mencium aroma amis darah dari jarak sedekat ini.

"Cali?" Gideon membalik tubuhku dengan kedua tangannya, mencegahku untuk melihat apa yang telah disaksikannya dan Atlas.

"Aku tidak melihat.. jangan katakan padaku.." seruku, hampir bersandar pada dada Gideon. Namun Atlas menutup kedua mataku dengan telapak tangannya. Aku berada di posisi itu sampai aku mendengar suara salah satu guru kami.

"Alex Hudson Jefferson, knock it off son!".

Dengan refleks, aku membuka mataku dan berbalik. Betapa kagetnya aku melihat, bukan Alex yang dihajar namun sebaliknya. Pacarku memang tampak menyedihkan dengan darah yang mengalir dari mulutnya. Namun Averman terbaring lemah di aspal pelataran parkir dengan darah di mana-mana. Kapten tim hockey itu tidak bisa berdiri sampai beberapa siswa mendekat dan menolongnya.

"Alex, Averman! Ikut aku!" suara Mr. Chapman menggelegar bak petir di siang bolong. Aku berdiri kaku, menatap Alex yang membersihkan debu dari celana jins kotornya. Mata kami bertemu seraya dia berjalan mengikuti Mr.Chapman. aku mengepalkan tanganku, di dalam remasan tangan Gideon.

"Bar-bar!" seru Mikey, yang ternyata juga sudah ada di sini sejak kapan, aku tidak tahu. "Manusia bar-bar!" dia menggelengkan kepalanya, mengutuk Alex dan kelakuannya. Aku menengok ke arah Gideon. Dia sedang menatapku, tanpa kata-kata. Dan saat itu juga, dia melepas genggaman tangannya dariku.

Katakan padaku, kau baik-baik saja,

-Cali

...

Aku tidak bertemu dengan Alex seharian ini setelah kejadian tadi. Berita yang kudengar, Averman tidak akan mengikuti pertandingan hockey Homecoming William McKnight High School kali ini. Tulang hidungnya patah dan dia benar-benar lemas. Sementara Alex, akan diskors kalau dia tidak bisa menang di kejuaran Taekwondo besok. Aku dengar teman-teman tim Alex seperti Kenta dan Zaid mulai menekannya supaya dia menang dan tidak diskors.

CatharsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang