PROLOG

1.2K 64 7
                                    

"Hey, kau yakin kita akan memberi kejutan pada Alina dikelas?" Syifa bergidik ngeri. Sorot matanya menyapu seisi ruangan beriringan dengan menelan salivanya alot. merasa ide Adisa sangat tidak masuk akal. Ini sudah pukul 23.22 malam, seharusnya ia bisa tertidur dirumah lantas memberi kejutan dipagi hari saja. Namun, Disa bersikukuh untuk melaksanakan malam-malam begini di sekolah didalam kelas yang paling jauh dari pintu gerbang sekolahnya.

Konon. Jika seluruh murid pulang ke rumah, dan pelajaran sudah berakhir itu artinya aktifitas malam akan berjalan, lalu jika ada murid yang masih tinggal dengan berbagai alasan maka murid tersebut sudah melanggar peraturan alam.

Syifa memegang kuat kaki baju milik Disa, keringatnya pun ikut bercucuran padahal malam itu hawa terasa dingin. Jelas, batin Syifa merasa takut yang luar biasa. "Kau ini apa-apaan sih? Ini hanya sekolah Syifa, bukan Rumah sakit, santai saja.!" pekik Disa merasa tidak suka akan keparnoan sahabatnya yang satu ini.

"Lalu? Kau yakin Alina akan mengunjungi sekolah malam-malam begini. Bagaimana kalau dia tidak datang? Dan justru kita yang terjebak dikelas ini? Ayo pulang! Lupakan soal kejutan!" desak Syifa.

Disa menghentakkan kedua kakinya dilantai sambil menatap wajah Syifa yang menurutnya benar-benar  menyebalkan, apa yang harus ditakuti jika semua teman kelasnya akan tiba sebentar lagi?

Dan..

"Hey! Itu Alina." Disa tersenyum bangga, merasa kejutan itu tidaklah sia-sia. Cepat-cepat Disa mengambil lilin angka yang bertulis 17 tahun dinyalakan lilin tersebut lalu melangkah mendekat ke arah pintu yang sedang berdiri salah satu sahabatnya disana.

'Happy birthday to you.' kalimat itu terus diulang oleh Syifa dan Disa guna menghilangkan kesunyian didalam kelas selain itu untuk menyambut Alina berada diambang pintu.

Sesampai disana. Sedikit membuat merasa tenang karna apa yang dikatakan Disa benar adanya. Kenapa harus takut kalau ia tidak sendirian melainkan beberapa juga ikut masuk mengikuti Alina.

Semuanya tertawa bahagia. Namun, tawa mereka terasa beda, ada yang diiringi dengan senyum menyeringai dari beberapa teman dan ada juga yang tidak tertawa sama sekali. Wajahnya kaku. Bodoh! Syifa tidak peduli, mungkin saja semuanya merasa ngantuk dan memilih untuk tidak mengecewakan Alina dihari ulangtahunnya.

"Ayo tiup lilinnya Alina. Selamat ulang tahun untukmu ya," kata Disa. Ikut dengan menyodorkan kue ulang tahun yang sudah disediakannya sejak tadi. Alina menurut dengan senyum dingin diwajahnya. Itu yang terlihat dimata Syifa. Setelahnya Alina mengucapkan terimakasih pada kedua sahabatnya dan mengajak teman-teman yang mengikuti Alina untuk bersalaman pada Syifa dan Disa.

"Tidak usah, kenapa  kita harus bersalaman dengan mereka Alina? Bukannya ini hari ulang tahunmu?" tanya Disa menolak secara halus. Sekali lagi, menolak adalah hal yang tidak boleh dilakukan dimalam hari dalam sekolah tersebut.

"Salaman saja. Aku hanya mau melihat kau juga bahagia dengan ulang tahun ku ini." suara datar milik Alina sedikit membuat Syifa kembali merinding. Apa benar ini Alina begitu memaksakan sesuatu hal yang tidak pernah dilakukan Alina pada ulang tahun-tahun sebelumnya?

Baiklah. Tidak ada yang bisa dilakukan Disa dan Syifa melainkan menyalami semua orang-orang yang berdiri dibelakang Alina. Wajahnya pucat dan masih mempertahankan senyum menakutkan itu.

Eh. Sebentar, kenapa tangan-tangan ini terasa dingin? Pikir Syifa dan Disa. Namun, keduanya memilih untuk berisyarat lewat sorot mata saja, tidak enak kalau Alina sampai mendengar keluhannya lagi.

"Kalian kenapa kotor begini?" lagi-lagi Syifa menyadari kejanggalan pada semua teman-temannya itu, baju sekolah yang dikenakan seperti baju yang sudah lama terpakai dan tidak diganti. Lalu? Salah satu menjawab:

"Kita hanya lelah, dan tidak sempat untuk berganti pakaian." ujarnya dengan megusap baju miliknya. Baiklah. Syifa dan Disa harus berhenti berpikir yang tidak masuk akal, seharusnya jika memang ada yang aneh dari mereka? buat apa orang-orang ini membiarkan Syifa berada ditengah-tengah mereka. Toh, tidak juga menguntungkan untuk mereka!

Malam itu, terasa seperti pesta 2 orang bodoh. Syifa dan Disa hanya mengikuti semua kemauan Alina yang tidak masuk akal. Mulai dari menggali tanah dihalaman sekolah, sampai mengubur kue-kue yang tidak disentuh olehnya. Sembari berkerut dahi, tangan mereka terus bekerja sampai Syifa dan Disa merasa lelah.

-

"Kau yakin Alina?!!" mata Syifa sudah seperti ingin keluar dari tempatnya saat harus mendengar penuturan Alina soal pesta itu. Sementara Disa ikut menelan bulat-bulat rasa takutnya yang sudah hampir membuat jantungnya berhenti memompa. Lalu? Orang-orang dalam pesta itu? Alina dan beberapa teman?

"Ya. Semalam aku ingin sekali mengunjungi kalian disekolah. Tapi, aku takut kalian hanya mengerjaiku karna ini hari ulang tahun ku. Jadi, niat itu kubatalkan dan memilih meminta maaf hari ini jika benar kalian melakukan hari spesial untukku. Maaf ya, karna aku tidak hadir disini semalam."

Deg!

Mendengar itu,  Syifa dan Disa tidak lagi bisa berkata. Keduanya hanya melempar pandangan, takut yang luar biasa juga dirasakan mereka.

"Aku pikir..." Syifa menggantung kalimatnya begitu saja lalu kembali melihat keluar kelas beberapa jelmaan wajah teman-teman yang menghiasi malam itu pun tiba dan tertawa girang.

"Bahkan mereka juga ada dalam pesta semalam!!" kompak Disa dan Syifa sembari menunjuk teman kelas mereka.

Tbc!

Kita memulai dengan yang horor-horor. Apa ada penggemar cerita horor disini? 😅😅 gimana prolognya?

Demi mendapatkan kesan horornya maka Author ingin dicerita yang satu ini semuanya menggunakan kalimat baku. Hehheehe.. Kita coba pakai bahasa Indonesia yang benar ya. 😊😊

Takut!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang