bagian 14

283 21 0
                                    

Maaf ya kalau cerita nya jelek.

😁😁

Happy reading. Besok adalah 2 part terakhir. Jadi tunggu aja.

-

Syifa mengangguk setelah mendengar cerita dari mak Jamaidah tentang yang sebagian wajahnya terbakar. mengerikan memang jika ada bola-bola api yang mendekat ke arah wajah tanpa kita sadari. Yang gadis itu tidak habis pikir kalau ilmu sihir dari Raja iblis memang sangatlah nyata. Manusia yang hidup bisa merasa buruk akan ilmu gaib tersebut. Benar-benar mengerikan buat Syifa bayangkan.

"Saya tidak mau mati  karna menjadi tumbal sang Lucifer seperti suami ku, maka dari itu saya berusaha menangkis
bola-bola api yang sudah beberapa kali mengenai wajah ku sebagian. Untung saja tidak seluruh tubuhku. Mungkin sang Raja iblis waktu itu sudah membuat kesepakatan dengan suamiku sendiri, suami ku menyepakati keinginan iblis itu,tapi mungkin Raja iblis itu tidak! Karna sayangnya, sampai suami ku mati dia tidak pernah bertemu anak kita. Lucifer sudah menjebak dan membohonginya." terang mak Jamaidah.

-

Kematian memang akan selalu dirasakan oleh setiap makhluk yang bernyawa. Begitu pun dengan pak Yusuf, yang sekarang sudah jauh dialam sana.

Ya. Mak Jamaidah mengikhlaskan kepergian suaminya meski ia tidak yakin tempat apa yang dirasakan pak Yusuf saat ini. Terbilang pak Yusuf adalah salah satu manusia yang sudah menyekutukan Tuhannya, mak Jamaidah hanya berdoa agar kelak dirinya mati, ia bisa kembali berjumpa dengan suami dan anak yang dicintainya didalam surga sana.

Sepenggal cerita itu membuat Syifa dan Rinaz kembali menatap iba ke arah mak Jamaidah, kini ketiga orang itu hanya bisa menghela napas untuk sekedar membuang rasa canggung yang dirasakan mereka masing-masing.

Ya. Sekarang saatnya mencari cara untuk menenangkan arwah-arwah murid sekolah SMU Tanah Seruni, begitu pun dengan arwah suami mak Jamaidah. Ya, dialah Pak Yusuf. Namun, selain itu ada hal yang lebih penting dari semuanya.

Meyakinkan diri sendiri bahwa Adisa diluar sana baik-baik saja.!

"Maafkan mak Jam kalau sudah membuat kesalahan pada sekolah ini, mak tidak tau hukuman apa yang pantas mak Jam dapatkan setelah mak menceritakan semuanya pada pihak sekolah," mak Jamaidah bertutur. Linangan air matanya seakan mewakili dirinya yang sungguh menyesali apa yang diperbuat ia dan suaminya dulu.

Syifa menggeleng sembari tersenyum hangat.

"Kau tidak salah mak, sekarang kita hanya akan memberi tahu pihak sekolah untuk membuat SMU Tanah Seruni ini menjadi lebih baik lagi, dengan memulangkan arwah-arwah itu pada tempatnya semula." ujar Syifa, yang diikuti anggukan kepala dari Rinaz.

"Yang perlu kalian ketahui. Bagaimana cara meyakinkan pihak sekolah ini dengan adanya hantu, karna bagaimana pun juga jika orang yang berpikir secara logis tidak akan percaya sama ucapan kita," kata mak Jamaidah.

Benar. Syifa dan Rinaz kembali dalam pikiran masing-masing. Bagaimana kalau mereka sudah memberi masukan pada pihak sekolah agar membacakan doa untuk roh-roh yang tidak tenang di alamnya, namun mereka menolak? Terbilang kejadian yang di alami Syifa bukanlah kejadian yang logis. Bisa-bisa dari pihak guru-guru hanya akan menyangka kalau Syifa sedikit tidak waras. Entahlah!

-

Allahu akbar--Allahu akbar...

Suara adzan subuh menggema. Syifa terbangun dari tidur ayamnya lantas bangkit dari tempat duduk itu. Syifa mendapati mak Jamaidah sedang menengok ke arah jendela dengan menyeka air matanya diam-diam. Setelahnya gadis itu melirik ke sisi kiri dan melihat Rinaz yang masih tertidur disana.

Syifa melangkah mendekat ke arah mak jamaidah lantas merangkul perempuan tua itu dengan hangat. Sedikit mengejutkan mak Jamaidah lalu akhirnya mak Jamaidah ikut tersenyum meski terlihat palsu.

"Saatnya kita membangunkan Adisa dari sana, lalu membawanya pulang. Mak berharap apa yang sudah kita alami malam ini akan menjadikan fisik dan jiwa kita kuat sebelum pengajian besar-besaran yang akan kita laksanakan disini." Syifa tersenyum lalu mengangguk setuju.

Beberapa menit Rinaz terbangun, tanpa memberi tahu Rinaz sudah mengikuti langkah mak Jamaidah untuk keluar dari dalam kelas itu.

Syifa bersyukur karna apa yang diinginkannya tercapai saat ia sudah mendengar sejarah kelam dari sekolah ini, dan juga tentang raga Adisa yang kata mak Jamaidah sudah mengikatnya agar roh-roh itu tidak lagi bisa mengambil sahabatnya itu.

Malam yang panjang dengan cerita dari mak Jamaidah membuat Syifa sadar, bahwa sikap yang baik akan mengantar ia dalam kebaikan dan begitu pun sebaliknya.

Skip_

2 hari kemudian..

Senin pagi. Syifa tampak bersemangat berjalan menuju ruang kepala sekolah untuk menceritakan semuanya, ia sudah tau cara yang baik menyampaikan pada pihak sekolah tentang rencananya membuat pengajian besar-besaran di sekolah ini.

Dan Rinaz? Tentu ini bukan urusannya, ia hanya akan mencari ustad yang handal mengusir roh-roh setelah Syifa memberi tahukan kapan akan dilaksanakan pengajian itu.

-

"Bagaimana kondisi Adisa?" tanya Alina

"Ya, sekarang dia lebih baik. Meski dia mungkin masih trauma sama keadaannya." tutur Syifa.

"Lalu? Apa yang akan kau tanyakan pada kepala sekolah?"

"Itu urusanku, kau serahkan saja padaku." Syifa bersemangat

"Aku tidak yakin pihak sekolah akan mendengarmu. Lagipun, dari mana kau tau kalau mimpi kak Rinaz memang pernah terjadi di sekolah ini bertahun-tahun silam?"

"Hey, sekarang bukan saatnya untuk menceritakan semuanya, kau hanya akan membuatku pusing dengan pertanyaanmu itu. Jadi diamlah, dan lihat apa yang akan aku lakukan untuk sekolah ini!" kata Syifa yang akhir berhenti didepan ruangan kepala sekolah. Sementara Alina hanya mengerucutkan bibirnya karna tidak mendapat informasi apa-apa dari sahabatnya itu...

Tbc!

Takut!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang