Baiklah. Sudah cukup!
Jika terus suara-suara itu mengguncang hati Syifa maka ia tau apa yang harus dilakukannya. Syifa membalikkan tubuh Rinaz paksa lalu menatap ke arah pemuda itu. Tersimpan banyak kesedihan disana, namun beberapa harapan untuk hidup tenang pun ingin dirasakannya.
Syifa menangis. Bayangkan jika hantu yang sedang dihadapinya tidak hanya satu. Bahkan kali ini semua yang sudah dilihatnya berkumpul dalam satu tempat lalu masing-masing hantu mempunyai keahlian untuk memperlihatkan sesuatu yang tidak wajar. Syifa menelan salivanya kasar, ia merasa sudah terjebak dalam permainan hantu tersebut. Atau mungkin ia tidak akan menemukan apa-apa di sekolah ini lalu ia merasa akan mati dalam ketakutannya sendiri.
Melihat itu. Beberapa kali Rinaz ingin membuat Syifa keluar dari pikiran yang aneh, pemuda itu tau kalau Syifa tidak dalam keadaan baik-baik saja. Rinaz mengguncang tubuh Syifa dan sedikit-sedikit memukul pipi gadis itu untuk mengeluarkan ia dari khayalannya. Namun, sepertinya hantu itu semakin membuat Syifa kalang kabut. Ini bukan saat yang tepat jika harus terusik karna hantu-hantu tersebut, jelas karna belum ada petunjuk apa-apa yang harus mereka bawa pulang.
"Syifa. Aku mohon! Abaikan mereka! Kita belum akhir, jangan sampai karna ketakutanmu tidak menemukan bukti kuat untuk menguak isi dari sekolah ini!" Rinaz memeluk erat tubuh Syifa. Mencoba menyembunyikan pandangan gadis itu dari hantu yang dilihatnya.
Lalu.
"HEY!"
suara getir seorang perempuan sedang memanggil mereka, entah itu masih hantu atau benar-benar wujud manusia seperti dirinya. Debaran jantung Rinaz semakin berdetak cepat, peluhnya pun semakin banyak.
Sosok itu semakin mendekat, membawa sebuah obor lilin ditangan kirinya. Rinaz tertunduk, mencoba menampik rasa takutnya. Bersamaan dengan ketakutannya Syifa karna hantu itu semakin mengerubuni keduanya.
"Lewat sini!" pekik si nenek tua. Rinaz tidak mengerti siapa yang akan ia percaya, karna wajah itu sangat meragukan untuk diikuti. Sebagian dari wajahnya seperti terkena luka bakar serius. Namun, tidak ada jalan lain selain menurut karna terlihat nenek tua semakin menyuruh Rinaz mengikuti langkahnya. Dan juga, ia tidak mau adik kelasnya akan mengalami syok yang berat hanya karna hantu-hantu itu. Abaikan soal petunjuk! Yang terpenting Syifa harus kembali pulih dulu. Sembari berjalan Rinaz menuntun gadis itu dalam dekapannya.
Ketiganya melewati koridor, beberapa kelas, ruang guru dan ruang UKS. Tampak hantu-hantu semakin jauh. Rinaz menghela napas pelan karna untuk sesaat dia merasa sudah aman.
Ya. Untuk sesaat!
Ia bahkan tidak tau siapa si nenek tua yang ada dihadapannya. Dan jika ia dalam bahaya, semoga tidak akan melibatkan adik kelasnya itu.
-
Si nenek tua mengisyaratkan Rinaz untuk berhenti seperti petunjuknya. Si nenek tua yang sedang memegangi tongkat mencoba melihat sudah sejauh mana ia menghilang dari hantu-hantu yang sudah hampir mengelabui dua muda-mudi itu.
Saat semuanya merasa aman. Mak Jamaidah yang sering disebut Mak Jam akhirnya ikut mengistirahatkan dirinya disisi Syifa dan Rinaz. Sepanjang Rinaz memperhatikan mak Jam tidak berbahaya, dan seperti dirinya. Dia asli manusia.
"Kenalkan saya mak Jamaidah, orang yang tinggal dekat dari sekolah kalian. Mak bisa liat kalian dari rumah, dan benar dugaan mak kalau ada orang yang sudah mengunjungi sekolah di tengah malam seperti ini," mak Jamaidah bertutur. Diletakkannya tongkat miliknya di sebelah kiri dan berniat untuk bersalaman pada Rinaz dan Syifa.
Rinaz dan Syifa saling pandang, keduanya hanya bermain dalam pikiran masing-masing. Antara ragu dan takut sudah menguasai dirinya saat ini.
Meski mak Jamaidah tau apa yang sedang dipikirkan Rinaz, tak membuat mak Jamaidah tersinggung. Ia bahkan berniat menjelaskan pada Rinaz siapa dirinya. Dan benar! Mungkin sekarang saatnya untuk membongkar tentang kebusukan sekolah dan tentang bagaimana sekolah itu bisa berhantu.
Mak Jamaidah memang banyak ditakuti anak sekolah, dan lagi tetangga-tetangga, namun sampai sekarang Mak Jamaidah bisa memaklumi hal itu, mungkin karna masa lalu yang suram antara ia dan sekolah SMU Tanah Seruni ini.
"Kau. Kenapa berada di sekolah malam-malam begini?" tanya Mak Jamaidah ketika Rinaz sudah berani menyambut salam tangan dari mak Jamaidah. Rinaz berusaha tersenyum hangat, dan berbaur walau terlihat kaku di mata mak Jamaidah. "Dan kenapa kau membawa perempuan untuk menemani mu menjelajah sekolah di malam hari?" sambungnya menatap Syifa dengan berkerut dahi.
"Ah, tidak mak. Justru saya yang mengikuti mau Syifa untuk berkunjung ke sekolah pada waktu malam." Rinaz mencoba mengingat ucapan Syifa siang tadi.
"Lalu?"
"I.iya mak, aku lah yang membuat kekacauan ini. Maafkan aku mak," timpal Syifa lirih. Gadis itu menyesali apa yang sudah diperbuatnya. Mungkin kah ini pertanda jika ia tidak akan mendapat apa-apa dari jelajah malamnya?
Lalu? Mimpi Rinaz dan hantu itu?
Mungkin semuanya hanya ingin membuat Syifa semakin takut.
"Mak Jam paham, kalian punya masalah yang sama." mak Jamaidah menyandarkan tubuhnya lalu kedua kakinya di selonjorkan begitu saja. Beliau sudah terlalu tua untuk menyimpan rahasia besar ini. Dan tentu, sudah memakan korban banyak akan rahasia sekolah tersebut. Mau sampai kapan ia menanggung dosa orang-orang yang mati karna kesalahannya? Pikir mak Jamaidah.
Rinaz dan Syifa kompak memberi tatapan penasaran dengan apa yang diucapkan mak Jamaidah barusan, tersirat kesedihan yang mendalam di wajah tua itu. Namun Rinaz tidak ingin terburu-buru dan memilih mak Jamaidah menceritakan semua pada mereka.
Dan terjadilah. Malam itu mungkin akan menjadi kisah yang panjang untuk didengar oleh Rinaz dan Syifa.
***
Adisa tak lagi bisa menahan diri. Ia sudah berada dalam kuasa iblis dan roh jahat. Gadis itu tersenyum sinis lalu berjalan mengikuti kemana roh-roh itu pergi.
Persembahan untuk Lucifer! Persembahan untuk Lucifer!
Kalimat yang terus diulang-ulang untuk menemani perjalanannya menuju tempat kuasa sang Raja Iblis.!
Menuju sekolah!
Tbc!
Hororku benar-benar tidak menegangkan. Bisa kalian memaklumi soalnya baru pertama kali bikin karya horor.
Tapi meski begitu alhamdulillah ini udah ada rank
179 dalam cerita bergenre horor diantara hampir 2000 cerita. Sedikit berbangga buat Author sendiri. 😂😂😘😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Takut!!!
Horror(Sebagian kisah horor yang di alami para pemeran di story ini, ada yang kejadiannya memang author alami, jadi kisah ini bisa di bilang real story of author) Cerita Horor. TAMAT Rank 179 dalam horor Tentang sekolah dan kejadian aneh yang selalu diala...