bagian 07

288 19 1
                                    

Hari dimulai.

Bagi yang sudah pernah mendengar tentang malam pergantian. Mungkin tidak akan asing lagi jika jam 12 adalah waktu dimana hari sudah berganti untuk hari berikutnya. Dan, saat pergantian tersebut biasanya orang-orang mengatakan waktu itu adalah tempat berkuasanya makhluk lain. Ya, Hantu/iblis dan mungkin lebih parahnya adalah Lucifer! Iblis di atas segala jenis iblis!!

Orang-orang akan menyelamatkan yang bisa di gapapi dengan tangan yaitu: memilih untuk berkurung didalam kamar, sembari menunggu pagi datang. atau orang yang berkemah mungkin akan menghentikan aktifitas Api unggunnya dan melanjutkan di waktu dini hari.

Namun. Di antara semua itu, ada yang memanfaatkan waktu tengah malam tersebut dengan mencari sesuatu di sekolah. Walau mereka tidak tau apa yang akan dia hadapi nanti. Mereka hanya mau merasa tenang dan tidak lagi merasakan sesuatu yang diluar nalar. (Tidak masuk akal)

-

Jangan tanya. Sudah berapa kali Syifa mempertimbangkan diri untuk menjelajahi sekolah SMU Tanah Seruni pada waktu malam. Bahkan sempat terbersit untuk mengabaikan setiap teror hantu yang mengganggunya, namun hari ini sepertinya hari yang tepat mencari tahu dan membongkar semua rahasia-rahasia terpendam disana. Ia tidak tau itu apa? Tapi selama ada petunjuk, maka itu sudah cukup membawanya ke sekolahnya.

Syifa tidak pernah menyangka dirinya akan menjadi indigo sesaat, selain rasanya tidak penting dan yang pasti banyak memicu bahaya jika ia tidak kuat akan gangguan sihir dari si empunya ilmu gaib. Yah, iblis tentunya.

Tapi, jika ini adalah jalan satu-satunya untuk menempuh ketenangan. Terpaksa, ia harus menelan bulat-bulat rasa takutnya dan menjadikan tantangan terberat yang pernah di lakukannya.

Siap..!

Syifa menelan kasar salivanya, lalu mencoba mengedarkan pandangan ke segala penjuru sekolah. Memastikan bahwa Rinaz sudah ikut dalam pencarian tersebut. Dan ah..

Syifa merasa lega ketika melihat Rinaz sudah berada didepan pintu gerbang sekolah dan menenteng senter besar ditangan kanannya.

Syifa berlari ke arah Rinaz, lalu menghentikan langkahnya tepat didepan pemuda itu.

"Kau ini lama sekali," bisik Rinaz.

"Maaf kak, aku harus menunggu ibu dulu untuk masuk kedalam kamar." Syifa berucap sembari menghirup kencang-kencang udara malam.

Mendengar itu. Rinaz menggeleng lalu setelahnya ia kembali fokus memperhatikan setiap sudut sekolah dari luar pintu gerbang. Gerbangnya tergembok kuat, ia bisa saja membobol sekolah hanya dengan memanjat pagar sekolah yang menjulang tinggi ke atas, namun mengingat partnernya kali ini adalah seorang perempuan, tentu hal itu Rinaz urungkan.

"Ah" Rinaz mendesah pelan lalu berbalik hanya untuk memastikan bahwa Syifa masih bersamanya.

"Bagaimana kak?"

"Pintunya terkunci, tapi aku punya tempat yang bisa menghubungkan kita masuk kedalam sekolah tanpa perlu lewat pagar ini." Rinaz bersemangat. "Ingat, jika kau menemukan sesuatu yang aneh di dalam sana, jangan pernah menegurnya atau merasa takut. Kau harus terlihat biasa saja." Rinaz bertutur memberi nasehat pada Syifa. Seperti itu lah yang ada dalam mimpinya. Sementara itu, Syifa mengangguk patuh lalu kembali memegang kaki baju Rinaz untuk sekedar menghilangkan rasa canggungnya. Ide yang mungkin menjadi baik atau buruk.

**

Sementara itu!

Adisa terbangun dari tidur panjangnya. Seluruh tubuhnya terasa sakit, yang bagian kepala sepertinya tidak lagi bisa di tolerir. Adisa, mengerang kuat lalu perlahan bangkit dari ranjang. Tenggorokannya kembali terasa sangat kering. Namun ia tidak perlu ke dapur untuk mengambil air, karna mungkin air yang berada di atas nakas bisa untuk Adisa konsumsi.

gadis itu tidak mengingat apapun, terakhir yang ia ingat adalah wajah tukang kebun yang dipenuhi ulat.

Tunggu! Sudah berapa lama ia pingsan? Karna sepertinya bau ditubuhnya tidak lagi bisa ia tahan. Ah, peduli apa tentang bau badan? Yang terpenting ia tidak lagi melihat si wajah ulat tersebut.

Malam ini udaranya terasa dingin. Menelusup masuk sampai ke tulang-tulangnya, Adisa tidak berniat untuk membangunkan siapapun walau hatinya merasa takut berada dalam keheningan dan kedinginan kala itu.

Adisa melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 00.00 tepat tengah malam. Namun ia bisa bernafas dengan lega. Karna hal-hal yang tidak diinginkan sepertinya tidak akan muncul.

Namun tiba-tiba!!

Keheningan itu tidak berlangsung lama, dan hawa dingin pun sudah tidak lagi ia rasakan lalu berganti menjadi panas, persis seperti berada dalam ruangan sauna. Sesosok manusia berseragam putih abu-abu muncul dari tirai jendela kamar. Tidak asing bagi Adisa karna sosok itu seperti..

Perempuan yang ditemuinya waktu pesta ulang tahun Alina!!

Benar. Ini tidak mungkin mimpi, Adisa tersadar akan semua manusia-manusia yang bermunculan dari tirai jendela kamar satu persatu sampai memenuhi kamarnya beberapa bagian. Adisa mundur perlahan lalu salah satu dari perkumpulan arwah itu tersenyum menyeringai pada Adisa yang sudah merasa nyawa nya berada di ambang kematian.

"K.kalian mau apa?!" ucap Adisa terbata-bata. Gadis itu benar-benar tidak lagi merasakan sakit di mana-mana, karna rasa sakit itu bahkan sudah terganti menjadi Rasa takut yang luar biasa!

"Kau!" Suara bengis terdengar dari salah satu gerombolan roh tersebut. Perlahan beberapa dari mereka mundur dan yang berucap tadi semakin melangkah mendekat ke arah Adisa.

Wajahnya pucat, perlahan berubah menjadi rusak di bagian mata. Mata sebelah kananpun terlihat semakin membesar dan membengkak seakan siap meledak dan menumpahkan cairan kuning yang disebut nanah. Adisa bergidik ngeri, jantungnya memompa tidak karuan melihat semua kejanggalan itu.

Dan ada satu di antara mereka kembali melangkah mendekat ke arah Adisa lalu kepalanya terputar 360 derajat. Kreekkk!

Seakan terasa sangat sakit ketika Adisa mendengar bunyi tulang yang patah. Adisa semakin dikuasai dengan rasa ngeri yang luar biasa. Siapa mereka itu? Dan kenapa ia dikelilingi oleh makhluk yang berseragam putih abu abu di dalam kamarnya sendiri.

Adisa hanya bisa menangis kecil, seakan hari ini dirinya akan ikut ke kelompok makhluk menyeramkan itu.

Tbc!

Takut!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang