bagian 12

276 22 6
                                    

Desember 1985

Saat memutuskan untuk berbakti pada iblis. Disitulah titik kehancuran keluarga pak Yusuf dimulai. Awalnya, pak Yusuf tidak menyangka keinginannya bisa terpenuhi. Untuk membuat persembahan pada iblis saja pak Yusuf tidak tau dia harus memulai dari mana?

Pak Yusuf meminta ijin pada mak Jamaidah untuk pergi, pergi yang mungkin memakan waktu lama. Jelas saat mendengar itu, mak Jamaidah tidak begitu langsung mengijinkan suaminya. Ia menanyakan secara detail tentang keinginan pak Yusuf yang mungkin akan membuat mak Jamaidah merindukan sosok suaminya setengah mati. Namun, selama pak Yusuf menjadi suami mak Jamaidah, laki-laki itu tidak pernah sekalipun membohongi mak Jamaidah. "Aku akan pulang, membawa kebahagiaan untuk keluarga kita. Kau percaya dengan suami mu ini kan?" sepenggal kalimat meyakinkan keluar dari mulut pak Yusuf, sembari membawa tas berukuran besar lalu perlahan meninggalkan kediamannya yang berada di sekolah tersebut.

Mak Jamaidah kembali menitihkan air bening dari pelupuk matanya, meski tangannya melambai namun hatinya merasa tidak ingin ditinggalkan oleh pak Yusuf. Mak Jamaidah tidak tau apa yang akan dilakukan suaminya diluaran sana, hanya saja wajah pak Yusuf tak lagi bisa menanggung beban yang sangat berat. Apapun itu, mak Jamaidah berharap pak Yusuf pulang tidak lagu membawa wajah kesedihan itu.

-

07 Juli 1986

Saat itu. Kepulangan pak Yusuf membawa sebuah kebahagiaan untuk mak Jamaidah, setelah satu tahun lamanya kedua pasangan suami istri itu tidak bertemu dan sekarang pak Yusuf terlihat lebih bergairah, tidak suram dan juga wajahnya terlihat lebih tegas.

Mak Jamaidah memeluk tubuh jangkung pak Yusuf lalu menangis sesenggukan. Pak Yusuf terdiam dengan tatapan tajam kedepan. Benar-benar ini perbedaan yang luar biasa dirasakan langsung oleh istrinya.

Pak Yusuf membelai rambut mak Jamaidah, belaian itu terasa sangat kaku dan canggung. Mak Jamaidah menyadari dengan apa yang terjadi pada pak Yusuf lalu berhenti memeluk tubuh suaminya. Melihat wajah serius pak Yusuf tak lagi membuat mak Jamaidah terdiam haru.

"Kau kenapa? Apa kau tidak merindukanku? Kenapa belaian mu terasa berbeda." 

Pak Yusuf tersenyum dingin. Lalu bergumam pelan. "Aku hanya lelah, kau bisa buatkan aku teh?" pinta laki-laki itu.

"Ya. Tentu. Maaf karna aku terlalu bahagia melihat kau disini. Apa disana kau terlalu fokus bekerja dan melupakan istrimu yang sudah dirundung kerinduan?" sembari bertanya Mak Jamaidah berjalan menuju meja kecil yang tidak jauh dari ruang tamu, lalu membuat secangkir teh untuk pak Yusuf.
Dan setelahnya. Sementara pak Yusuf hanya diam dan meletakkan barangnya di sembarang arah.

Hari ini semua berbeda...

Pak Yusuf yang terkenal dengan keramahannya sudah tidak lagi nampak keceriaan dari wajahnya yang dingin saat ini. Pak Yusuf memilih untuk menjadi orang yang pendiam dan menyimpan banyak rahasia. Sampai saat ini mak Jamaidah pun  tidak tau apa yang sudah pak Yusuf lakukan di sana.

Pernah sekali..

Malam itu jam sudah menunjukkan pukul 22.00 wib. Mak Jamaidah melihat suaminya tertidur di ruang tamu dan tasnya yang berserakan dilantai membuat mak Jamaidah menggeleng namun masih terlihat sisi bahagia. Tanpa membangun kan sang suami, mak Jamaidah langsung mengambil tas tersebut dan disimpannya kedalam kamar.

Tas itu Sedikit terbuka lalu mak Jamaidah melihat ada benda aneh didalam tas tersebut. Benda yang dibaluti kain berwarna putih dan dibungkus persis seperti pocong!

Awalnya mak Jamaidah ingin menanyakan benda apa yang dibawa pulang oleh pak Yusuf, namun niat itu diurungkan dan memilih menyimpan benda rahasia itu beserta dengan tas milik pak Yusuf. Mak Jamaidah tidak mau menanyakan sesuatu pada suaminya dan memilih untuk mendengarkan langsung saja dari mulut pak Yusuf.

Setelah itu. Beberapa jam berlalu pak Yusuf terbangun, buru-buru melihat di sekeliling dan tidak lagi nampak tasnya dilantai. Seketika Pak Yusuf merasa kesal karna tas itu, pak Yusuf bangkit dan mencari tasnya tanpa sedikit pun membangunkan mak Jamaidah atau bertanya padanya.

saat mencari tas tersebut, sebenarnya mak Jamaidah terjaga dan melihat pergerakan suaminya kesana kemari, dan juga mak Jamaidah menyadari kalau pak Yusuf sudah menemukan tas miliknya.

Mak Jamaidah terkejut saat melihat pak Yusuf mencium boneka kecil yang berbentuk pocong itu, dan dibelainya seperti hewan peliharaan.

Tidak hanya itu, dengan membawa boneka kecil aneh berbentuk pocong tersebut pak Yusuf diam-diam keluar dari dalam rumahnya dan juga tidak sama sekali membangunkan istrinya yang pura-pura terjaga itu. Akhirnya, kejanggalan mulai dirasakan mak Jamaidah pada suaminya. Karna boneka itu diajak berbicara layaknya seorang manusia.

Tanda pertama sudah dilihatnya, mak Jamaidah yakin bahwa boneka berbentuk pocong tersebut adalah kiat-kiat untuk menganut ilmu hitam!

Tapi benarkah dugaan tetangga mak jamaidah selama ini tentang suaminya itu?

Pak Yusuf memilih tempat di taman sekolah SMU Tanah Seruni itu. Laki-laki itu menggali tanah sembari mengucapkan kata-kata kotor terus menerus. Mak Jamaidah menangis sejadi-jadinya saat boneka itu di masukkan kedalam lubang yang sudah di galinya lalu pak Yusuf tersenyum puas. Apa maksud dari semua ini? Pikir mak Jamaidah bertanya sendiri.

Keesokan paginya.

Setelah melihat siswa-siswi belajar seperti biasanya. Mak jamaidah malah mendapat kabar bahwa ada salah satu siswa yang sakit parah saat itu juga. Padahal siswa tersebut tadinya tidak masalah dan terlihat sangat bugar, namun sekitar pukul 10 pagi ia memberontak karna luka bakar yang dirasakannya dibagian punggung dan kaki. Lalu benar, karna sekarang bau busuk tercium dari punggung anak murid itu.

Saat mak Jamaidah menanyakan hal itu pada pak Yusuf, laki-laki itu tidak merasa simpati sama sekali dan ia malah tersenyum licik. Kecurigaan mak Jamaidah semakin bertambah, dengan apa yang dialami murid tersebut mungkin karna ulah suaminya sendiri.

Hari berikutnya pak Yusuf terus melakukan ritual tengah malam itu, dan lagi setelah ia melakukannya pasti ada murid yang mengalami nasib buruk. Persis seperti yang di alami murid pertama. Penyakit luka bakar yang sangat menjijikkan. Dan beberapa jam kemudian murid tersebut mati. Semua murid merasa resah akan hal itu, dan ada yang memilih untuk meninggalkan sekolahnya karna tidak ingin bernasib sama.

Saat mak Jamaidah merasa muak, saat itu ia memberanikan diri menanyakan bahkan menuduh pak Yusuf tentang kejadian ini. Dan pengakuan malam itu....

"Yaa, aku lah yang membuat semua murid merasakan sesuatu yang aneh pada kulit mereka.!" suara pak Yusuf terdengar sangat bengis di telinga mak Jamaidah. Namun, sepertinya laki-laki itu tidak peduli. Ada baiknya karna saat pak Yusuf sudah membongkar semuanya, ia sama sekali tidak menyakiti mak Jamaidah.

"Kenapa kau lakukan hal itu? Apa salah mereka." lirih mak Jamaidah.

"Aku hanya mengikut perintah dari tuanku, jika mereka sudah mendapat yang mereka inginkan, maka Sarni Putri kita akan kembali. Kau bahagia kan?"

Pak Yusuf bergumam sendiri. Ia tidak lagi memperdulikan mak Jamaidah yang menangis karna perbuatannya....

Dan...

**

Cerita itu berhenti saat suara geruduk dari lapangan terdengar nyaring di telinga Syifa dan Rinaz, sedangkan mak Jamaidah bangkit sembari memegang tongkatnya ia melihat dari balik jendela ruangan kelas yang ditempatinya saat ini.

Mak Jamaidah mengisyaratkan agar Syifa dan Rinaz tidak berhenti mengucapkan kata-kata doa untuk perlindungan mereka. karna saat ini,

Keadaan diluar sangatlah GAWAT!

TBC!

SEPANJANG PART-PART INI, APA ADA YANG MENGESANKAN? 😁😁

Takut!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang