🍦 Prolog

139 16 18
                                    

5 tahun sebelumnya.

Pria dengan postur tubuh tinggi menjulang layaknya seperti tiang listrik berjalan dengan hati-hati di setiap langkahnya yang ia miliki. Ia baru saja keluar dari salah satu toko bunga tempat favoritnya selama tiga tahun belakangan ini.

Sebuket mawar merah yang begitu indah dan cantik ia genggam dengan satu tangannya yang bebas. Sementara satu tangan yang lainnya ia gunakan untuk membuka sebuah kotak beludru ungu kecil dari dalam saku celana.

Pria tersebut berniat akan melamar kekasih nya yang selama ini sudah menemani hari-hari panjangnya.

Sebelum dia masuk ke dalam mobil sport keluaran terbaru ia lebih dulu menyandarkan tubuhnya di badan mobil dengan tubuh yang tegap.

Ponsel bermerek buah yang menjadi benda favoritnya kini ia keluarkan kemudian mendial sebuah nomor yang sangat ia hafal.

My lovely Angel..

Ya, pria itu memberikan nomor itu dengan nama tersebut. Mungkin terdengar menggelikan karena bertolak belakang dengan sifat asli sang pria yang memiliki sikap yang sangat dingin dan irit bicara.

"Hallo my sweety Angel. Kamu ada di mana sekarang? Aku baru aja bangun dari tidur panjang setelah menyelesaikan tugas kuliah semalam." Pria tersebut tersenyum kecil saat memanggil nama orang yang sangat ia cintai melebihi apapun di dunia ini.

"Ah, kamu menyebalkan sekali. Aku udah dari tadi nunggu kamu di tempat bias tapi kamu malah masih sibuk dengan dunia sialan itu." Keluh sang wanita dengan nada yang begitu menggemaskan menurut pria tersebut.

"Bahasa kamu nggak cocok untuk nada bicara yang kamu keluarkan." Pria itu terkekeh kecil kemudian membuka pintu mobil dengan satu tangan. Menaruh buket bunga yang sedari tadi ia genggam ke bangku penumpang dengan hati-hati. Ia tidak mau membuat kesalahan kecil yang bisa berimbas mengacaukan seluruh rencananya yang sudah ia susun selama dua bulan.

"Kamu menyebalkan!" Wanita itu melontarkan matanya jengah. Sedetik kemudian dia tersenyum sangat lebar mengingat pria yang sangat ia cintai akan menemui nya hari ini.

"Terimakasih atas pujiannya sayang," pria itu menghidupkan mesin mobilnya pelahan kemudian melirik buket bunga dari spion tengah. "Aku sangat-sangat merindukanmu my lovely dan kamu tau betul kalau aku bisa gila kalau nggak ngeliat kamu walau hanya satu detik."

Wajah wanita itu bersemu sangat merah mendengar gombalan receh yang biasa di gunakan oleh kekasihnya selama ini.

"Kalau kamu merindukan ku kenapa kamu nggak cepat datang ke sini sekarang juga untuk membuktikannya? Aku udah membuatkan kue pie susu kesukaan kamu." Wanita itu menarik nafasnya agar tidak terdengar menggebu-gebu. Sesekali wanita itu memainkan ujung rambut hitamnya dengan senyuman merekah di wajahnya. Ia sangat beruntung bisa mendapatkan pria yang sekarang berstatus menjadi kekasih setelah pengorbanan nya selama ini untuk meluluhkan.

"Kalau aku ke sana sekarang apakah kamu akan memberikan aku ciuman manis di bibir ku?" godaan pria tersebut berhasil membuat wajah wanita nya kembali bersemu merah. Sesekali wanita tersebut melirik sekitar untuk meyakinkan kalau tidak satupun orang melihatnya kalau sampai terjadi dia pasti akan di katakan gila sudah senyum-senyum sendiri di dalam cafe.

NoahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang