🍦3. Noah

69 9 5
                                    

Matahari saja bisa tersenyum dengan indah tapi, kamu?

🍦🍦🍦

Happy Reading!

Brandon pagi ini menghabiskan waktu dengan cara mencoret-coret buku LKS bagian belakang yang baru saja ia dapatkan saat guru masuk untuk mengajar.

Sudah seminggu dia bersekolah di SMA negeri favorit Jakarta tapi tak ada satupun teman yang bisa ia dapatkan. Bukan karena tak ada yang mau berteman dengan Brandon. Hanya saja cowok itu masih belum bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang berbeda jauh.

Dulu saat masih di Bandung Brandon memang selalu kepanasan karena kelas nya belum menggunakan AC tidak seperti sekolah yang sekarang. Mempunyai tiga AC di setiap kelas.

Kedinginan? Tentu saja tidak. Walaupun Brandon belum pernah merasakan AC seumur hidupnya tapi dia tidak kampungan yang harus menggigil kedinginan.

Sekarang Brandon sibuk mencoret-coret buku dengan nama sahabat yang sedang apa di Bandung? Biasanya Brandon jam segini akan mengganggu Zalfaa yang sedang tidur pulas di atas meja karena mendengar suara Pak Burhan—Guru Akuntasi— yang membuat siapapun mengantuk. Kecuali murid yang rajin atau sekedar cari muka.

Helaan nafas gusar pun sudah Brandon keluarkan beberapa kali. Dia memikirkan nasib sahabatnya yang berada jauh di sana.

"Anak-anak dengar sebentar bapak bawa murid baru dari Bandung." Pak Asep selaku guru yang sedang mengajar bersuara setelah keluar dari kelas. Melihat seorang siswi yang berdiri di depan pintu dengan bingung.

Awal mula seluruh siswa-siswi yang sedang mencatat materi di papan tulis langsung menatap siswi baru yang sudah berdiri di samping Pak Asep.

"Murid baru!"

"Cecan anjir!"

"Duduk sama gue aja."

"Matanya subhanallah bikin hati berdebar."

Beberapa dari mereka mentertawakan kelakuan siswa abadi yang sedang menggoda murid baru.

Semua mata tertuju ke murid baru yang berpenampilan menarik daripada yang lainnya kecuali Brandon. Dia masih sibuk memikirkan sahabatnya dengan mata menatap jendela luar yang langsung menampilkan pemandangan lapangan basket.

"Ayo perkenalkan nama kamu nak. Biar kamu bisa langsung duduk." Titah Pak Asep yang dihadiahi anggukan kecil.

Siswi baru itu melirik seseorang yang tak berminat menatapnya dengan senyum kecil.

"Perkenalkan nama saya Zalfaa Agatha. Pindahan dari SMA Bandung. Mohon bantuannya teman-teman."

Seketika Brandon memutar kepala ke depan dengan tatapan tak percaya. Sahabat yang sedang ia pikirkan sekarang berada di hadapannya dengan mata hitam menatap dirinya.

Brandon buru-buru membuang wajah ke samping agar tidak kepergok Zalfaa kalau dia sangat senang.

"Kalau gitu kamu bisa duduk sama Wenda." Pak Asep menunjuk bangku kosong di sebelah Wenda dekat jendela.

Zalfaa melirik bangku Brandon yang sudah terisi oleh orang lain membuatnya harus membuang harapan untuk bisa duduk bersama sahabatnya seperti yang sudah ia bayangkan selama perjalanan ke sekolah.

NoahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang