5. Terulang kembali

1K 40 2
                                    

Tak butuh beberapa langkah Salsa sudah di tunggu oleh Papa nya di pintu depan sambil melipat tangannya di depan dada.

Perlahan Salsa masuk kedalam rumah tanpa melirik sedetik pun orang yang ada di depannya. Namun tangan Salsa berhasil dicekal erat oleh papanya

"Kamu tau kan ini udah malam? cewek gak pantas untuk pulang malam! Dari mana saja kamu? kalo mau pulang terlambat bisa hubungi abang atau papa kan?" Ujar Rehan

"Rumah temen" Jawab Salsa singkat sembari melepas cengkraman tangan kekar itu dan berjalan menuju kamarnya.

"Salsaa!!!" Ucap Rehan dengan nada yang agak tinggi namun tetap saja tidak dihiraukan oleh Salsa

Karena merasa bosan sendirian di kamarnya Salsa mengambil hp lalu mengutak atiknya. Ketika ia bosan dengan hpnya ia menatap ruang tamu sambil tiduran yang terdapat papa,mama tiri dan adik tirinya.

Mengapa papa terlihat bahagia dengan mereka? Dan anak itu, dia beruntung mendapatkan kasih sayang papa. Apa mungkin waktu gue kecil papa merlakuin gue juga seperti itu?
Pa, Salsa masih anak papa kan? tapi mengapa Salsa tak sebahagia dia? mengapa seakan dia saja yang mendapat kasih sayang papa?
Ucap Salsa dalam hati.

Meski Salsa terlihat tidak suka pada papanya, namun dia tetap menginginkan kasih sayang papanya. Karna cuma papa dan abangnya lah yang ia punya.

Tak terasa air mata jatuh bergilir dari manik matanya. Air mata yang tak dapat ia bendung lagi. Sakit namun tak berdarah, itu yang ia rasakan setiap harinya. Tiada siapa yang tahu pastinya jika hampir tiap malam ia menangis cuman hanya hal seperti itu.

"Salsa tau,Salsa bukan anak kecil lagi Salsa udah besar yang harusnya bisa mandiri tapi Salsa masih butuh kasih sayang dari papa." Ucapnya lirih sambil mengusap pipinya yang sudah basah akibat air matanya.

"Gue laper" ucap Salsa pada dirinya sendiri sambil memegangi perutnya yang keroncongan akibat sedari siang sampe malam ia belum makan.

"Tapi gue gak akan makan, sehat aja gue nggak diurus apalagi kalo sakit mending gue sakit aja sekalian" Sambungnya.

                                   ***

Sekedar info saja ya lur :v

Disini Sabilly dan Salsabilla bukan tidak mendapatkan kasih sayang orang tuanya. Namun kurang kasih sayang dari orang tuanya. Eh ralat, bukan orang tuanya tapi papanya. Kenapa hanya papanya? karena ia tak butuh wanita itu --mama tirinya--

Sejak kematian mama kandungnya mereka berjanji pada diri mereka masing masing bahwa tidak akan ada yang namanya pengganti  dalam hidupnya. Dan mereka juga punya prinsip yaitu "Jika diawal sudah A seterusnya akan A dan tidak akan ada B,C ataupun,D" dalam artian, Sabilly dan Salsabilla tidak menerima pengganti mamanya. Meskipun Sabilly dan Salsabilla begitu papanya tetap dalam pendiriannya untuk menikah lagi

                                    ***

"Sal bangun nggak sekolah? atau libur?" Ucap Rehan dengan nada seperti biasa namun ditelinga Salsa seperti dengan nada kasar karena ia dalam kondisi nyawa yang belum lengkap

Sontak Salsa terkejut dan membuka matanya "udah tau ini bukan hari minggu dan ini bukan tanggal merah masih aja nanya libur"  Gerutunya dalam hati.

"Iya, sekolah pa" Jawabnya dengan berusaha lembut, karna ia ingat kalo yang sedang berbicara dengannya adalah orang tuanya

"Yaudah tunggu apa lagi cepetan mandi, yang mau mandi bukan hanya kamu"

SalsabillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang