"Kamu telah membuka pintu masalah dengan mereka ketika bibir mu menanyakan segala hal yang bersangkutan dengan ku"
-Arnan Eraslan-
.
.Happy reading!!!
Setelah melakukan perdebatan panjang dengan mas Eyin, juga mama yang ntah kenapa tiba-tiba saja sangat memihak pada mas Eyin, akhirnya kaki ku sampai juga di depan Fakultas Psikologi.
Kemarin, mas Eyin minta tolong, namun lebih layak disebut memaksa agar aku memberikan berkas penting ini untuk Arnan, parah nya mama malah ikut-ikutan memaksa. Padahal aku udah menolak dengan tegas. Namun, lagi-lagi dukungan mama membuat mas Eyin merasa menang dan terus mengganggu ku.
Akhirnya,,, aku menyerah.
Ternyata Arnan Eraslan, dia adalah seorang dosen baru di kampus ku, lebih tepat nya di Fakultas Psikologi. Dia, baru saja dipindah tugas kan dari Jogja.
Jadi, Arnan itu sebenarnya asli orang Jogja, dan selama mas Eyin kuliah di Jojga, dia sangat banyak membantu mas Eyin. Maka nya pada saat keadaan berbalik, sekarang Arnan yang menjadi anak rantau-an di kota tempat tinggal mas Eyin, maka nya mas Eyin keukeuh untuk semaksimal mungkin membantu Arnan. Katanya, ingin balas budi. Sudah pasti mama mendukung, malah menganjurkan mas Eyin untuk mengundang Arnan makan malam di rumah.
Kemudian, mas Eyin malah berulah. Dia, menyuruhku untuk menyampaikan langsung pada Arnan ketika bertemu nanti.
Mas Eyin, sinting triple!
Aku sempat bingung, tidak mengetahui seluk beluk Fakultas Psikologi. Aku memang pernah beberapa kali datang ke Fakultas ini, namun tentunya bukan untuk menjelajahi, jadi wajar saja jika aku masih kebingungan dengan konsep ruangan dalam Fakultas. Jarang berkunjung karna letak nya yang juga cukup jauh dari Fakultas ku, Seni dan Sastra. Jadi, hanya jika ada kepentingan mendadak saja makanya aku bisa menginjakkan kaki disini.
Karena nya, aku berinisiatif untuk bertanya pada mahasiswi psikologi yang sedang mengobrol dikoridor fakultas.
Setelah mendapat informasi, aku melanjutkan untuk menjelajah fakultas ini demi menemukan ruangan Arnan Eraslan yang katanya berada dipojokan sebelah kiri lantai 2.
Cukup lama berkelana untuk menemukan ruangan Arnan, namun aku tak menemukan juga letak ruangan yang dimaksud para mahasiswi yang ku tanyai tadi, seperti nya mereka telah keliru dalam menunjuk arah pada ku. Ini, cukup melelahkan dan menjengkelkan.
Seperti nya tidak salah jika aku bertanya sekali lagi. Ku lihat ada beberapa mahasiswa sedang bercengkrama di pojokan sana. Kemudian ku ayunkan langkah guna menghampiri mereka.
Ternyata tidak semudah itu untuk menerima jawaban dari mereka, karna mereka justru menggoda ku dengan mengulur waktu untuk memberikan jawaban yang benar, sepertinya agar aku lebih lama berada disana. Aku sedikit merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk pergi saja. Masa bodoh dengan berkas ini! Masa bodoh dengan Arnan Eraslan!! Dan masa bodoh dengan mas Eyin!
Tapi, sebelah tangan ku di tahan oleh salah satu dari mereka.
"Bagi nomor hp dong" ujarnya.
Ingin segera ku tolak permintaan nya dan menarik tangan ku kembali. Namun, suara deheman tegas lebih dulu memotong.
"Apa kalian ingin bolos mata kuliah saya? Ingin dapat nilai tidak lulus?" Tanya nya tenang, namun mata tajam itu menghunus kepada ketiga mahasiswa tadi.
Ketiga mahasiswa itu merasa ciut. Segera membungkuk dan pamit untuk masuk kelas.
Hufftt... Mental uwak-uwak makan salak. Sama aja bohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Aroma Kayu Manis
Ficción GeneralMengagumi aroma nya yang lembut, aroma yang memberi kesan nyaman saat menyentuh indra penciuman ku. Cowok itu mempunyai aroma yang khas, aroma yang kusuka. Saat aku, berada didekat nya, tepat nya dihadapan nya, menyimpan kepalaku didada bidang nya...