Part 2

22 1 0
                                    

Hanya ada 2 kenyataan. Kenyataan menyedihkan dan membahagiakan.
----

Hari ini bagi Risa adalah hari yang melelahkan. Sepulang sekolah langsung masuk ke kamar. Merebahkan badannya di atas kasur.

"Huh.. Capek banget. Kenapa aku harus pindah sekolah" Memasang wajah sedih.

Risa melamun memikirkan semua kejadian hari ini. Sampai akhirnya dia ketiduran.

"Kak.... Bangunnn !!" Teriak Wansya membangunkan kakanya

"He'eh gak usah teriak de"

"Abis kaka susah banget si dibangunin. Capek tau dari tadi teriak teriak"

"Aku juga capek. Masih ngantuk"

"Ibu sama ayah udah nunggu tuh diruang makan. Tinggal nungguin kaka doang"

"Bangun bangun !" sambil menggerakan badan Risa

"Iya iya. Bawel nih"

Risa pun beranjak bangun dari tempat tidur. Saat menoleh ke jam dinding Risa kaget. Jam menunjukkan pukul 7 malam berarti ia sudah tidur lebih dari 3 jam. Risa langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badan nya.

Setelah selesai Risa langsung menuju ruang makan. Ayah, Ibu dan Wansya udah siap di meja makan.

"Lelah banget ya ka ? Sampai pulang pulang langsung tidur gitu" tanya Ibu

Risa hanya membalas dengan anggukan. Selama makan mereka tidak membahas apapun. Selesai makan Risa langsung menuju kamar untuk menyiapkan keperluan sekolahnya.

----

Sekolah

"RISAAAA!!!" Rifa berteriak menyapa Risa yang baru saja sampai dalam kelas.

"Iya fa. Gak usah teriak-teriak gitu dong"

"AKU ADA BERITA BARU LOH UNTUK DIRIMU" dengan berteriak.

"Gosip ? Males ah"

"BUKANNNN"

"Terus apa ? Tapi gak usah teriak teriak. Berisik fa"

"JADIIIII...." Belum aja Rifa mulai bicara. Akzan sudah berada di samping Risa dan memotong pembicaraan mereka.

"Risa, jangan dengerin Rifa. Dia tukang gosip. Gak baik gosip gosip" dengan mata melotot ke Rifa.

"Lu ngapain si ikut campur aja. Ini tuh urusan cewe. Husshhh sono pergi!" Rifa memasang wajah nyengir.

"Berisik lu. Sini ikut gua" Akzan menarik tangan Rifa.

"Iiihh... Kdrt lu. Lepasin gak. Risa Risa tolongin"

"Aku gak ngerti"

Risa yang bingung dan gak ngerti hanya bisa melihat tingkah mereka berdua. Sedangkan Rifa dan Akzan sudah berada di luar kelas. Akzan membawa Rifa ke bangku taman.

"Lu pasti mau ngomong ke Risa kan kalau gua suka sama dia ?"

"Gak usah geer deh lu" sambil buang muka.

"Terus apa?"

"Iya. Abis greget gua. Lu kenapa si Zan jadi cowo cemen banget. Setelah berbulan bulan hidup lu datar. Terus sekarang lu masih takut untuk ngedeketin Risa ? Takut sedih lagi ? Takut dikecewain lagi ?"

"Gak usah bahas itu lagi bisa gak!" dengan nada yang agak tinggi

"Iya. Dulu emang gua pernah ngecewain lu. Gue pernah berbuat salah sama lu. Gue pernah ngelakuin kesalahan yang fatal sama lu. Tapi asal lu tau. Gue sekarang juga nyesel. Nyesel banget pernah menyia-nyiakan lu dulu. Lu cowo yang setia yang pernah gue temui. Lu cowo yang paling memiliki rasa cinta paling dalam. Tapi lu harus tau. Gak semua cewe kaya gua. Masih ada beribu ribu cewe yang baik, yang setia, dan yang selalu ada" tak terasa Rifa menitikan air mata.

Arisa Rina SyabillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang