"Aduh, pusing pala cogan."
Luister terkikik geli, Viko yang sedang menggerutu sebal, karena masalah Fanesya dan Regina tadi. Cowok ini paling anti yang namanya terkena masalah dengan cewek, paling bawel ketika di libatkan dengan masalah bersangkutan dengan cewek. Sejak pulang sekolah, Viko selalu uring-uringan, mendadak kesal dengan masalah sepele, tak bisa fokus dengan sesuatu jika sudah terlibat dengan cewek.
"Udahlah, gak usah di pikirin lagi. Palingan, besok Fanesya bakal deketin Regina lagi." ucap Sangap santai.
Viko berdecak, malas membalas ucapan Sangap, berakhir dengan memakan potongan pizza di atas nakas.
Sekarang mereka bertiga sedang ada di basecamp. Tempat dimana mereka sering berkumpul khusus bagi anak cowok. Walau langit sudah menggelap, sedari pulang sekolah mereka tetap betah berada di sana.
Luister melirik jam tangan, di lengan kirinya, jarum panjang yang sudah menunjuk angka Sembilan, dan jarum pendek yang menunjuk angka sepuluh.
"Kita pulang sekarang, atau pergi lagi?" Tanya Luister.
Sangap tersenyum menyeringai, "Bar? "
"Yup,tapi jangan mabuk besok sekolah,"
"Ayo cabut." lanjut Luister.
"Lo ikut?" Tanya Sangap kepada Viko.
Viko mengangguk.
"Oke, gue mau banyar dulu." ucap Sangap sambil berdiri dan berjalan menuju kasir.
"Hari ini ada balapan, gak, ya?" kata Viko, bertanya pada dirinya sendiri.
Luister terkejut dengan perkataan Viko, "Jangan ajak Fanesya kalau lo balapan." ucapnya.
"Kenapa?"
"Dia cewek, gak baik berbuat begituan."
Viko terkekeh, "Dia yang minta, gue mau-mau aja."
"Lagi pula, di mata gue dia gak seperti cewek." Lanjut Viko.
"Ko, jangan pernah ajak dia lagi," Luister memperingati, lagi.
Viko mendengus tak suka.
'Andai lo tahu, sifat aslinya.' Pikir Viko.
Viko memainkan kaleng soda yang ada di tangan kanannya. Menatap ke arah langit melalui jendela kaca besar di samping tempat duduknya, "Tapi gue gak janji."
Dan jawaban Viko berhasil membuat Luister menggertakkan rahangnya
--o0o--
Sementara itu, Fanesya sedang mengendap-ngendap di balik sofa, agar tidak ketahuan oleh Bik Ayu, dia pergi keluar rumah.
Memang dasarnya, Bik ayuk orangnya sangat peka, mau bersembunyi dimanapun, dia akan mengetahui jika Fanesya akam keluar tanpa melirik sekalipun.
"Mau kemana malam-malam, Neng?" Tanya Bik Ayuk dengan nada khas jawanya.
Fanesya sedikit terkejut, dia berbalik dan memberikan tersenyum, "Mau ke rumah temen, bik."
"oh, mau nginap?"
"Iya, Fanesya mau nginap.jadi, jangan tunggu Fanesya pulang, Bik."
"Tapi, baju sekolah sama tas-nya, Neng?"
"Udah, Fanesya letak di tempat Regina, Bik Ayu gak usah khawatir," ucap Fanesya dengan senyum manis, menyakinkan wanita paruh baya di depannya.
"Gak, mau makan dulu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My squad
Teen Fiction"Kelompok gue, yang gue cinta, kembali seperti semula." Ini cerita tentang persahabatan gila, Tentang Fanesya, Haiga, Regina, Luister, Sangap, dan Vicho yang sukanya gosip bareng, ketawa bareng, kena marah bareng. Hobi squad ini masuk BP, selfie, c...