Bab 13

2.1K 166 20
                                    

Zac sengaja menyewa satu studio film untuk kencan mereka yang ketiga. Ia bahkan memilih sebuah film romantis untuk menyenangkan Ran, well mungkin Zac akan tidur selama film itu diputar.

Ran masih terperangah saat ia duduk di dalam sebuah studio yang nyaris kosong. Hanya ada Zac yang duduk di sampingnya, juga seorang pegawai yang sibuk meletakkan cemilan-cemilan di meja tak jauh darinya.

"Apa kau terkesan?"

Menoleh, Ran mengulas senyum cerah. "cukup untuk membuatku terkesan."

Zac menatapnya tidak percaya. "Hanya 'cukup' ? nona kau sangat sulit dibuat terkesan."

Tertawa, Ran mencubit kecil perut Zac sebelum menyandarkan kepalanya di pundak pria itu.

Lampu mulai dimatikan membuat seluruh perhatian Ran tertuju pada layar besar yang ada didepannya.

Film di putar dan Ran mengerutkan kening. Titanic.

"Film ini," ucapnya menggantung.

"Flynn yang merekomendasikannya."

"Kau belum pernah menontonnya?"

Menggeleng, Zac menggenggam tangan Ran. "Aku tidak suka film Romance. Mari kita lihat, apa film ini mampu membuatku tetap terjaga atau tidak."

Kali ini Ran hanya tersenyum kecil.

Sepanjang film diputar Ran tidak bisa memfokuskan pikirannya atau bahkan menikmatinya. Sesekali ia melirik Zac yang diluar dugaan tampak tertarik. Pria itu bahkan tidak berbicara dan hanya fokus menonton.

“Kau menyukainya?”

Zac menoleh dengan seulas senyum. “Lumayan bagus. Aku akan berterimakasih pada Flynn.”

Ran masih menatap Zac, namun kini berubah sendu dengan air mata yang menggenangi pelupuk matanya. Maafkan aku Zac...

Setelah menonton film, Zac mengajak Ran makan malam di restoran yang ada di hotel berbintang tidak jauh dari gedung studio.

Restoran yang berada di lantai tertinggi gedung itu tidak terlalu ramai, hanya ada meja yang diisi beberapa orang yang terlihat seperti pasangan. Seorang pelayan menyambut mereka dan menghela menuju meja yang agak di ujung, persis di atas balkon restoran itu.

Sepasang gelas dan sebotol wine sudah tersedia pun setangkai mawar merah yang kontras dengan interior restoran yang berwarna putih. Dari tempatnya duduk Ran bisa melihat pantai dan deburan ombak di bawah sana.

“Indah,” Gumam Ran tanpa sadar.

“Kau menyukainya?”

“Tentu, ini sangat romantis.”

Zac menyunggingkan senyum lebar. “Apa kita perlu menginap? maksudku mereka tidak akan keberatan menyiapkan kamar terbaiknya untuk kita malam ini.”

Pipi Ran memerah, Zac selalu menggodanya bahkan saat mereka sedang diluar seperti ini. “Kau mulai lagi,” ucap Ran memperingatkan.

Zac tertawa sambil mengedipkan matanya. “Aku suka kalau kau bersikap malu-malu.”

“Aku tidak sedang begitu. Maksudku,” Ran memindahkan tatapannya untuk menghindari tatapan Zac yang selalu membuatnya salah tingkah. “Sebaiknya kita tidak membicarakannya disini.”

Seorang pria yang memakai pakaian lebih formal daripada yang lain menghampiri meja mereka diikuti tiga orang pria dibelakangnya. Ia menunduk sebelum menginterupsi ketiga pria lainnya menata makanan di atas meja.

“Selamat malam Mr. and Mrs. Murray.  Ini menjadi kehormatan untuk kami dapat melayani tuan dan nyonya malam ini.” Sapa pria itu sopan. “kami harap tuan dan nyonya menyukai hidangan yang sudah di masak oleh koki terbaik kami. Selamat malam dan selamat menikmati.”

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang