Bab 19

1.8K 183 6
                                    

Well I try to live without you
The tears fall from my eyes
I'm alone and I feel empty
God I'm torn apart inside

I look up at the stars
Hoping you're doing the same
And somehow I feel closer and I can hear you say

Ooh, I miss you
Ooh, I need you*

Two years later~

"Iya Clary aku pasti akan datang siang nanti," Ran tersenyum saat melihat sepasang sepatu kecil lucu di dalam tas karton yang ia bawa. "Aku tidak sabar ingin bertemu Alec."

Ia memutari pertokoan yang ada di pusat perbelanjaan di kota London sebelum berhenti di depan toko yang menjual kue kering berbagai bentuk.

"hmm sampai bertemu di rumah." Katanya memutus sambungan telepon.

Suara denting bel yang terpasang di pintu membawa Ran masuk ke toko itu. Seluruh ruangan di cat warna plum yang membuatnya terkesan sangat lembut dengan ornamen-ornamen pendukung lainnya.

"Ada yang bisa saya bantu?"

Ran menoleh, mendapati seorang wanita yang sangat cantik menyapanya. Mata wanita itu membulat sempurna menatap Ran, seolah sedang melihat hantu dengan bibir yang masih setengah terbuka.

Sebisa mungkin Ran menahan tawanya melihat ekpresi aneh itu. "Apa kita pernah bertemu?"

Mengerjap, wanita itu tersenyum. "Tidak. Maksudku, aku hanya sering melihat wajah ini."

Ran tertawa kecil. "Wajahku memang sangat pasaran."

Wanita itu tersenyum. "Ada yang bisa saya bantu?" Katanya mengulangi pertanyaan.

"Aku ingin 5 toples kue kering cokelat dan vanila."

Mengangguk, wanita itu berjalan menuju rak tempat bertoples-toples kue kering di pamerkan."Aku menyarankan kue kering ini." Katanya sembari menunjuk kue kering yang di pajang di lemari etalase. "Jujur saja aku juga baru selesai memanggangnya."

"Terimakasih, Kalau begitu aku akan membeli yang itu."

Wanita itu meminta salah satu pegawainya mengemas pesanan Ran.

"Apa kami perlu menuliskan sesuatu?"

Ran tampak berfikir. "Bisakah aku yang menulisnya?"

"Tentu."

Wanita itu meninggalkan Ran dan dua menit kemudian kembali sambil membawa bolpoin dan kertas ucapan yang di berikannya pada Ran.

Ran masih sibuk menulis saat suara seorang anak mengalihkan perhatiannya.

"Swan," Pekik wanita yang berdiri disisinya itu sebelum menunduk dan membiarkan seorang anak perempuan kecil memeluknya.

"Ibu merindukanmu," ucapnya setelah menghujani pipi anaknya dengan ciuman.

"Kau berlebihan, Kami hanya pergi tidak sampai satu jam." Ucap Pria yang berjalan di belakang anak kecil yang di panggil Swan.

"Aku tidak akan mengizinkan putriku pergi sendiri lagi."

"Walaupun bersama ayahnya?" tanya pria itu sambil menunjuk wajahnya sendiri.

Tertawa, si Wanita bangkit dan mencium pipinya. "Suamiku, terimakasih sudah membawa anak kita jalan-jalan selagi aku sibuk membuat cookies."

Si Pria tersenyum dan menghadiahi istrinya dengan ciuman di bibir.

"Hentikan, kita masih berada di toko." wanita itu mengingatkan suaminya dengan menjauhkan wajah.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang