Bab 4

2.7K 198 3
                                    

Ran masih tidak menemukan suaranya saat Charlie mulai menjelaskan panjang lebar mengenai fashion dan apapun yang sama sekali tidak Ran mengerti.

Tepat 2 jam setelah Gaby dan Zac pergi, Charlie datang membawa koper besar dan langsung menggiringnya kembali ke kamar Zac.
Charlie tidak seperti yang Ran bayangkan karena ia berdandan layaknya pria jantan dengan jas dan rambut yang di sisir rapi. Ran baru mengerti dengan julukan 'Pria Gemulai' yang Zac katakan tadi saat Charlie mulai berbicara.

"Oh lass apa kau bercanda? Cream apa yang kau gunakan ini?" katanya sambil membuang cream wajah Ran ke dalam tempat sampah kecil disudut kamar.

Charlie membuka lemari pakaian tanpa sempat Ran cegah. "Sebenarnya apa yang Zac pikirkan sampai menikahi perempuan tidak memiliki gairah fashion sepertimu."

"Zac tidak pernah mengomentari pakaianku."

"Yah aku menyesal karena anak itu sangat bodoh."

Charlie duduk di sofa, agak menyamping menghadap Ran. "Bersyukurlah Tuhan memberimu wajah yang cantik dan aku tinggal memolesnya sedikit sebelum menjadikanmu sempurna," mengeluarkan kotak agak besar di dalam kopernya dan memberikannya pada Ran. "Mulai sekarang pakai ini."

Ran membuka kotak yang berisi make up dan peralatannya itu dan agak terkejut karena isinya lebih lengkap dari perkiraannya.

"Gaby sudah menduga kau tidak memilikinya dan memintaku membeli semua peralatan dan make up ini." Charlie sekali lagi melirik ke lemari. "Sebaiknya kita pergi berbelanja sekarang."

***

"Zacharry Murray! Sebenarnya apa yang kau pikirkan!"

Zac menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar bentakkan Clary di ujung sana. "Berhentilah menyakiti tenggorokanmu juga telingaku."

"Oho aku sama sekali tidak memperdulikan itu sekarang. Maksudku apa yang sebenarnya terjadi sampai pagi-pagi sekali Gab menelponku dan menanyakan tentang pernikahanmu."

"Aku akan menjelaskannya nanti, kau hanya perlu berbicara seolah pernikahan itu benar-benar terjadi."

Clary mendesah. "Aku akan membantumu, itu pasti. Tapi aku juga butuh sedikit saja penjelasan. Kau tau bukan, aku sangat benci dengan kebohongan."

Zac mengangguk walaupun Clary tidak akan melihatnya. "Akan kujelaskan nanti saat mengunjungimu di London."

"Berjanjilah..."

"Tentu saja."

"Baiklah, aku mengerti. Sebaiknya aku tutup telponnya sekarang karena aku harus kembali masuk ke ruang sidang. Jaga dirimu Zac. Aku menyayangimu..."

Zac tersenyum sebelum meletakkan ponselnya di meja kerja.

Menyelipkan kedua tangannya di kantong celana kain sambil menyandarkan tubuh di sebuah pilar dekat jendela kaca. Zac Menatap jauh ke hamparan laut yang terbentang luas tanpa batas di hadapannya. Ini salah satu alasannya memilih Boston, menatap lautan membuat perasaannya yang sempat kacau sedikit membaik.

***

"apapun yang terjadi kumohon bawa anakku pulang."

Gaby memijit pelipisnya mengingat ucapan Naomi sebelum ia terbang ke Boston.

Tekad bulatnya untuk menyeret Zac pulang dan memenuhi janjinya pada Naomi seakan menghimpit dadanya. Sungguh kehadiran Ran sama sekali tidak di perhitungkan Gaby karena keponakannya itu tidak pernah terlihat serius pada wanita manapun. Dan sekarang, saat ia mengaku sudah menikah dengan perempuan yang tidak jelas asal-usulnya malah semakin membuat semuanya sulit.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang