Bab 17

1.8K 185 9
                                    

Zac Menghilang.

Ran memutari lorong rumah sakit, entah untuk yang keberapa kali. Kakinya sakit, begitu juga kepalanya namun tidak menghentikan langkahnya untuk terus mencari.

Zac menghilang. Kata-kata dr. Erward yang selalu tergiang-giang di kepalanya, entah sudah berapa kali Ran mencoba mengenyahkannya walaupun usahanya itu tidak hasil.

Ran tidak pernah seantusias pagi ini. Ia berangkat dari apartemen Zoe sambil membawa sekeranjang pie buah dengan harapan Zac akan bangun saat mencium aroma pie nya.

Ran tiba di rumah sakit dengan pemandangan yang tidak biasa. Mr. dan Mrs. Murray berpelukan, Clary dan dr. Erward yang berdiri kaku, juga Gaby dan Pat yang menunduk dalam di kursinya masing-masing.

Dr. Edward yang pertama menyadari kehadiran Ran. Ia memaksakan senyum yang tidak sampai di matanya sambil bergumam. "Zac menghilang."

Hanya satu kata yang membuat pagi Ran menggelap.

hanya butuh dua langkah lagi, maka genaplah kaki-kaki Ran menyusuri lorong itu untuk ke 9 kalinya pagi ini. Entah ia akan melakukannya berapa kali lagi, Kakinya sudah berteriak nyeri namun Hatinya masih enggan berhenti.

"Ran."

Menoleh, Ran mendapati Mrs. Murray yang berdiri tidak jauh darinya.

Parasnya yang cantik sama sekali tidak bisa menutupi kesedihan yang tertancap di sana. Ia memaksakan senyum. Senyum pertamanya untuk Ran sejak mereka bertemu.

"Ada yang ingin ku ceritakan."

Mengangguk, Ran memilih mengikutinya duduk di kursi yang menempel di dinding lorong itu.

"Dia akan baik-baik saja."

Ran mengangguk, menguatkan hatinya sendiri.

"Aku ingat musim panas itu. Saat aku dan suamiku mengajak Zac dan Seth berlibur di hutan dekat sungai Bow di Alberta." Naomi membasahi bibirnya yang kering sebelum melanjutkan. "Waktu itu Zac berumur 8 tahun sedangkan Seth masih berumur 4 tahun. Dan kau tau, mereka sangat tampan. Bahkan tetangga kami di Queen memajang foto anak-anakku di ruang tamu rumah mereka."

Ran tersenyum, ikut larut dalam kebanggaan seorang ibu.

"Seth," Naomi menarik napas. "Terlalu mengidolakan kakaknya. Dia selalu mengikuti Zac kemanapun dan menyukai apapun yang kakaknya lakukan. Ia bahkan mencuri baju baseball kesayangan Zac dan memakainya sampai tertidur."

"Di musim panas itu aku dan Sean sibuk memanggang daging di halaman villa kami. Zac yang mulai kesal selalu di ikuti Seth ingin mengerjai adiknya. Ia masuk ke dalam hutan tanpa sepengetahuan kami dan Seth mengikutinya."

Ran menyadari perubahan tubuh Naomi yang menegang. Ia menggenggam tangan Naomi yang terkepal dan satu senyuman kecil di berikan Naomi sebagai balasan.

"Zac kembali tanpa Seth. Dia berfikir adiknya itu mungkin sudah pulang karena kehilangan jejaknya di hutan, tapi Seth tidak kembali."

Setetes air mata membasahi pipi putih Naomi. Tanpa terisak. Hanya membiarkan air matanya terus menerus mengalir.

"Kami menemukan Seth di dalam hutan, berlumuran darah karena terjatuh dari daratan yang agak tinggi. Dan senja itu kami kehilangan Seth untuk selama-lamanya." Memejamkan matanya, Naomi menjaga suaranya yang bergetar. "Sejak saat itu pula aku tidak bisa melihat Zac dengan cara yang sama lagi."

Mata Ran terasa panas, mulai memahami masalah yang di hadapi ibu dan anak itu. Ya Tuhan, apa rasa sakit ini yang selalu Zac rasakan selama ini.

"Aku mulai mengabaikannya, selalu menangisi putraku yang meninggal dan membiarkan putra yang masih ada disisiku merasakan hukuman yang tidak seharusnya ditanggung. Dan tanpa kusadari, Senja itu, aku tidak hanya kehilangan Seth, tapi juga kehilangan putraku Zac."

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang