Naruto mempersiapkan diri untuk acara nanti malam, dia membuka sapu tangan milik Sasuke yang dililitkan pada lengannya saat pria itu mengobatinya.
"Tak berubah. Tetap seperti dulu, teme." bisik Naruto,
Bohong jika dia melupakan pria itu. Asal kalian tahu, jika Itachi menyewanya hal yang paling ingin dia dengar adalah cerita tentang Uchiha Sasuke.
Teman singkatnya saat di ibukota, saat itu dia bertemu Sasuke karena dia tersesat dan pria itu tengah bermain di pemukiman kumuh,
Benar. Pangeran kecil itu dia temui di pemukiman kumuh tengah bermain dengan anak kasta rendah.
Tapi itu masa lalu yang tak boleh dia ingat, atau dia akan lemah jika mengingat hal indah lainnya.
"Tapi Uzumaki Naruto sudah mati teme. Yang ada hanyalah Naruto dan dendamnya, aku harus melupakanmu." ujar Naruto menyimpan sapu tangan itu dan menyelesaikan riasannya.
•
•
•
Rumah bordil Higanbana milik Mei malam ini begitu sibuk,
Semua karena ada perjamuan para pejabat kerajaan.
Shikamaru, Sasuke dan Kiba duduk dikursi dekat panggung.
Mereka juga di undang sebagai salah satu orang penting, terlebih Sasuke yang merupakan calon pemimpin kerajaan Api.
Kiba begitu antusias melihat iring-iringan para wanita penghibur,
"Ingat Kiba. Kau mau menikah sebentar lagi," peringat Shikamaru yang membuat Kiba langsung pundung.
Suara petikan kecapi indah terdengar,
Seorang gadis cantik berambut merah dengan begitu anggun membuka acara.
"Sebagai info saja, dia salah satu wanita penghibur yang dicari karena tariannya yang indah, tapi entah kenapa dia sekarang tak menari." jelas Shikamaru,
Sasuke hanya menatap tak tertarik, sedangkan Kiba menatapnya dengan pandangan kagum.
Seorang penari memasuki panggung, Sasuke langsung fokus.
Naruto tengah menari dengan anggun dan gemulai, senyum menggodanya begitu menarik perhatian para penonton termasuk dirinya.
Mata biru tajamnya sekilas menatap dirinya,
Jantungnya langsung berdegup.
"Shika. Malam ini aku ingin bersamanya bisa?" tanya Sasuke,
"Sulit. Tapi aku akan bertanya pada Nyonya Mei nanti."
Sasuke kembali fokus, setiap gerakan, senyuman dan lirikan wanita itu begitu penuh aura seksi.
Dia menginginkannya sebagai miliknya tanpa dibagi pada pria-pria itu yang menatap Naruto lapar.
Naruto harus berada dalam dekapannya, menangis untuknya, berteriak nikmat untuknya, dan tersenyum hanya untuknya.
Egois? Uchiha memang egois? Ada masalah?
•
•
•
Hidan langsung menarik Naruto kedalam ruangan yang sudah dia pesan.
"Sa-sakit." cicit Naruto saat tangan yang masih terlukanya ditarik pria kasar itu,
"Naru... Jadilah istri simpananku. Aku akan memberikan semua yang kau inginkan,"
"Tuan, ada tamu yang sudah memesanku." bisik Naruto.
"Jadilah milikku." Hidan menarik wajah Naruto dan mencium bibirnya rakus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jewel In The Darkness (18+)
FanfictionDia mungkin tak ingin membalaskan dendam keluarganya. Tidak, karena dia tahu akan batasnya, yang dia inginkan hanya membersihkan nama keluarganya dari tuduhan pemberontakan. Meski harus menempuh jalan penuh api hingga dia terbakar, menyelami lautan...