Chapter 6

1.1K 152 15
                                    

"Chengxin kemana sih?!"

Sudah hampir 2 jam Jiaqi menunggu Chengxin kembali, namun tidak ada tanda-tanda akan hal itu.

"JIAQI!"

Jiaqi menolehkan kepalanya kearah suara itu berasal, dan ia melihat Chengxin yang sedikit basah terkena rintikan hujan tengah berlari kecil kearahnya.

"Kau darimana saja, sih? Aku sudah lama menunggumu."

"Maaf, aku tadi harus mengambil ini."

"Kantong apa itu?"

"Tentu saja ini barang-barangku. Untung saja aku cepat, jadi kedua orang itu belum sempat membuangnya." ujar Chengxin sambil tersenyum pahit mengingat perdebatan yang sempat terjadi tadi.

"Oh,, hm jadi ayo masuk!"

"Jiaqi..."

"Ada apa?"

"Aku boleh kan menumpang ditempatmu beberapa hari?" tanya Chengxin.

"Tentu saja, Chengxin! Jangankan beberapa hari, bertahun tahun pun tak masalah."

"Aku hanya tak ingin merepotkan kalian, apalagi kau Jiaqi."

"Kalian hanya tinggal berdua dan kau harus mengurus adikmu, aku tau itu berat. Aku takut aku akan menjadi bebanmu yang baru." Lanjutnya.

Jiaqi tersenyum tipis..

"Jangan khawatir, Chengxin. Aku yakin, kau tidak akan merepotkanku. Yasudah, masuklah."

...

"Bajumu basah,, gantilah. Nanti kau akan terkena flu."

Chengxin menuruti perkataan Jiaqi, namun ia tetap diam.

"Kenapa masih diam?" Tanya Jiaqi kebingungan.

"Ehm, dimana toilet dan kamar gantimu, Jiaqi??"

Jiaqi tertawa keras bahkan melewati batas XD.
Ia menertawai tingkah polos kelewat bodoh Chengxin.

"Disana, Chengxin." ujarnya sambil terkekeh.

.
.
.

"Tuan Ding yang terhormat itu akan pergi ke Singapura lusa.. Kau tau kan apa yang harus kau lakukan saat ia berada disana?"

"Membunuh nya dengan sepenuh hati"

"Kurasa aku telah merubah pikiranku, Jingyuan."

"hmm? Apa itu?"

"Menculik penerus perusahaan Tuan Ding."

"Ding Chengxin?"

"Tidak, tapi si bungsu, Ding Tianze."

"Baiklah."

Sambungan telepon dimatikan, senyuman licik terlukis diwajahnya.

"Tamat riwayatmu, keluarga Ding."

.
.
.

Chengxin sudah selesai berberes, ia melihat-lihat rumah Jiaqi..
Sangat menenangkan, walau terasa sedikit sepi.

"Kau suka?" tanya Jiaqi.

"Suka apa?"

"Rumahku lah!"

"Oh. Suka."

"Sudah kuduga. Aneh.."

"Kenapa?" tanya Chengxin bingung.

"Semua orang memuji rumahku yang nyaman, tetapi kenapa orang tuaku pergi dari rumah?"

Jiaqi tersenyum pahit, mengingat kedua orang tuanya yang pergi tanpa kabar meninggalkannya dengan Junlin berdua.

Beruntung, Jiaqi adalah anak yang mandiri.
Ia harus berusaha dua kali lipat untuk merawat dirinya dan adiknya.

Ia bekerja paruh waktu disebuah restoran makanan cepat saji, gaji yang didapat juga pas-pasan namun masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

"Karena kau terlalu baik untuk kedua orang tuamu."

"Kau bisa saja."

"Aku lapar, masakkan sesuatu untukku!" Rengek Chengxin.

"Katanya kau tidak mau merepotkanku?"

"Memangnya ini merepotkanmu?"

"Sangat."

"Kalau begitu tidak jadi! Aku masak sendiri saja."

"Hahaha.. Aku hanya bercanda, lagian kan kau juga tak pandai memasak."

”Siapa bilang! Masakanku adalah yang terenak." bantah Chengxin.

"Benarkah? Kalau begitu kenapa tidak kau yang memasak untukku?"

"Baiklah sini!"

"Eh jangan-jangan! Biarkan aku yang memasak." Cegah Jiaqi.

Jiaqi hanya tidak ingin dapurnya hancur karena tangan Chengxin.

Chengxin pun duduk di sofa yang terletak diruang tamu.
Ia mengambil remote dan menyalakan TV sambil menunggu Jiaqi.

"Ini."

Jiaqi datang dengan sepiring nasi goreng dan segelas air putih ditangannya.

Chengxin dengan sigap mengambil makanan itu, dan langsung memakannya.

"Kau lapar sekali,ya?"

"Tentu saja! Aku belum makan dari kemarin."

"Pantas saja gayamu seperti zombie kelaparan."

.
.
.

Tuan Ding sudah bersiap-siap untuk berangkat ke bandara.

"Sampai ketemu 2 minggu lagi, sayang." ujarnya sembari mencium kening istrinya.

"Sampai jumpa, ayah! Jangan lupa bawa oleh oleh ya."

"Tentu Tianze. Ayah akan membawakan hadiah terbaik yang pernah ada nanti."

"Wah terima kasih, ayah!!"

Mobil yang ditumpangi Tuan Ding melaju dengan cepat hingga ke bandara.
Ini adalah saatnya tuan Ding terbang ke Singapura untuk rapat.

Dan saat itu pula, kediaman keluarga Ding selalu diawasi oleh orang misterius.

Tbc~

B L I N D •Ding Cheng Xin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang