03. Meet The Emperor

440 77 6
                                    

Lima belas menit berlalu setelah waktu menunjukkan pukul tujuh malam.

Yunho dengan sabar mengamati jarum jam tangannya yang bergerak pelan menelan detik demi detik yang bergulir.

60 menit bukanlah waktu yang sedikit, apalagi jika digunakan untuk duduk diam menunggu seseorang.

Setelah menyelesaikan kelas terakhir hari ini tepat pukul enam sore, Yunho langsung mengendarai mobil kesayangannya untuk diparkirkan di pelataran parkir Fakultas Teknik. Ia kira jam enam sore adalah batas waktu kegiatan SOTUS, namun ternyata ia salah. Jadi menyesal kenapa tidak menanyakan tepat pukul berapa kegiatan itu selesai kepada dua sepupu kembarnya itu. Tahu begini ia akan pulang ke asrama terlebih dahulu walau hanya untuk sekedar mencuci muka dan berganti baju.

Mau ditinggal sekarang pun sayang, sudah terlanjur menunggu.

Minho juga tidak bisa ikut menemaninya kali ini. Sudah ada janji, katanya. Padahal Yunho tahu kalau Minho tidak mau ikut karena masih kesal dengan Yonghwa.

Yunho segera mengalihkan atensi saat terdengar suara ramai orang-orang mengobrol di koridor. Tak lama kemudian, ratusan mahasiswa baru teknik muncul dari ujung koridor samping aula pertemuan Fakultas Teknik, masih dengan mengenakan kaus yang sama. Mereka mengobrol akrab sembari mengumbar senyum seperti tanpa beban.

Padahal sebelumnya Yunho yakin seratus persen kalau mereka mengalami kelelahan luar biasa saat mengikuti kegiatan SOTUS seharian ini.

Apa yang mereka lakukan setelah ia pergi? Yunho menghela napas pelan.

Tak berselang lama, Jessica muncul dari ujung koridor tepat di belakang mahasiswa baru yang berjalan paling terakhir. Gadis itu mengedarkan pandangan, lalu melambaikan tangan ke arahnya. "Yunho, di sini!"

Yunho menganggukkan kepala singkat, bangkit, dan berlari kecil menuju Jessica.

"Kau sudah menunggu lama?"

"Lebih dari yang kaubayangkan."

Kekehan pelan meluncur dari bibir Jessica. "Ayo, Kaisar sudah menunggumu di ruang pertemuan."

Helaan napas kembali dikeluarkan Yunho. Ini sudah seperti ingin bertemu dengan seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan ternama. Bahkan untuk dirinya yang seorang Presiden Mahasiswa saja tidak begini!

Kaisar memang luar biasa.

.

Suasana di ruang pertemuan tiba-tiba hening setelah Yunho menapakkan kakinya di ruang yang dipenuhi oleh mahasiswa teknik berseragam merah. Ada juga yang mengenakan kemeja putih dengan sepotong kain merah di lengan, dan ada yang mengenakan kemeja putih dengan rompi medis berwarna biru gelap.

Ada sekitar delapan puluh orang, tidak begitu pasti berapa jumlah keseluruhannya, tapi semua mata tertuju padanya.

Yunho merasa ditelanjangi dengan tatapan seperti itu.

Ini bahkan lebih menegangkan ketimbang pidato pertamanya saat menjadi Presiden!

Langkah riang Jessica seolah memberitahukan padanya kalau hal ini adalah hal yang biasa. Tapi tidak bagi Yunho, tentu saja. Diam-diam ia merinding sampai ke tulang.

Rasanya lebih seperti memasuki sarang serigala daripada sekedar berkunjung ke Fakultas Teknik.

"Selamat datang, Tuan Presiden!" siapa lagi kalau bukan sepupunya tersayang yang menyapa.

Yonghwa melebarkan kedua tangannya dengan bibir menyeringai. "Kaisar sudah menunggu kedatangan Anda."

"Berhenti menggodanya, Yongi," Jessica menghampiri saudara kembarnya lalu menurunkan tangan Yonghwa yang menggantung di udara dengan tepukan yang mendarat di sana, "jangan menyulut pertengkaran lagi," lanjutnya. Yonghwa tertawa puas tanpa membalas ucapan Jessica.

The Emperor and The PresidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang