Organisasi merupakan sarana di mana orang-orang berkumpul untuk mengekspresikan diri. Organisasi adalah wahana di mana orang-orang menjalin kerjasama demi mencapai satu tujuan yang sama. Organisasi itu visioner. Organisasi itu, seperti namanya, terorganisir dan terstruktur. Tertata apik dari kepala hingga kaki.
Yunho selalu membayangkan bagaimana jadinya jika organisasi tanpa kepala. Ya, tanpa ketua, tanpa pucuk pimpinan tertinggi. Apa yang akan terjadi?
Yunho selalu berasumsi kalau baik tidaknya organisasi dapat dilihat dari karakter pimpinannya, terutama ketua organisasi. Beberapa orang mungkin punya jiwa kepemimpinan, tapi jarang ada yang bisa menjadi pemimpin yang baik.
Sekarang, Yunho mulai berpikir tentang bagaimana jadinya jika organisasi berdiri tanpa kaki. Karena untuk bisa berlari dengan kencang, dibutuhkan kaki yang kokoh dan bisa menopang kuat. Tapi apakah kepala bisa memengaruhi kekuatan kaki? Begitu pula sebaliknya, apakah kaki bisa menguatkan kepala?
Yunho selalu berpikir.
.
Seumur hidup ia mengenal seorang Choi Minho, tidak pernah Yunho melihat laki-laki itu tertawa keras saat makan. Memang tidak segila itu terbahak-bahak sambil mengunyah makanan, tapi cukup mengherankan ketika Minho mengabaikan makanan hanya untuk mengobrol santai dengan Lee Taemin. Demi apapun, Yunho mengenal Minho sebagai laki-laki yang sangat ‘rapi’ saat makan. Wajar, ibunya selalu mengajarkan table manner padanya sedari kecil. Tapi ini…
Suara tawa Minho kembali menggelegar, sementara Taemin—yang posisinya di depan Minho, tersenyum lebar diselingi tawa menggemaskan.
Lee Taemin, ya… Mungkin dengan adanya bocah rambut lucu itu, Minho bisa sepenuhnya move on dari Kim Taehyung, si primadona Fakultas Seni.
“Yunho!”
Im Yoona berjalan cepat dari gedung barat. Raut mukanya tidak dapat ditebak hingga Yunho tidak bisa mengira-ngira hal apa yang ingin diberitahukan oleh perempuan cantik tersebut.
Menggeser posisi duduk semula untuk memberikan ruang kepada perempuan yang baru datang itu, Yunho menaikkan kedua alisnya bingung saat Yoona menyambar botol minuman yang masih tersegel rapat di atas meja. “Ada apa?”
Air diteguk sampai tandas setengah botol.
Brak. Yoona menghentak botol-entah-milik-siapa itu dengan ekspresi wajah campuran kesal dan tidak senang.
“Sulli-”
“Stafmu? Ada apa dengan dia?”
Helaan napas dihembuskan Yoona, mencoba untuk menahan rasa kesal di ujung lidah. Ia kembali melanjutkan, “dia mengundurkan diri.”
“Kenapa tiba-tiba?” Terkejut? Sudah pasti.
“Dia sudah tidak bisa bekerja secara tim lagi. Aku—… aku tidak terlalu paham apa yang ia maksud, tapi intinya dia sudah tidak ingin ada di kabinet.” Helaan frustasi kini terdengar dari perempuan itu.
Punggung Yunho sontak menegak. Pikiran-pikiran aneh berseliweran dalam benaknya. Apakah anggota—yang sekarang menjadi mantan anggota, sudah tidak betah bekerja bersama di dalam kabinet? Apa alasannya? Apakah ada masalah dengan sesama anggota? Atau mungkin kinerja Yunho sebagai Presiden kurang baik?
“—Sulli bilang dia akan menemuimu besok siang dengan surat pengunduran dirinya.”
.
.Perfeksionis bukanlah sifat yang langka dari diri seorang Jung Yunho. Rencana, eksekusi, lalu evaluasi. Semua sudah tergariskan di dalam otak dan tersistematis. Tapi bagaimana jika semua tidak berjalan sesuai dengan rencana?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Emperor and The President
FanficYunho tidak pernah habis pikir dengan sistem yang dianut oleh fakultas satu ini. Menurut Yunho, ini adalah anomali dari sebuah sistem yang ia pelajari selama di Universitas Cassiopeia. Satu-satunya anomali. Ia tahu semua fakultas memiliki otonominya...