07. Brotherhood

544 92 16
                                    

Sial. Pertandingan final memang bukan pertandingan yang main-main.

Kedua tim sama-sama mengeluarkan performa terbaiknya.

Bahkan sebagai penonton, Yunho dapat merasakan tensi dan hawa panas yang menguar di udara.

Tim futsal ekonomi memang kuat, tapi tim futsal teknik juga tak kalah kuatnya. Yunho mengenali beberapa pemain di sana. Ada laki-laki jangkung yang bernama Changmin, Yoochun (si pacar Junsu), dan Jaejoong. Sisanya Yunho belum tahu. Tapi, permainan mereka bagus-bagus.

Lawan yang sangat kuat.

Babak pertama pun berakhir dengan skor yang masih imbang, 0-0.

Dari kejauhan, Yunho dapat melihat kedua tim sedang berkumpul dalam posisi yang berbeda membentuk lingkaran. Tim ekonomi melingkar dengan sebagian anggotanya berada dalam posisi duduk, nampak kelelahan dengan keringat membanjiri. Sementara tim teknik berdiri melingkar, terlihat keseriusan yang terpancar dari setiap anggota saat membicarakan taktik untuk babak kedua meskipun keringat sudah membasahi sekujur tubuh.

Yunho memperhatikan ekspresi serius Jaejoong yang sepertinya sedang mendengarkan yang lain berbicara.

Wow. Ia kira dalam kondisi seperti ini, Jaejoong sebagai Kaisar akan selalu mendominasi dan enggan untuk mendengarkan orang lain.

Yunho belum mengenal Jaejoong dengan baik rupanya.

Wasit memberikan tanda bahwa babak kedua akan segera dimulai. Tiap pemain dari masing-masing tim mulai menempati posisinya masing-masing. Gemuruh suara penonton menggetarkan permukaan dinding gelanggang olahraga kampus.

Babak kedua pun dimulai.

Kick-off untuk tim teknik.

Operan-operan akurat dilakukan. Yoochun mendribel bola mendekati gawang. Para pemain ekonomi berusaha menghadang pergerakan lincah Yoochun. Namun sayangnya, mereka lengah dan harus terkecoh dengan tipuan Yoochun yang mengoper bola ke belakang.

Changmin menerima operan itu lalu melakukan dribel melewati beberapa pemain ekonomi.

Pertandingan semakin seru dengan semangat yang dibangun oleh tim teknik.

Benar-benar seperti atmosfir babak pertama!

Dan tanpa ragu, Changmin mengumpankan bola pada titik di mana pemain lawan tidak bisa menjangkau bola tersebut. Pemain lain—bahkan penonton, mengira kalau bola akan keluar. Tetapi pada nyatanya, bola yang melesat itu disambar oleh tungkai kaki seorang pemain yang mengarahkan tendangan tepat ke arah gawang tim ekonomi.

"GOOOOOOOOL!!!"

Sorak kemenangan penonton, terutama mahasiswa teknik, membelah udara siang itu.

Jaejoong melakukan selebrasi singkat setelah ia berhasil mencetak gol ke gawang lawan. Anggota timnya yang lain segera menghampiri lalu memberinya pelukan singkat dan tepukan pelan di kepala.

Yunho tercengang.

"Mantap, Kaisar!"

Itu bukan Yunho yang berseru. Itu Minho.

"Aku padamu, Kak Jae!"

Dan, itu Taemin.

Seolah ingin membalas satu kebobolan, tim ekonomi dengan agresif merangsek pertahanan tim teknik. Namun sayang, pemain belakang tim teknik tidak kalah bagusnya dengan pemain depan.

Bola terus bergulir di lapangan, berpindah dengan cepat dari satu kaki ke kaki yang lain. Hingga pada akhirnya bola kembali dikuasai oleh Yoochun.

Para pemain tim ekonomi segera bersikap waspada. Menjaga lini depan dan belakang. Berjaga-jaga kalau Yoochun hendak mengoperkan bolanya lagi ke arah belakang. Dengan penjagaan ketat seperti itu, pergerakan Yoochun menjadi semakin terbatas.

The Emperor and The PresidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang