04. Element of Surprise

396 70 8
                                    

Satu bulan berlalu setelah pertemuan pertama Sang Presiden dengan Sang Kaisar.

Satu minggu telah berlalu pula setelah kegiatan SOTUS berakhir.

Siwon dan Boa saat ini disibukkan dengan keperluan administrasi yang harus dipersiapkan menjelang kegiatan olahraga kampus yang diadakan oleh Presiden dan kabinetnya.

Amber, Kyuhyun, dan Jessica juga sibuk membantu mahasiswa lain untuk mempersiapkan segala keperluan tim yang akan dikirimkan dalam kegiatan nanti.

Sementara Changmin dan Yonghwa dengan setia menemai Sang Kaisar menjalani rapat-rapat yang diadakan guna mengatur strategi untuk kegiatan kampus yang akan datang.

Teknik membuat keadaan seperti benar-benar akan menghadapi sebuah perang.

"Ini acara yang bisa dibilang besar karena melibatkan banyak mahasiswa dari semua fakultas, aku pikir Kabinet juga akan mengadakan semacam bazar di sana," Ok Taecyeon mengutarakan pendapatnya dalam suatu rapat siang itu di ruang bawah tanah teknik elektro, yang dihadiri sekitar dua puluh orang laki-laki.

"Untuk meramaikan kegiatan dan menarik minat dari luar, maksudmu?"

"Ya, tepat sekali."

Changmin mengangguk singkat. "Kalau begitu akan ada banyak sekali orang, tidak hanya mahasiswa Cassiopeia saja nanti."

Yonghwa tersentak dalam pikirannya, kemudian menepuk tangannya dua kali lalu tersenyum cerah. "Kalau begitu, mari kita 'ramaikan'!"

Dia menoleh kepada Taecyeon yang sedang duduk santai sambil menghisap sebatang rokok yang sudah terbakar setengahnya. "Menurutmu kapan waktu yang tepat untuk muncul dan mempecundangi Presiden?" tanyanya antusias.

Jaejoong dan Changmin mendengus geli mendengar pertanyaan yang dilontarkan Yonghwa dengan penuh semangat. Anak satu itu memang gemar mengerjai orang lain, bahkan kepada Presiden Mahasiswa yang adalah sepupunya sendiri. Yang tidak bisa Yonghwa lawan hanya ibu dan saudari kembarnya saja. Bahkan ayahnya pun kerap menjadi korban kenakalan Yonghwa.

Kepulan asap berbau nikotin dihembuskan Taecyeon melalui mulut dan lubang hidungnya secara bersamaan. "Kurasa upacara pembukaan adalah momen yang bagus," jawabnya.

Jaejoong mengambil gigitan besar pada sepotong kue coklat di tangannya.

"Hei," Jaejoong mengemut kecil ibujarinya, kemudian mengambil sebotol air mineral dan menenguk isinya dengan elegan, "kalian masih ingat 'kan tentang tema besar kita kali ini?"

Seringai dan cengiran terpatri di setiap wajah mahasiswa teknik yang ada di sana.

"Tentu saja, Yang Mulia Kaisar. Ikut serta, ramaikan, dan dominasi! Yeay!" Yonghwa mengangkat kedua tangannya ke udara dengan antusias.

.

.

.

Dua bulan berlalu setelah pertemuan menegangkan dengan Kaisar Teknik. Hari ini adalah hari di mana kegiatan olahraga kampus dimulai. Upacara pembukaan merupakan bagian terpenting yang perlu diperhatikan setiap detailnya. Karena melalui upacara pembukaan inilah, kesan pertama akan diperoleh, baik atau buruk. Dan, kesan itu tentunya akan terus menempel bahkan hingga kegiatan selesai dilaksanakan.

Tidak hanya pihak pengurus Kabinet saja yang terlibat dalam persiapan kegiatan besar ini, tapi juga dari banyak mahasiswa Cassiopeia lintas fakultas yang turut membantu persiapan dan pelaksanaan teknis acara.

Yunho berdoa dalam hati agar kegiatannya kali ini berjalan dengan lancar dan dapat mencapai atau bahkan melampaui tujuan diadakannya kegiatan tersebut: semangat persatuan.

Yunho tersenyum memikirkan hal itu.

Semua teman-temannya yang tergabung ke dalam panitia penyelenggara acara hari ini dibuat sibuk. Jelas, upacara pembukaan adalah hal yang amat penting, bukan?

Bahkan Heechul yang biasanya cerewet, lebih cerewet lagi karena sibuk menyiapkan ini-itu.

Junsu bahkan punya hobi baru: menggerutu. Ya, karena persiapan kegiatan ini benar-benar menyita waktu berpacarannya dengan Park Yoochun, anggota Dewan dari teknik yang tempo hari Kaisar minta jadi Ketua Dewan.

Lain lagi dengan Yoona dan Sunny yang dipusingkan dengan penataan pos-pos keuangan, serta urusan keuangan lainnya agar kegiatan ini dapat terlaksana hingga akhir pekan nanti.

Keberadaan Minho dari antah berantah mengagetkan Yunho. "Apa yang sedang kaulakukan?!" tanya Yunho dengan nada nyaris membentak karena kaget.

Minho memutar matanya malas. "Mencari ikan cupang yang sedang terbang." Kemudian menepuk kepala belakang Yunho lumayan keras, cukup untuk membuat Yunho meringis dibuatnya.

"Cepat bersiap-siap! Sebentar lagi upacara pembukaan akan dimulai. Aku tunggu di samping kanan panggung," ucap Minho sambil berlalu meninggalkan sahabat sejak sekolah dasarnya di belakang panggung.

Yunho berdecak kesal, namun segera melangkahkan kaki ke tempat yang disebutkan Minho tadi setelah memastikan kalau kemeja yang dikenakannya masih rapi dan bersih tanpa noda mengganggu.

.

Andaikan bisa, Yunho ingin memiliki kemampuan untuk mengubah benda, sekarang juga.

Yunho benar-benar ingin mengubah mikrofon yang ada di tangan kirinya menjadi sniper, lalu menembaki satu per satu serangga di depannya tanpa perlu banyak membuang peluru. Cukup sekali tembak, mati.

Tapi, ini bukan dunia sihir. Bahkan sekaliber Harry Potter saja sepertinya sulit untuk mentransfigurasikan pengeras suara menjadi senjata pembunuh menggunakan sihir.

Tapi, Yunho benar-benar berhasrat ingin memiliki kekuatan itu saat ini.

Bagaimana tidak, di saat upacara pembukaan tengah berlangsung khidmat, ketika ia sedang memberikan pidato—yang bahkan sudah ia rancang selama beberapa minggu terakhir, dan ia nominasikan sebagai pidato terbaik sebagai Presiden versi dirinya, Sang Kaisar tiba bersama pasukannya dengan menunggangi kuda.

THE FUCK?!

Kuda siapa yang mereka bawa?

Dari mana mereka mendapatkannya?

Bagaimana bis—aaaaaaarrrgh!

Minho yang berdiri di samping panggung pun seakan lupa menutup mulutnya yang menganga.

Belum lagi suara-suara gemuruh yang-entah-apa-itu menjadi latar suara kedatangan rombongan Kaisar.

Sungguh kedatangan yang EPIC!

Spektakuler, fenomenal, dasyat... apa lagi yang harus Yunho sebutkan satu per satu untuk menggambarkan kedatangan Kaisar yang membuat massa tercengang?

Haloooo~ Presiden kalian sedang berpidato di atas panggung, bukan yang sedang duduk manis di atas kuda dengan seragam lapangan merah di ujung sana. Tolong perhatikan!

Yunho menahan hasratnya untuk melempat mikrofon di tangan kepada Jaejoong yang menyeringai puas di seberang sana.

Oke, sekarang Yunho lebih memilih untuk memiliki satu kemampuan saja, yakni mengubah Jaejoong menjadi seekor katak.


***

The Emperor and The PresidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang