Ssssstttt

448 87 7
                                    


Persahabatan tidak akan rusak hanya karena sebuah pertengkaran.Tapi,persahabatan akan rusak karena sebuah keegoisan.

-----------------

Someone POV

Mata itu,mata besar yang biasa ia gunakan untuk menge-wink itu membulat,membulat tak percaya melihat sesuatu di depannya.Ya,AKU

Aku tersenyum,ah mungkin lebih tepatnya seringai?

Alis kiriku kunaikkan,membentuk sebuah ekspresi meremehkan.

"Jadi,bagaimana kabarmu?pasti baik kan?ah pasti baik.Kulihat tadi kau bercanda tawa dengan Guan-oops maaf maksudku Suamimu,berarti kau memang baik-baik saja.Atau bahkan kau sangat baik?setelah membunuh seseorang yang dulu sangat kau sayangi?,"tanyaku panjang lebar,seringai ini masih menghiasi wajah emm cantikku?

"K-kau?,"Ia tergagap,bukannya menjawab pertanyaanku ia justru malah balik bertanya?hah orang ini sangat menyebalkan.

"Aku?kau kenal aku?kurasa tidak,"jawabku enteng

"K-kau,"

"Ah,kau sudah mengingatku ya?wah itu terdengar sangat....bagus?,jadi aku tak perlu memperkenalkan diriku padamu.Buang buang waktu.Atau kau belum mengingatku?baiklah.Kurasa aku memang haris memperkenalkan diriku padamu.Kenalkan aku........

----------------

Guanlin POV

Aku terkaget mendapati Jihoon berlari kalang kabut ke arahku.Benar-benar seperti orang ketakutan.

"Hoon?kau kenapa?,"tanyaku khawatir

Bukannya menjawab.Ia justru semakin menjadi,menggandeng tanganku brutal untuk keluar restoran./mereka ceritanya udah bayar lah ya/ Jihoon kenapa?

"Hey Hoon!jawab aku!,"tanpa sadar aku berteriak sambil menghempaskan tangannya.Ia tersentak dan aku merasa sedikit bersalah."Maaf Ok?,"sambungku

"Ok Lin.Tapi,tapi kita harus cepat pergi dari sini.Ayolah,"ajaknya

Belum sempat menjawab,tanganku sudah kembali di tarik menuju mobil mewahku di depan restoran tadi.Begitu memasuki mobil,ia masih terengap-engap.Nafasnya tak beraturan dan aku mencoba menenangkannya.

Setelah di rasa Jihoon tenang,aku mulai bertanya tentang 'apa yang terjadi' padanya.Tapi ia hanya diam,menyuruhku untuk menjalankan mobil ini secepat mungkin menuju rumah.

Tak mau memperparah keadaan,aku hanya menuruti perkataannya.Mengemudikan mobilku menuju rumah kami.

Selama perjalanan,ia hanya terdiam.Mencoba mengatur nafas yang masih saja belum stabil.Memandang ketakutan ke arah depan.

Tangan yang lumayan berisi itu ku genggam,berusaha menenangkan."Tenanglah Hoon.Aku disini,"ujarku memandang ke arahnya saat lampu lalu lintas menampilkan warna merah tanda berhenti.

Ia mengangguk dan tersenyum ke arahku.Tapi itu bukan senyum yang biasa ia berikan padaku.Itu,senyum terpaksa.

Pertanyaan-pertanyaan konyol kini mulai menggerogoti isi otakku.Istriku kenapa?apa yang terjadi?apa yang membuat istriku ketakutan seperti ini?haruskah aku menanyakan ini lagi padanya?ah tidak.Itu akan memperburuk keadaan.

Someone { PANDEEPWINK } ✔ || Sequel of BFOBFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang