Seventeen Members Imagine

The 8

Matahari sudah menghilang, tanda malam tiba. Sudah seharusnya kamu pulang ke rumah karna perpustakaan akan tutup sebentar lagi. Namun, tugas-tugasmu yang menumpuk belum juga selesai. Kamu merasa jengkel dan stres karna sudah lebih dari 5 kali petugas perpustaan itu mengusirmu.

"Dek, tolong pulang sekarang. Saya mau tutup perpustakaannya." ucap petugas itu

"Aduh pak, sebentar lagi ya. Lagi 5 nomor pak. Ini yang paling susah."

"Tapi dek, perpustakaannya udah mau tutup. Saya harus pulang. Kenapa adik gak pinjem bukunya aja trus besok dikembaliin?"

Petugas itu ada benarnya juga. Kenapa aku tidak meminjam buku-buku menyebalkan ini saja? Memang bodoh!

"Yasudah pak saya pinjem bukunya. Tapi ada 5 buku gak papa ya hehe"

"Astaga.. Yasudah gak papa. Tapi inget dikembalikannya." petugas itu tersenyum kecil dan pergi mengambil kartu pinjaman.

'Beruntung aku ketemu petugas semanis itu.' batinmu

Setelah kamu selesai meminjam dan petugas itu mengunci pintu perpustakaan, kalian saling berpamitan. Rasanya sedikit menyebalkan karna harus berpisah dengan petugas itu tanpa meminta nomor telepon.

Tepat sebelum kamu masuk busway, seseorang memegang pundakmu dan memanggil namamu. Sontak kamu kaget dan berbalik untuk melihat siapa yang memanggilmu.

"(y/n)? Benar itukan namamu? Hehe maaf kalau salah, aku tadi melihatnya di kartu pinjaman"

Ternyata yang memanggilmu adalah si petugas perpustakaan yang manis itu. Jantungmu berdegup kencang dan wajahmu sedikit memerah saat ia mengetahui namamu.

"Ah iya. Ada apa ya pak?" agak aneh sebenarnya bagimu untuk memanggilnya dengan sebutan 'pak´ karna ia terlihat memiliki umur yang sama denganmu.

"Euhh, saya mau ke cafe dekat perpustakaan. Kebetulan saya ada voucher beli 1 gratis 1. Kalau saya minum 2 gelas kan gak mungkin hehe." ucapnya sedikit malu-malu

"Jadi?" tanyamu bingung

"Adik mau minum kopi bareng saya?" ia menunjukkan senyum manisnya lagi. Siapa sih yang tidak tertarik dengan laki-laki yang memiliki senyum manis?

"Oh. Boleh pak. Lumayan gratis hehe"

---------------------------------

Sesampainya di cafe, kamu duduk dimeja dekat kasir menunggu petugas itu membelikan kopi.

"Dik, kata baristanya ini kopinya agak pahit karna impor. Gak papa kan?" ucapnya. Ugh polos sekali... Kamu gemas mendengar ucapannya.

"Oh gak papa pak. Tenang aja." sedari tadi kamu sudah menggenggam tanganmu ingin mencubitnya karna gemas.

"Oh iya dik jangan panggil saya bapak ya. Saya masih 22 tahun" ucapnya

"22 tahun?! Saya 19 tahun. Berarti saya panggil kakak donk?" tanyamu

"Hmmm... Boleh sih. Tapi biasanya saya dipanggil Myungho. Itu nama asli saya."

Akhirnya kamu mengetahui namanya. Senangnya bukan main..

"Ok deh. Kalo gitu aku panggil Myungho aja biar lebih akrab"

"Terserah kamu deh. Aku ngikut aja. Eh iya boleh minta nomor telepon?" pintanya

"Nomor telepon? Buat apa?" sebetulnya jantungmu sudah berdegup sangat kencang. Namun, kamu berlagak bodoh agar tidak ketahuan.

"Ya.. Gimana ya. Aku jujur aja deh. Kamu kan sering dateng ke perpustakaan. Tapi baru kali ini dapet ngobrol. Sebenernya dari dulu itu aku perhatiin kamu. Cuman takut ngedeketin. Ya mumpung sekarang kita lagi minum kopi bareng, aku ambil kesempatan aja buat minta nomor telepon. Boleh kan?" ucapnya polos

"Boleh kok. Harusnya dari dulu nanyanya. Kan aku gak perlu nungguin" istilah jaman sekarangnya kamu memberikan 'kode hijau´

-----------------------------------

Selesai dari cafe kamu pulang memakai busway ditemani oleh Myungho. Kalian bercanda gurau terkadang serius dan terkadang merasa canggung.

"Hmmm (y/n), besok ada acara?" tanya Myungho

"Hmmmmm.... Kayaknya gak ada sih. Abis kuliah aku kembaliin buku ke perpustakaan trus pulang ke rumah." jawabmu

"Oh gitu. Kalo gitu dating ama aku mau gak?"

Ntah apa yang terlintas diotak sampe bisa buat ff dengan The8 sebagai 'penjaga perpustakaan' biarpun kebanyakan yang jadi 'penjaga perpustakaan' itu wanita atau ibu guru disekolah XD. Babay👋👋