part 16

545 31 5
                                    

Budayakan vote 🌟 🌟🌟 sebelum membaca

Liora melangkah menuruni anak tangga, pandangan mantanya tertuju pada Jordan yang baru saja terlihat keluar dari ruangan Agra, wajahnya terlihat sedih dan murung.

"Jordan" panggil Liora, Jordan melihat kearahnya, mata Jordan terlihat sedih dan murung tidak seperti biasanya.

"Lo kenapa?" Tanya Liora.
Jordan menghela nafas.

"Ayah mengutus gue untuk kembali ke perbatasan Liora" jawab Jordan tidak bersemangat.

"Kenapa? Bukannya Lo tidak melakukan kesalahan apapun"

"ayah hanya mengatakan gue harus kembali ke perbatasan malam ini, gue titip salam untuk Michelle, katakan gue menunggunya diperbatasan"

Liora mengangguk, Jordan sepertinya sudah mulai mencintai Michelle.
"Jadi karna nggk bisa ketemu Michelle Lo sedih" goda Liora.

"Bukan seperti itu" ucap Jordan cepat, dia  berusaha mengelak.
Melihat tingkah Jordan yang malu membuat Liora tertawa.
Melihat Liora tertawa membuat Jordan semakin salah tingkah.
"Lupakan apa yang gue katakan tadi" ucap Jordan sambil berlalu meninggalkan Liora.

Liora yang masih tertawa seketika melihat sekelebat memori dalam fikirannya, Liora diam seketika, kepalanya seperti dipukul sangat keras.

Dia tidak sedang menerawang apapun bahkan tidak bersentuhan dengan siapapun tapi memori itu seperti diputar sangat cepat, dia tidak bisa melihat secara jelas apa yang baru saja terlihat dipikirannya, hanya bayangan hitam yang melesat lalu terbakar sinar matahari dan menjadi abu.

"Apa yang sebenarnya terjadi" ucap Liora dalam hati.

🌹🌹🌹

Ken mengeluarkan kelopak bunga mawar yang diberikan Michelle, dia mengelus lembut kelopak itu dengan jarinya, Menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, mengelus kembali kelopak itu lalu menghela nafas lagi.

"Lo kaya emak emak yang siap ngeden lahiran tau nggk" ucap Galang saat melihat apa yang dilakukan Ken.

Sudah 3 jam mereka duduk dibawah pohon besar ini, angin yang bertiup sepoi-sepoi membuat Galang mengantuk ditambah Ken yang hanya diam sambil menatap kelopak hitam layu, dekil yang sudah tidak terlihat jelas bentuknya seperti apa, jika bukan istri cantiknya itu yang memintanya untuk menemani Ken si jomblo ngenes ini, dia tidak akan mau.

Ken kembali menghela nafas membuat Galang menggaruk kepalanya frustasi.
"Lo kenapa sih Kendedes, dari tadi tarik nafas buang nafas, Lo kalo mau lahiran ke bidan Sono"

Ken mengelus lembut kelopak bunga itu.
"Kelopak mawar ini masih disimpan sama inces Liora Lang, apa mungkin dia masih mencintai gue?"

Galang melihat kearah tangan Ken.
"Ohh itu kelopak mawar, gue kira bangke kupu-kupu yang Lo buru kemarin"

"Apa dia masih menunggu gue sampai saat ini" ucap Ken, mengabaikan ucapan Galang.

Melihat Ken yang tidak menghiraukan dirinya kini Galang yang menarik nafas panjang, Ken menatapnya bingung.
"Apa lo!" Bentak Galang saat melihat ekspresi wajah Ken.

"Lo pernah ketemu Liora?" Tanya Ken, matanya menatap tajam kearah Galang, namun ada banyak kesedihan ditatapan mata itu.

Galang menghindari tatapan mata Ken, dia lebih memilih menatap lurus ke depan.
"Kalo gue ketemu sama Liora itu sama aja gue memilih untuk menghabisi keluarga Agra"

CINTA MASA LALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang