"Bukannya kamu ada kuliah? Kenapa nelpon jam segini?"
Jungkook ingin bilang karena rindu dan itu menjadi alasan kenapa Jungkook terbangun jam empat subuh, meraih ponsel dengan mata setengah mengatup karena tahu, Jimin sudah pulang ke apartemen di jam ini. Karena perbedaan waktu yang begitu jauh, rasanya sulit hanya untuk sekedar mengirimi pesan tapi harus di balas di waktu-waktu tertentu dan___terlambat.
"Karna ada kelas pagi tapi aku kecepetan bangun, kamu belum tidur?"
"Baru sampe apartemen, belum mandi"
"Mau mandi dulu?"
"Enggak, bicara dulu sama Jungkook sebelum mandi"
Jungkook tersenyum lagi-lagi merasa hatinya menghangat dan melupakan apa kata Mingyu waktu lalu yang dimana membuat Jungkook hampir gila seharian.
"Oh" Jungkook menangkap hela nafas Jimin disana, rasanya semakin rindu.
"Kenapa gak tidur lagi? Kan pagi masih lama"
"Kita jarang bicara di telepon"
"Panggilan internasional mahal Jungkook"
Jungkook mengangguk pelan tahu betul karena ini alasan mengapa Jungkook lebih suka makan di rumah, berhenti mengunjungi cafe dan berhenti main-main.
"Tau, makanya sana mandi mau aku tutup telponnya"
"___,iya, Jungkook aku kangen"
"Aku__,
"Tut__,"
"Juga, Jimin aku kangen lebih dari kamu"
Jungkook tanpa sadar mengeratkan genggaman pada ponselnya yang sudah berkelip merah tanda panggilan berakhir. Jungkook penasaran atas rindu yang selama ini Jimin haturkan, rindu hanya rindu atau rindu seperti Jungkook karena rindu yang Jungkook rasakan bukanlah rindu sebatas turis tersesat yang tidak sengaja bertemu seorang guide atau sejak awal Jimin memang bukan seorang pemandu melainkan seorang kasir cafe di jalanan Paris yang tidak sengaja mencuri hati Jungkook dan dia tidak mau mengembalikannya.
Napasnya berat dia keluarkan lewat hidung, entah apa yang harus dilakukan saat ini tapi kamera yang tergeletak di nakas menggoda untuk di jamah, masih menampakkan foto terakhir Jimin yang dia lihat sebelum tidur.
Senyum Jungkook terukir pagi itu sama seperti jam empat pagi lainnya Jungkook tidak melewatkan bagian dimana mengintip beberapa foto Jimin adalah hal yang wajib dilakukan untuk sekedar mengusir hawa rindu yang kian membesar tiap harinya.
Tapi Jungkook tidak punya banyak keberanian untuk memastikan, tidak punya keberanian untuk gamblang melantunkan kalimat jika yeah Jungkook suka saat ada kesempatan berbicara via telepon atau pesan teks karena Jungkook belum siap untuk patah hati, belum siap jika ternyata perkataan Kim Mingyu itu benar, karena itu biarkan Jungkook berfantasi setiap kali Jimin membalas jika dia rindu dan rindu mereka sama.
Tidak ada minat juga untuk melanjutkan tidurnya yang terpotong selain tetap melihat bagaimana cantiknya Jimin di dalam kamera Jungkook.
Namun detik berikutnya Jungkook harus agak berjengit kaget karena dering ponsel yang tiba-tiba masuk. Jungkook hanya belum terbiasa mendapat panggilan jam empat pagi.
Nama Jimin tertera di layar panggilan, sebelah alis naik karena penasaran bukankah anak itu bilang panggilan internasional mahal.
"Halo" ujarnya tenang, berusaha menutupi rasa penasaran dan__senang secara bersamaan.
"Jungkook" suara diseberang sana begitu halus dan bukan seperti suara manusia yang baru selesai mandi.
"Aku pikir kamu mandi?"
"Aku yeah__, sebentar lagi. Ada yang mau aku sampein tapi gak penting tapi harus_,"
Jungkook menarik nafas mantap dan menyilahkan tanpa suara, sejujurnya Jungkook juga ingin menyampaikan sesuatu. Penting, namun tidak sekarang.
"Oh apa?"
"Besok aku sama kakak mau ke Busan"
Jungkook berusaha tidak melompat kaget, separuh penasaran dan sisanya senang.
"Kenapa pulang?" Jungkook tersenyum kecil, bangga karena tidak terdengar begitu mencolok. Namun bayangan Busan dan pria dengan helai biru di sampingnya semakin jelas terlihat di dalam kepala.
"Kangen Busan, kangen Rumah"
"Aku pikir kamu jago menahannya"
Di seberang telepon Jimin terkekeh dan Jungkook merasa hatinya begitu ringan.
"Iya, tapi enggak setelah kamu datang"
"Oh jadi alasan pulang karna kangen aku?"
"Enggak, kangen Busan serius, tapi aku pasti main ke Seoul"
Jungkook rasanya ingin tertawa sambil memeluk Jimin hingga anak itu menangis dan mengusak rambut birunya. Tidak perlu, pikir Jungkook karena dia mungkin akan berada disana lebih dulu. Oh jadi ada yang tersiksa oleh rindu juga disana?
"Aku juga bakal ke Busan kayaknya"
"Wow aku gak tau kamu sekangen itu"
"Aku juga kangen Busan, btw"
"Ya oke, itu aja aku mau mandi"
"Oke"
Senyum Jungkook naik hingga dia berniat kembali melanjutkan tidur, Jungkook pikir mulai sekarang dia tidak akan mengabaikan sarapan pagi lagi dan mulai memberi wajah terbaik untuk mama nanti pagi.
Namun yang melekat di dalam kepala malah Jimin dengan rambut birunya juga tentang Busan dan jalan-jalan kecil di sisi pantai atau suatu tempat yang sedikit romantis__bahkan ketika Jungkook beruasaha untuk tidur pagi itu, tapi tidak setelah suara teriakkan Taehyung yang terdengar begitu nyaring sepagi ini dari kamar sebelah.
Mau tak mau Jungkook ikut tersenyum karenanya. Yoongi mungkin sudah menghubungi Taehyung juga mengingat jadwal facetime mereka di jam segini.
Dan di dalam kepala Jungkook juga berisi pertanyaan, berapa lama Jimin dan Yoongi liburan di Korea?
24 juli 2020💕
KAMU SEDANG MEMBACA
bukan paris
Fanfictionjadi, jimin ada disana saat jungkook juga disana -di tulis 28 oktober 2018-26 desember 2018