1

136 10 12
                                    

        Wajah tegang, badan terasa dingin, pulpen ku genggam kuat seperti mau menikam orang. Tak sadar seseorang menepuk pundakku.

"Woiiiiiii!!!!" Kata seorang pria lalu duduk disampingku.

Aku melihat sinis pria tersebut. Aku sudah tahu kalau pria itu sahabatku dari kecil, namanya Dian Alfareza kupanggil dia dengan sebutan Al dan dia memanggilku Nia. Hanya dia yang memanggilku nia.

"Ganggu sumpah!!" Kataku dengan serius

"Kesepian bilang aja! Kenapa sih? Loe takut kalah lomba lukis iya??" Tanya dian sambil meminum bontot teh milikku yang ada diatas mejaku.

"Pedean lu! Bukan gue takut tapi gerogi" kataku sambil menyandarkan badanku ke kursi yang kududuki.

"Ya elahhh.. takut sama gerogi beda tipis kaliiiii.. lagian ngapain gerogi sih? Kayak baru pertama kali ikut lomba ginian sih? Gila lu" kata dian sambil memukul kepalaku.

"Anjirrrr! Sakitttt al kamprettttttt!!" Aku teriak sampai orang yang ada dikelasku melihat kami berdua. Untung mereka sadar kalau kami sering seperti ini.

"Lebayyy banget luu! Lagian kan loe uda sering ikut lomba ginian? Piala juga banyak di rumah loe"

"Ya tapi masalahnya ini lomba lukis sekota semarang, bayangkan Allllll" kataku sambil mendorongnya sampai jatuh dari kursi mungkin karena refleks😂

"Anjinggggg!" Katanya sambil berdiri

"Mulut dijagaaaaaa kayak bocah aja luu" akupun menampar bibirnya dengan buku tulisku.

"Sakittttttt niaaaa anjirrrrr" teriaknya

"Makanya gak usah mancing inces flo marah dehhhh"

"Dasar manusia alay melebihi syahrini luuuu.. uda yg penting loe banyak doa dan banyak makan okeee?? Gue capcus dulu mau main game bentar ke kelas sebelah" lalu dia beranjak dan memukul kepalaku lagi.

"Eleehhhh bilang aja mau jumpa cewe cantik di kelas sebelahh" kataku teriak.

"Biarinnnn" lalu dian pun menghilang dari kelas. Untung hari itu lagi jam istirahat.

"Dian udah gue anggap abang gue sendiri, dan dia juga sebaliknya"

🔜
Don't forget voment💙

You're The Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang