chapter 7

143 8 3
                                    

"Eh.. foto yuk!" ajakku.

Mimi mengangguk senang. Mimi memang hobi berfoto narsis (seperti penulisnya :v).

Klik. Bunyi suara kamera HP-ku. Ada lima fotoku dan Mimi yang bergaya narsis di toko buku. Setelah itu, aku dan Mimi menuju kasir.

"Puas beli bukunya?" tanyaku meledek.

"Banget!" Mimi tertawa kecil.

"Ke studio foto yuk! Aku tahu studio foto yang bagus dan murah disini," ujar Mimi dan langsung menarikku menuju lantai atas. Mimi berhenti di depan studio foto yang letaknya di samping restoran cepat saji.

"Eh, kamu mau pilih background yang mana?" tanya Mimi.

"Hmm.. yang stroberi aja deh" jawabku.

"Nanti. Kita kan fotonya dengan banyak gaya. Yang tembok ini juga bagus. Terus yang ini juga bagus," Mimi menunjukkan background yang ditempel di samping pintu studio.

"Oke! Giliran kita!" Mimi langsung menarik tanganku. Selain hobi foto gaya narsis, Mimi juga hobi menarik tanganku, hehehe...

"Ya. Satu ... Dua ... Tiga ... Say cheese" jepret!

Ada enam fotoku dan Mimi, satu fotoku sendirian, dan dan satu foto Mimi sendirian. Lalu, kami menuju meja kasir.

"Semua foto dicetak dua ya Mas!" pinta Mimi. "Oh iya Mas. Tolong masukin semua fotonya ke HP saya ya Mas! Ini HP dan kabel datanya," ujar Mimi sambil menyerahkan barang-barang itu.

"Kenapa enggak pakai bluetooth aja?" tanyaku.

"Aku takut ada orang iseng ngirim virus ke HP ku" jawabnya.

Aku hanya mengucapkan "ohhh..." dengan sangat panjang.

~

Sepuluh menit kemudian, fotoku dan Mimi selesai dicetak.

"Semuanya jadi empat puluh lima ribu," kata kasir.

Mimi langsung membayarnya.

"Makasih ya Mi," aku memeluk Mimi.

"Iya, sama-sama," balas Mimi.

Setelah puas jalan-jalan, aku dan Mimi kembali ke acara. Di depanku, ada Mutiara dan Nanda.

"Hei, Savira!" panggil Sasqia. Anak-anak perempuan seangkatan di SMP ku sering memanggilnya Sachie (dibaca Saci). Tapi, beda lagi denganku dan Mimi. Aku dan Mimi sering memanggilnya Qia.

"Qia! Gimana, gambarnya udah jadi?" tanyaku.

"Udah dong!" jawab Qia sambil mengambil gambar pesananku.

"Wah, bagus Qi! Oke! Aku kirim pulsa deh," kataku memuji.

Qia hanya tersenyum. Aku langsung mentransfer pulsa ke Qia. Tiba-tiba pelayan datang.

Next...
Hope u like it :) :)

My Best Friend Forever [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang