Hari ini Jinyoung menikmati hari minggunya, dengan sendirian di rumah. Jinyoung sedang merenungi semua yang terjadi. Jujur Jinyoung sangat lelah.
Jinyoung sudah mencari keberadaan Daehwi, karena Jiyoung yakin Daehwi masih di Seoul. Tapi selama 2 bulan pencariannya. Tidak membuahkan hasil sama sekali
Saat sedang merenung, tiba-tiba Jinyoung merasakan mual yang luar biasa. Tapi ketika memuntahkannya, tidak ada yang keluar. Membuat Jeonghan, ibunya khawatir.
*Kayaknya Jinyoung itu lagi hamil deh😂-Author cans
*Sabar, orang sabar di sayang Daehwi-BJY"Jinyoung-ie, kau tidak apa-apa nak? "
"An.... Ni Eomma., Jinyoung......hanya ingin.... "
"Ingin apa sayang? "
"Samyang rasa madu, Eomma"
Jeonghan langsung Jawdrop, mendengar perkataan putranya. Kalau tidak ingat Jinyoung putranya, mungkin akan di lempar oleh Jeonghan ke sungai Han.
"Yang benar saja, mana ada makanan seperti itu. Yang benar saja"
" Ayola Eomma, masakan untukku. Aku ingin sekali memakannya"
"Kau tidak sedang isi kan? "
"Eomma, semalam karena kegilaan Eomma aku sudah di periksa dokter. Dan hasilnya negatif"
"Baiklah-baiklah, Eomma akan buatkan"
Setelah Jeonghan pergi, Jinyoung langsung merebahkan tubuhnya. Tubuhnya benar-benar lelah setelah mual yang dialaminya. Kata Dokter dia hanya stress dan kelelahan. Tiba-tiba Jinyoung jadi ingat dengan Daehwi.
"Ini membunuhku, mau tidak mau
jejakmu menetap dan menyiksaku."Jinyoung menerawang semua kenangan bersama Daehwi.
"Aku melakukan sesuatu yang serupa dengan penyesalan. Berbeda dengan mu yang mungkin hidup dengan baik. Sementara aku mati perlahan"
Jinyoung terus bebicara sendiri, merenungi semuanya.
"Aku sendirian, Keberadaan kau dalam duniaku terlalu banyak. Dan sekarang kami telah terputus dan semuanya hancur.
Jinyoung memandang kosong atap kamarnya, tanpa sadar air matanya mengalir untuk ke sekian kalinya.
" Aku tidak pernah berpikir, aku akan membutuhkanmu saat aku menangis"
Jinyoung kembali mengingat pertemuan terakhirnya dengan Daehwi
" Saat kau melangkah pergi, bukannya menghentikanmu. Aku malah menghitung langkah- langkahmu. Tahukah kau betapa aku sangat membutuhkanmu saat ini"
Jinyoung terduduk, lalu duduk. Di meja belajarnya.
"Saat kau pergi, seluruh hatiku merindukanmu. Wajah yang mulai kukenal juga hilang. Kata-kata yang perlu kudengar untuk membuatku mampu melalui hari dan tetap baik-baik saja juga tidak ada lagi. I miss you"
Jinyoung mengambil foto masa kecil mereka, dan memeluknya.
" Dulu aku tidak pernah kumerasa seperti ini sebelumnya. Segala yang kulakukan mengingatkanku padamu. Yang kuinginkan adalah agar kau tahu. Segalanya rela kulakukan, rela kuberikan hati dan jiwaku. Aku sulit bernafas, aku membutuhkanmu di sini bersamaku.
Jeonghan yang mendengar perkataan Jinyoung, ketika aka mengantarkan pesanan Jinyoung hanya bisa diam. Dia tau Jinyoung itu tidak bisa mengatakan perasaanya secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌ (END)
RandomMencintaimu apapun kondisinya, dengan hati yang murni. Apakah ini takdir?.