Beberapa hari ini Daehwi menghindari Jinyoung. Bahkan saat latihan pun, Daehwi menganggap Jinyoung seperti tidak ada. Jinyoung yang tau Daehwi terang-terangan menghindarinya, memanfaatkan waktu ketika mereka selesai Latihan.
" Daehwi, ada apa? Kenapa menghindariku? "
"Aku tidak menghindarimu Jinyoung. Itu hanya perasaanmu saja"
"Kau yakin? "
" Aku benar-benar yakin Jinyoung. "
"Baiklah, mungkin itu hanya perasaanku saja. Maafkan aku. "
Setelah itu tidak ada percakapan lagi di antra mereka.
'Maaf Young-ie tapi aku memang menghindarimu. Sampai kapan aku bisa melihatmu lagi ya? '
Batin Daehwi sambil melihat kepergian Jinyoung.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Malamnya di kamar Daehwi, Daehwi termenung di atas tempat tidurnya sambil memandang fotonya dan Jinyoung, di atas meja belajarnya.
"Kau tau Young-ie. Untukmu, aku mampu berpura-pura bahagia meskipun aku sedih. Mampu berpura-pura kuat meskipun aku menderita. Aku menanam bunga yang tak bisa berbunga. Dalam mimpi yang takkan mejadi kenyataan"
Ucap Daehwi sambil memandang foto mereka. Sambil mengingat semua kenangannya dan Jinyoung juga Jihoon, yang ada di antara mereka.
" Aku sudah sangat muak dengan Semuanya. Aku sangat menyesal karena itu. Tapi jika di ingat kita tidak mempunyai hubungan kan?. Kau yang seenaknya mengatakanku kekasihmu kan? "
Setelah mengatakanya. Daehwi kembali menangis dan akhirnya tertidur karena kelelahan menangis.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Paginya di sekolah, Daehwi sudah di suguhi pemandangan yang kembali membuatnya ingin menangis.
"Cukup sampai di sini"
Daehwi langsung menghampiri Jinyoung, dan mengajaknya berbicara di atap sekolah
"Apa sebenarnya hubunganmu dengan Jihoon Hyung?"
" Tidak ada Dae, kami hanya berteman sama seperti yang lainnya. Memangnya kenapa? "
"Kau yakin? "
"Ayolah Dae, jangan kekanakan Dae. "
Karena kesal Jinyoung meninggalkan Daehwi. Namun, Daehwi lebih cepat menarik Jinyoung untuk menahannya.
" Kau tau. Aku ingin menjadi kekasih yang baik, aku berikan duniaku, hanya untukmu. Aku sangat mencintaimu. Untukmu, aku mengukir kebohongan yang indah. Aku menghapus diriku untuk menjadi bonekamu."
Ucap Daehwi tanpa memandang Jinyoung." Apa maksudmu?, aku tidak pernah menjadikanmu boneka Dae. "
"Tapi itulah kenyataanya, jika tidak lalu apa aku untukmu? "
Hening, Jinyoung bingung ingin mengatakan apa. Karena dia hanya merasa nyama jika berada di dekat Daehwi. Hanya itu saja, tidak ada yang lain.
"Kenpa Diam? "
Tanya Daehwi, masih tanpa memandang Jinyoung. Dengan tangan yang masih setia memegang lengan Jinyoung.
"Meskipun kau tak memahamiku, saat Kau berbohong, dan aku menjadi buta. Aku tau tidak akan pernah ada yang bisa mengantikan Jihoon Hyung dihatimu. Tidak ada teman yang seperti itu. "
"Dae... "
" Cukup dengarkan aku. "
Entah mengapa, mendengar perkataan Daehwi. Jinyoung tidak sadar jika dia menangis. Jinyoung takut jika Daehwi yang ada di depanya saat ini akan menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌ (END)
RandomMencintaimu apapun kondisinya, dengan hati yang murni. Apakah ini takdir?.