6

44.5K 2.3K 60
                                    


----

"Thanks"-ucapku lalu beranjak untuk masuk ke dalam rumah namun langkahku ditahan seseorang. Ya itu Vano siapa lagi selain Manusia psikopat

" Why are you in hurry,Tiara?"-vano Aku hanya mengangkat alisku sebelah

"Bukan urusanmu!"-jawabku ketus

"Huftt maaf jika membuat mood mu turun"-sesalnya

Aku menatapnya bingung namun aku tidak perduli!

"Aduh Tiara! Itu temennya gak di ajak masuk?"-tanya Papa (Baron) tiba-tiba di depan pintu sambil menatap kami dengan senyum khas Seorang Papa.

"Kyaaa!! Papa kenapa gak ngabarin kalo udah pulang! Kan adek bisa pulang cepat buat ketemu Papa!"-rengekku lalu berlari memeluk Papa ku dengan erat seakan takut jika ia pergi lagi

"Huhu anak Papa. Sudah ih, malu diliat sama pacarnya"-seru Papa sambil melepas pelukan kami. Ia membelai rambut belakangku dengan lembut dan penuh kasih sayang. Membuatku nyaman. Aku sangat beruntung jika memiliki Suami seperti Papa yang pengertian! Tapi, Wait..Apa maksud kata Pacar tadi ya? Siapa pacarku? Manusia gila itu? Uh dia sama sekali bukan tipeku!

"Ih Papa, dia cuma temen adek! Gak lebih!"-rengekku. Ya aku sangat manja dengan Papaku.

"Ah maza? Gak bohong kan?"-tanya Papa dengan nada menggodanya pantas saja Mama selalu tersipu dengan sikap menggoda Papa. Aku hanya menggembungkan pipiku. Aku kesal kalau harus di goda seperti ini!

"Yang di katakan Tiara bener,om. Kami hanya sebatas temen tapi mungkin sebentar lagi akan memiliki hubungan yang spesial"-balas Vano yang membuatku ternganga bisa - bisa nya dia sekarang. Dasar Bastard!

"Haha Om tunggu ya. Kalau udah ada hubungin Om. Biar kita buat pesta hehe"-tawa Papa

" Sayang kamu kenapa?"-tanya Mama dari dapur. Sekarang waktunya makan malam.

"Gak Apa-apa sayang. Ini adek bakal punya pacar hehe"-seru Papa lagi.

" Ow bagus itu. Biar adek gak sendiri lagi"-balas Mama tak kalah senangnya. "Oh ya sekarang Makan malam. Ajak aja temen adek buat makan malam bareng kita"-sambung Mama dari dapur

"Oky, sayang"-jawab papa. " Ayo masuk... Nak?"-tawar sekaligus tanya Papa ke Vano

"Oh..Vano, om"-jawabnya dengan seyuman terbaiknya

" Baiklah nak Vano silahkan masuk"-Papa mempersilahkan Vano masuk. Jika saja Papa tau seperti apa Vano, mungkin saja Papa akan menolak Vano!

Kami pun makan malam dengan tenang. Sesekali Papa mengajak kami bercanda gurau di meja makan.

Ya malam yang Indah. Bukan karna ada Vano melainkan karna kehadiran Papa!

Ruang Keluarga Xandra

"Nak Vano udah kenal adek eh maksudnya Tiara sejak kapan?"-tanya Papa basa-basi mengcoba mencairkan suasana

"Eh.. Itu kenal Tiara udah lama sih Om. Tapi gak pernah ketemu secara langsung. Baru sekarang bisa ngomong secara langsung"-jawab Vano masih betah dengan senyumnya. Tapi Aku heran kenapa dia bisa kenal aku udah lama? Tapi gak pernah ketemu? Wah wah Stalker nih orang ya!?

"Owh...Sa-"-baru Papa mau ngomong udah di potong sama Mama

"Oh ya, dek tolong belanja bahan-bahan dapur gih"-suruh Mama

"Yah Ma! Kan ini udh malam kenapa gak besok aja sih"-tolakku ya kira aja kali malam - malam di suruh belanja yang ada nanti ada om Pedo gimana?

"Hadeh... Itu kan ada temenya. Bisalah belanja sebentar aja. Cuma beli bahan-bahan dapur sama bahan buat bikin Kue aja sih dek gak banyak kok"-panjang lebar Mama

"Ih.. Temen adek mau pulang! Mana mau dia nemenin adek belanja"-tolakku lagi

"Nak Vano maukan?"-tanya Mama ke arah Vano dan memdapat anggukan sebagai tanda iya dari sang empunya.  "Nah nak Vano nya aja gak keberantan. Kenapa adek keberatan?"-tanya Mama ke arahku. Buset untung emaks!

"Yayaya adek belanja sekarang"-jawabku pasrah akan nasib_-







*Skip
Udah selesai belanja nya. Gw potong aja yak. Capek ngetik:')

--

Vano pov.

" Tante mau buat apa?"-tanyaku basa-basi biar akrap sama camer (calon mertua)

"Eh nak Vano, Tante mau buat kue. Mau bantu?"-tanya Mama Tiara

"Hmm boleh juga"

Aku pun mulai membantunya. Ya padahal aku saja tidak mengerti apa yang harus aku lakukan dan kerjakan.




Tbc

PSIKOPAT JODOHKU!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang