4

56.5K 3.1K 181
                                    


----

"Astaga!! Woii Tiara sudah PR hal 324-354 IPA?"-teriak temenku bernama Nadia dari depan pintu yang membuatku terkejut dan menolehkan arah pandanganku ke arahnya.

"Eh kunti diem napa kau!"-teriak temenku yang satunya lagi bernama Sahla

"Etdah sorry lah Sahla"-cengirnya Nadia. "Eh Tia udah belum nih?"-sambungnya

"Tentu saja. Aku sudah menyelesainnya dari kemarin. Mau liat? Noh ambil aja di mejanya Fuan. "-jawab ku panjang lebar dan hanya mendapat cengiran khas dari Nadia.

" Haha kau baik sekali. Makasih lah Tia"-serunya dan berjalan menuju mejanya Fuan yang berada di barisan pertama dekat dengan pintu kelas. "Etdah bocah udah padah nongkrong semua kalian pada ya"-seru Nadia

" Bodo ah! Lebih baik kau diam aku lagi sibuk!"-sambung Annisa

"Tauk tuh. Kalo mau nyontek juga. Nyontek aja gak usah bacot!"-sambung Aisyah

"Ya ya ya sabar aja kali"-jawab Nadia sebel karna pagi-pagi udh kena ceramah ae.

KRINGGG!!!

Bel berbunyi semua siswa/i kelas XII IPA A kembali duduk ke bangku masing-masing tidak serusuh sebelum masuk tadi.

"Baik anak-anak. Kita kedatangan teman baru"-seru buk Rain selaku wali kelas dan guru IPA yang killer abis.

"Wah siapa nih?"

"Cowok apa cewek ya?"

"Tampan gak sih nih anak baru?"

"Aku harap tu anak baru cowok Tampan nak Famous"

"Eh gak bisa lah Cewek aja. Karna di kelas kita itu kekurangan kadar kecantikan cewek kecuali si Tiara"

"Eh kamvret aku juga cantik ya!"

"Sudah-sudah yang jelas,pokoknya anak barunya harus cowok karna di kelas ini juga kekurangan kadar cowok tampan bahkan hampir punah yang Tampan!!"

-ya begitulah bisik-bisik para siswa/i di kelasku. Aku hanya berharap kami bisa berteman dengan baik tidak lebih.

"DIAM!!"-seketika seluruh siswa/i yang dari tadi membahas murid baru itupun bungkam. " Baik silahkan masuk!"-tegas buk Rain

"Perkenalkan namaku Alfren Vanozyie. Kalian bisa panggil Vano. Aku pindahan dari Kanada, Kemarin. Salam kenal"-perkenalan Vano membuat para siswi-siswi bergosipan karena ketampananya melampaui batas.

Aku hanya bisa terbelalak, melihatnya. Banyak pertanyaan yang terlintas di otakku. Kenapa dia bisa di sini!? Hanya satu pertanyaan yang membuatku terkejut dan juga takut!

"Baiklah nak Vano, kamu bisa duduk di bangku samping Tiara di belakang sana"-jelas buk Rain sambil menunjuk ke arahku. Aku hanya bisa menyembunyikan wajahku dengan Buku pelajaran dari tatapan si manusia gila itu!!

"Tiara!! Kamu tidak mau menyapa teman barumu!?"-pertanyaan tegas dari buk Rain. Mau tidak mau membuatku mendongakan kepalaku dan membiarkan dia melihat ku dengan senyuman liciknya itu!

Vano berjalan menuju arahku tepatnya meja dan kursi yang akan ia dudukki. Aku sangat merinding dan juga merasa takut. Seketika tubuhku mengeluarkan keringan dingin dan bibirku sangat pucat. Tanganku bergetaran, detak jantungku sudah tidak normal lagi. Aku hanya bisa menunduk, meremas-remas ujung rok ku dan menundukan kepala agar ia tidak bisa melihatku.

"Jagan takut. Aku takan menyakitimu, Baby"- ya perkataannya membuat pipiku bersemu merah. Bukan karena perkataannya melainkan deru nafasnya yang menggelitik di kulit leherku. Ya sekarang jarak kami sangat dekat ia berbicara seakan berbisik ke arahku.

Aku mulai mengontrol detak jantungku yang sedari tadi maraton ke rumah oppa korea_-

Aku mencoba untuk mengalihkan pandanganku ke pelajaran yang sedang di jelaskan oleh buk Rain. Namun, tidak bisa!! Aku terlalu gugup dan takut jika berada di dekatnya apalagi jarak kami sekarang sangat lah dekat.

Saat aku mencoba kembali untuk fokus ke pelajaran tiba-tiba tangan kekar itu memegang tanganku yang kecil ini. Dia memberikan rasa nyaman lewat sentuhan tangannya.

"Tenanglah. Aku janji tidak akan melukaimu. Karna kau sekarang belahan jiwaku. Tiara"-kata-kata Vano membuatku ingin ngeFly. Pipiku memanas. Aku yakin sekarang pipiku sudah semerah kepiting rebus. Huft dasar akang ngerdus.

------

Bel istirahat pun berbunyi aku bergegas membereskan buku-buku yanh berserak dan memasukannya ke dalam tas. Lalu beranjak pergi ingin ke kantin. Tetapi sebelum aku pergi tanganku di cekal dan di ditarik dengan paksa.

" Mau kemana?"-tanyanya ya dia Vano

"Bukan urusanmu!"-jawabku ketus dan mencoba melepaskan cengkramannya dari tanganki namun Nihil dia semakan erat memegang pergelangan tanganku membuatku sedikit meringis kesakitan.

" Tch... Bukan urusan ya? Mau kemana?"-tanyanya lagi. Dia bodoh atau gimana sudah jelasku katakan itu bukan urusannya.

"Ck.. Ke kantin! Kenapa mau ikut!?"-jawab ku ketus

" Baiklah aku ikut"-jawabnya sambil menarik tangaku untuk mengikutinya sedangkan siswi² yang berda dikelas merasa cemburu padahal sudah memiliki pasangan.

Ck dasar wanita tidak pernah merasa puas akan pasangan!

"Eh Tiara! Berdua aja nih gak ngajak kita-kita, hmm?"-tanya Fuan sekaligus godanya. Ya ini sepertinya langkah karna di sekolah aku sangat sulit didekati cowok namun entah sekarang apakah mantra pertahananku runtuh? Karna satu pria gila?

"E-eh itu...gak kok Kalua mau ikut, ikut aja gak apa"-jawabku gugup takut karna tatapan teman-temanku itu mengintimindasi sekali.

"Hehe canda lah. Kami izinin kalian berdua aja. Kan jarang-jarang liat kau punya teman cowok. Apalagi setampan Vano"-lanjut Nadia namun begitu tersirat menggoda menurutku.

"Ayo! Temanmu sudah memberi izin. Sekarang tunggu apa lagi? Aku sudah lapar Sweetheart"-ujarnya lalu memeluk pinggangku begitu pissesive. Astaga apa yang dia katakan! Dasar kang Ngardus!!

Akupun berjalan mengiringi langkahnya yang menarik pinggangku begitu possesive untuk ikut bersamanya. Tujuan kami ya kantin.

Aku tidak mau di introgasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang begitu banyak dari teman-temanku! Karna masalah ini. Ck sangat menyulitkan! Aku harus lepas dari pri gila ini! Harus!!

PSIKOPAT JODOHKU!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang