Penat. Seharian penuh kujalani bersamamum. Melewati waktu seakan tak ada orang lain yang mengganggu. Agresif benar dirimu, baru ketemu sudah buatku malu. Ketika tak temu, sudah buatku rindu. Apa benar, anak muda semudah ini untuk candu ?
Kalau dipikirkan lagi, pernah aku merasa seperti ini. Dulu, dulu sekali, sewaktu pikiranku belum serumit ini. Serumit labirin yang jika kau telisik, kau telusuri, kau bakal tersesat di dalamnya. Alih-alih menemukan jalan keluar, kau bakal temukan kepedihan tak berbatas, dengan kata lain, kau bakal temukan dia. Dia yang pernah mengisi hari-hariku dengan senyum manisnya. Dia yang pernah mengisi hari-hariku dengan guyonan recehnya. Dia yang pernah mengisi hari-hariku dengan tingkah bocahnya. Dia pula yang pernah menghancurkan hatiku menjadi sehancur-hancurnya.
Dulu, dulu sekali, ketika aku sendiri, tak punya kawan untuk berbagi. Dia datang, menjabat tanganku sejenak dengan lembutnya. Kudambakan dia menjabat tanganku selamanya.
Sungguh, dari awal aku merasa tak pantas bersanding denganmu. Bagaikan upik abu dan putri raja, bagaikan permaisuri dan abdi istana. Kau terlalu lebih dariku. Apalah dayaku yang cuma anak desa ini ? Maka, dengan segala kenaifan dalam diri, sebelum semuanya terlambat, kuputuskan untuk melupakanmu saja. Namun apa daya, tiga takdir berkata lain. Kurasa Lakhesis memutuskan untuk memperpanjang benang nasibku. Juga menyuruh Atropos untuk menunda kepedihanku.
Esok hari, ketika aku pikir dia sudah lupakanku, dia malah datang kembali ke kehidupanku. Dengan senyum manisnya yang tak berdosa, dia menyapa pagi hariku, membuat pagi menjadi lebih cerah dari biasanya, membuat suhu udara lebih panas dari biasanya, dan mengubah detak jantungku menjadi lebih cepat dari biasanya.
Hari demi hari berlalu. Jam dinding konsisten dengan detiknya. Namun tidak dengan detakku. Makin hari, makin tidak karuan aku di dekatmu. Seakan semesta harus berputar mengelilingimu. Seakan perhatianku tak bisa luput darimu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori
Romance"Aku merindukanmu. Tapi apa benar aku punya sedikit saja kesempatan ? Untuk merindu pun, kurasa tidak." Karena mengingatmu berarti membuka luka lama. Namun melupakanmu, berarti menghapus separuh alasanku untuk bahagia. Dulu, kita pernah seiya sekata...