Kamu

43 4 2
                                    

Jarak. Waktu. Ruang. Hampa.

Jarak memisahkan kita. Begitu pula waktu, dengan kuasanya yang tiada dapat dibayangkan manusia lugu sepertiku, ikut memisahkan kita. Dalam belenggu ruang masing-masing, kita terkurung oleh dinding imajiner dalam bayangan benak. Memberi sekat yang lebih tebal dari sekadar jarak, lebih tebal dari sekadar waktu. Memberi ruang dimana hati tidak bisa ditembus oleh lisan. Menciptakan kehampaan yang luar biasa kosong. Kehampaan yang luar biasa mencekam.

Sekat. Jeda. Rehat.
Sekat antara kita tidak hanya membatasi dengan tujuan menyiksa. Sekat antara kita juga tercipta untuk memberi jeda. Jeda pada masing-masing hati yang mungkin saja belum siap menerima. Jeda bagi hati untuk mempersiapkan diri yang lebih lagi. Jeda bagi pikiran agar tidak terlalu keras bekerja. Dan jeda bagi jiwa agar punya waktu untuk mengurus dirinya.

Lalu apa sebenarnya tujuan jeda ? Apa ia hanya tercipta dari sebab akibat dalam hukum semesta ? Tidak, tentu saja tidak. Jeda tercipta agar bisa memberi waktu untuk rehat. Karena menyukai juga butuh tenaga, rasa, dan logika. Karena bagaimanapun caranya, manusia tetap tidak sempurna.

Mimpi. Asa.
Soal mimpi, aku tahu sedikit banyaknya. Tentang impian, harapan, asa, dan semua nama lainnya. Mimpi bukan cuma kilasan abstrak yang tercipta saat engkau terlelap. Mimpi adalah keinginan terbesarmu. Berasal dari hati nuranimu, oleh karenanya, mimpi tak pernah salah.

Mimpi tak pernah terlalu tinggi untuk digapai, tak pernah pula terlalu rendah untuk diwujudkan. Karena tiap orang berbeda. Tiap orang unik dengan caranya. Dengan latar belakang yang berbeda, masa, impiannya harus sama?

Kamu.
Tumpuanku. Harapanku. Asal muasal mimpiku. Motivasiku. Penggerak terbesarku. Sumber dari segala ideku. Semua tulisanku. Semua karyaku. Kamu, adalah segalanya bagiku.

AlegoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang