Satu dari sejuta kesempatan, aku hanya ingin bergelung di tempat tidurku, memejamkan mata, dan berharap semuanya baik baik saja. Namun hidup berkata lain. Ia berputar sekehendak Tuhan ingin memutarnya. Kadang berada di bawah, di titik paling rendah dari fase kehidupan. Fase dimana kita bersedih, menangis, tertekan, dan semua hal buruk lainnya. Awalnya kupikir, kenapa Tuhan memberikan semua itu jika ia menyayangi makhluk-Nya ?
Hingga ketika pada suatu waktu dalam hidup, kita sampai di titik dimana waktu bergerak begitu lambat. Dalam kesedihan, dalam pilu, dalam penuh sesak ruang sendiri. Kita butuh tempat kembali, kita butuh bahu untuk bersandar, dan melepas semua beban yang kita pikul selama ini. Disitulah kita datang kepada Tuhan, dalam berbagai bentuk sesuai kepercayaan kita. Bersujud, duduk, atau berdiri. Hingga kita tau makna sebenarnya mengapa Tuhan memberikan kita titik rendah dalam hidup.
Seringnya, Tuhan memberikan kita waktu dimana kita bisa bahagia. Senang, gembira, tertawa lepas tanpa beban. Karena Tuhan sayang kepada hamba-Nya, karena Ia tahu bahwa semua manusia berhak mendapat kebahagiaan. Namun kadang manusia lupa, bagaimana caranya bersyukur, berterimakasih, hingga Tuhan merasa harus mengingatkan manusia agar tidak tersesat lebih jauh lagi dalam kehidupan dunia.
Makna sebenarnya dari perputaran roda kehidupan adalah belajar. Hidup itu sebuah mata pelajaran, yang bel masuknya adalah kelahiran dan akan pulang ketika ajal datang. Yang jadi pertanyaan, apakah kita benar-benar menanti bel pulang berdentang ?

KAMU SEDANG MEMBACA
Alegori
Romance"Aku merindukanmu. Tapi apa benar aku punya sedikit saja kesempatan ? Untuk merindu pun, kurasa tidak." Karena mengingatmu berarti membuka luka lama. Namun melupakanmu, berarti menghapus separuh alasanku untuk bahagia. Dulu, kita pernah seiya sekata...