19 september
Pagi harinya aku menceritakan semua pada ka Lery dan tasya mereka bilang, "kamu ini, terlalu kecapean sampe mimpi kaya gitu" dan ketika aku meunjukan perutku mereka hanya bilang " mungkin itu karna goresan kukumu yang tak sengaja kau garuk saat tidur hingga menyebabkan hal seperti itu. Ya mereka semua tak ada yang percaya, goresan kuku ku ? kuku saja aku tak punya.
Jangan tanya tentang ibu, ia malah manambah luka dengan memukulku, ya ibu pikir aku mencuri uang 50 puluh ribunya,ah sudah lah aku slalu di jadikan bahan adu domba antara ibu dan kakaku, ya walau sosok kaka yang paling peduli padaku, tapi semua palsu, dia akan memakai namaku ketika uang dan perhiasan ibu hilang, menuduhku mencuri padahal aku tak pernah sedikitpun menyentuh uang dan perhiasan ibu.
Hari ini aku berangkat pagi, seperti yang di tugaskan Mr.jeff, yang menyuruhku datang pagi-pagi sekali, sedikit perih ketika merasakan kulit perut ku yang belum kering lukanya.
Tapi apa yang terjadi setelah aku sudah di ruangan Maneger, sepi tidak ada siapapun, ya aku di tipu, sahabat aku saja masih belum datang, akhirnya aku hanya bisa menunggu duduk di samping sofa milik meneger, selang beberapa menit terdengar langkah sepatu menuju ke arah ruangan ini.
Aku langsung berdiri setidak nya menjaga kesopanan ku di depan orang-orang kantor.'Mr.jeff' batinku
"Ikuti aku" titah nya, wajah nya tetap datar tanpa ekpresi,aku hanya bisa mengikuti semua perintahnya, hey dia Presedir di kantor ini, mengharuskan ku baik di depan wajahnya, lumayan menambah nilai praktek ku.
Seketika aku terpaku, ketika dia membawa ke kamar, sekarang aku tau pintu yang mencolok itu, pintu kamar, tapi kenapa ia membawa ku ke sini, melihat barang-barang yang berserakan saja membuatku jijik, apa pria ini baru bercinta dengan wanita tadi malam.
"Bereskan 5 menit langsung keluar" aku terpaku, hey kau menyuruh gadis untuk membereskan tempat bercinta mu tadi malam, menatap nya saja sudah jijik.
"Tap... i" pria itu melangkah lebih dekat ke arah ku, "turuti apa yang aku perintahkan sebelum menyesal" aku menelan selivia susah payah, pria ini begitu horor ketika mengucapan kalimat di depanya. Tunggu ada yang aneh di leher nya goresan luka persis seperti pria tadi malam.
"Lakukan" ujar nya tajam, membuatku refleks langsung mengangguk patuh