Part 1 - Kenan Mahendra

35K 1.7K 143
                                    

Layaknya seorang mahasiswa semester empat pada umumnya Kenan disodori berbagai macam tugas oleh dosen. Kenan tipe orang yang suka mengerjakan tugas sendiri dibandingkan meminta contekan dari teman-temannya. Namun, bukan berarti dia tipikal orang yang hanya menghabiskan waktu dengan belajar. Kenan itu paket komplit seorang manusia, selain ganteng dia pintar dan pandai bergaul.

Kenan adalah seorang aktivis kampus. Aktif diberbagai organisasi. Idola para hawa dikampusnya. Dan kesayangan para dosen. Kenan bisa kalem, serius, tapi dia juga orang yang menyenangkan. Bisa banyak bicara jika memang dia ingin dan nyaman pada lawan bicaranya.

"Kak Ken," panggil Nara. Sudah hampir lima belas menit dia duduk di sisi laki-laki itu, namun tidak dianggap sama sekali. Kenan asik sendiri dengan laptopnya dan mengetik sesuatu yang tidak Nara mengerti.

Nara cemberut. Dia masih tidak menyerah untuk mendapatkan perhatian Kenan.

"Kak Kenan, belajar mulu, ih," omel Nara seraya meletakkan kepalanya di bahu kanan Kenan.

Lelaki itu tidak terganggu sama sekali. Ini sudah biasa.

Dengan posisi yang tidak berubah Nara memainkan ponselnya. Mengecek berbagai sosial media yang dia miliki sambil membunuh waktu.

Saat ini keduanya sedang berada di ruang tamu keluarga Kenan, tepatnya di sofa panjang berwarna coklat tua.

Lagi dan lagi, Nara dititipkan layaknya barang pada laki-laki itu. Keluarga Kenan dan Nara sudah bertetangga sejak puluhan tahun yang lalu. Keluarga mereka bersahabat bagai kepompong seperti lagu yang pernah hits pada masanya.

Dan menurut pesan Indah -ibu Nara- agar putrinya itu dikembalikan saat sore, sebab di rumah saat ini sedang tidak ada siapa-siapa. Ibu Nara takut jika ditinggal sendirian putrinya itu akan pergi keluar rumah dan keluyuran.

"Kak Kenan," Nara buka suara.

"Hmmm?"

"Kakak tau teman aku yang namanya Nisa, kan?" tanya Nara sambil memainkan ponselnya.

"Tau," sahut Kenan singkat.

"Dia baru aja jadian sama gebetannya," ujar Nara.

"Terus."

"Dia posting foto di Instagram bareng pacarnya," lanjut Nara lagi.

"Terus." Kenan masih sibuk mengetik.

"Ya itu artinya dia nggak jomblo lagi."

"Terus."

"Ih, terus-terus mulu." Nara mengangkat kepalanya dari bahu Kenan.

"Kalau dia nggak jomblo lagi apa urusannya sama kamu?" Akhirnya Kenan memberikan satu kalimat panjang.

"Itu artinya di antara kami yang berteman cuma aku doang yang jomblo," tandas Nara dengan nada sebal.

Nara memiliki dua teman akrab sejak masuk SMA. Dini dan Nisa namanya. Ke mana-mana mereka selalu bertiga. Tak jarang mereka dipanggil ban bajaj karena bertiga terus. Ke kantin bersama. Bahkan ke toilet mereka juga barsama.

"Aku juga  mau punya pacar," rengek Nara.

"Sudah Kakak ingatkan jangan pacaran! Sekolah saja yang bener. Kakak saja selama bernapas di muka bumi ini nggak pernah tuh kenal yang namanya pacaran," nasehat Kenan.

Untuk Kita Yang Tidak Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang