Chapter 01

2.2K 241 218
                                    

Note : Aku harap kalian baca ini pelan-pelan, karena ada petunjuk untuk chapter yang entah ke berapa—aku tak bisa sebutkan 😅

Note : Aku harap kalian baca ini pelan-pelan, karena ada petunjuk untuk chapter yang entah ke berapa—aku tak bisa sebutkan 😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah sebagian ingatan Levi sepuluh tahun yang lalu sebelum dia berubah menjadi Rivaille Ackerman.

Asap keabuan dan merah api menari-nari di sekitar rumah para warga Honrum. Sedangkan para Diveruz bersenang-senang di atas penderitaan para Honrum. Entah kenapa para Diveruz kembali mengusik ketenangan para manusia tersebut.

Erina—sosok Anjeruz yang dibalut jubah putih, berlari mengitari deretan rumah Honrum yang sudah banyak dilahap sang jago merah. Rambut hitam bergelombangnya—terbang seiring dia melompat ke sana kemari. Dua bola mata hitam itu bergerak lincah—demi mencari sosok yang dicintai.

Pedang Gloriuz—yang Erina ambil dari ruang kerja Ayahnya secara diam-diam—sudah berbalut darah hitam. Sebenarnya, pedang itu milik Erina. Hanya saja sang Ayah menyimpan benda itu hingga saatnya tiba, Erina bisa mewarisi pedang tersebut. Tetesan peluh keringat menghiasi wajah putih Erina.

Erina mengangkat pedang lurus ke atas langit hitam. Perlahan petir mulai menjawab panggilannya dan disusul oleh rintikan hujan yang bekerja mematikan kobakaran api.

Setelah itu, dia menancapkan pedang ke tanah dengan napas yang tak teratur. Kekuatan dia cukup terkuras banyak untuk memanggil hujan dan bertarung sendirian dengan para Diveruz.

"Levi, di mana kau?" tanya Erina, tanpa ada yang bisa menjawab kegelisahan sosok itu. Setelah cukup mengambil pasokan oksigen, Erina melanjutkan perjalanan mengelilingi kampung Freope—tempat tinggal Levi.

Beberapa warga Honrum sempat menyaksikan pertarungan Erina dengan para Diveruz. Mereka tidak menyangka, sosok itu kembali. Bahkan rela menyelamatkan para warga yang telah mengusir sosok manis itu.

Mata kehitaman menangkap sosok wanita yang dikenal oleh Erina sedang berjongkok di depan rumah Nifa. Kedua tangan memeluk tubuhnya. "Nifa, kau tidak apa-apa?"

Wanita berambut pendek itu mendongak dan memeluk Erina. "T-tolong selamatkan Levi. D-dia rela menarik perhatian para Diveruz a-agar tidak membunuhku," mohon Nifa disela isak tangisnya.

"Aku pasti akan menolongnya. Ke arah mana mereka pergi?"

"Ke arah hutan." Jari Nifa menunjukkan pepohonan yang tak jauh dari rumah Nifa.

"Oke. Lebih baik kau masuk ke dalam rumah." Erina membantu Nifa masuk ke dalam rumah.

Saat Erina ingin pergi, tangan dia ditahan oleh wanita berambut pendek itu. "Erina, m-maafkan aku. Seharusnya, aku—"

I Thought About You Again [Rivaere] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang