-Pagi yang manis ditemani sandwich rasa gengsi-
"Pagi, Milady Camella Sheilene" tiba-tiba Abra datang ke kelas Milady dengan muka sumringah.
Milady hanya meliriknya sekilas.
"Ini bekal sarapan buat kamu," ujarnya sembari menyodorkan tempat bekal berwarna pink polos dengan berbentuk love tertempel diatasnya. "Aku taro sini ya, jangan lupa dimakan." Abra meletakkan tempat bekal itu diatas meja Milady.
Milady masih tak menggubris, dia masih fokus mengerjakan PRnya yang belum selesai tadi malam.
"Milady Camella Shielene, ini udah 5 hari kamu diemin aku, kenapa sih?" Abra masih tak menyerah. Dia perlu tahu mengapa Milady bersikap acuh padanya. Dia merasa dia tak punya salah apapun, jika ada, dia harus membereskannya sekarang.
Ya, sudah 5 hari Milady menjauh dari Abra dengan segala cara yang ia lakukan.
Biasa, cewek moodyan dan gengsian.
Abra masih tak menyerah begitu saja berbicara dengan Milady.
Terkadang, cewek memang butuh sedikit perhatian dan kesabaran super biar gak jadi ngambek. Mau itu kita yang salah, dimata dia, cewek selalu benar.
"Milady, lo kenapa sih? Kalo ada problem, tell me. Biar gue tau dimana letak kesalahan gue, Milady. Jangan diem gini kayak orang bisu," raut wajah Abra mulai serius.
Akhirnya Milady melawan seluruh rasa malas dan egoisnya, dia tahu dia juga salah. Dia harusnya mendengarkan apapun itu penjelasan Abra. Dia harus memberi kesempatan.
"2 menit waktu lo untuk jelasin kenapa lo suka sama gue dan siapa cewek di Mall minggu lalu," Milady membuka fitur timer di handphone nya dan men-setting waktu 2 menit.
"Gue gatau ya, terkadang perasaan itu muncul seiring waktu tanpa alasan yang rinci jika harus dijelaskan. Gue cuma bisa bilang gue sayang lo, percaya atau engga itu urusan lo."
"1 menit 13 detik," Milady melirik layar handphonenya.
"Cewek di Mall itu Luna, sahabat lama gue. Percaya atau engga itu urusan lo juga."
"1 menit 2 detik."
"Sisa waktunya lo pake aja untuk mikir. Gue ke kelas ya, jangan lupa dimakan."
Saat Abra sudah mulai menjauh dari kelasnya, Milady membuka kotak makan tersebut. Kebetulan ya dia juga sangat lapar, sayang banget kalo gak dimakan. Hehe.
"Wahh, sandwich, mantep nih," Milady langsung memakannya cukup lahap. Abra membuatkannya 4 sandwich sederhana dari roti tawar dengan telur, sayuran, daging, keju, saus, dan mayonese.
Apa dia pikir porsi makan Milady adalah porsi kuli? Tapi itu gak penting sih, toh dia sekarang kelaparan."Gini dong Abra bawain makanan enak terus tiap hari kan tentram perut gue," ucap Milady dengan mulut penuh sandwich yang belum terkunyah sempurna.
Karena belum bel masuk, Mikady masih melanjutkan makan. Ini sudah sandwich ke-2. Sialnya, dia lupa membawa minum. Dan kenapa Abra juga gak sekalian bawain minum coba, pikirnya.
"Uhukk... uhukk.. anjir woi bagi minum dong siapa kek elah njirr keselek nih gue yaallah nyangkut ni roti nyangkuttt!!" Teriak Milady sambil mondar mandir depan papan tulis gak jelas. Betapa malunya dia menabrak seseorang di dekat pintu.
"Eh lo lagi," ujar orang itu.
Yap, siapa lagi yang suka ditabrak Ira secara kebetulan kalo bukan Aldan. Entah kenapa itu makhluk ada didepan kelasnya saat ini. Saat kondisi Milady lagi keselek. Kenapa gitu gak ada momen yang kerenan dikit kek untuk ketabrak sama dia kayak di FTV FTV gitu romantis dikit. Kan lumayan sih, Aldan gak jelek jelek amat.
Tanpa mikir, dengan cepat Milady merebut botol minum yang ada di tangan Aldan. Ia tak memikirkan apapun selain menyelamatkan tenggorokannya saat ini. Ia meminum dari penuh hingga setengah.
"Nih thanks ya, huh lega,"
Aldan menerima botol itu dengan tatapan yang tak ter definisikan, "Btw itu botol ada bekas sampah rautannya."
Milady melongo.
3 detik kemudian, "Ah anjir lo! Lo sengaja apa biar gue mati? Oh tuhan.. cobaan apa lagi ini. Untung ye bukan air kencing lo yang dibotol itu. Ya tapi gak air bekas campuran rautan juga dong jiji seret lah yaallah tolong jangan sampe Ira mati gara-gara minum air dari si cowok resek ini," ujar Milady. Memang, lebay anaknya. Ditambah lagi bawel.
Aldan tak merespon apa-apa. Ia bahkan mungkin tak peduli jika Milady beneran mati sekalipun karena air itu.
Ia langsung jalan melewati Milady.
-Hallo maaf banget baru update lagi karena kemaren kendala gue pake hp yg memorinya super super minim hh jd w ga download wp. Tp skrg berhubung gue udh ganti handphone, jadi yaa bisalah updatenya lebih sering 😌-
Thanks yang udh baca dan Vote🙆♀️
Kira-kira Milady beneran mati ga tuh🤔 HAHAHAAda ada aja sih emang bisa bisa nya keminum air yang ada bekas sampah rautan. ewh.
Anyway, yap. Aldan memang se songong itu karakternya.
Jadi mending Aldan atau Abra yaaa..
#teamabra
#teamaldanbtw ku publish chapter 5 kalau readnya udah 20 okeyy!!
to be continue , love.
KAMU SEDANG MEMBACA
Math Boy
Teen Fiction'Sulit untuk memahaminya, sesulit rumus matematika yang memiliki banyak cara. Tapi dengannya, kurasa bahagia. Walau dengan lara, kurasa itu biasa. Aku yakin akan ada tawa setelahnya' Milady, gadis cantik yang akrab disapa Mila itu popular dikalangan...