Part 10

1.3K 242 44
                                    

Gun's POV

Kini aku berada dirumah kediaman seseorang yang disebut tetua. Berbeda dengan rumah-rumah pada umumnya, tempat ini lebih mirip seperti tempat untuk berpiknik. Beberapa tenda-tenda berbentuk kerucut berwarna putih dengan garis-garis merah kuning, api ungun berada ditengah-tengah tenda itu, dan didepan tebing besar terdapat sebuah altar batu berbentuk seperti meja dengan dua obor besar di kanan kiri altar tersebut.

Beberapa orang berbadan kekar tanpa pakaian atasnya mengelilingi altar itu. Ibu P'Mark membawaku mendekati altar itu.

Aku tersentak saat melihat siapa yang terbaring diatas altar. Setengah wajah, leher dan dadanya terlihat menyerupai serigala berbulu abu-abu lalu setengahnya lagi adalah manusia. Aku bergetar takut melihatnya. Monster itu adalah P'Mark.

Tapi sangat menyedihkan melihatnya terkapar tidak berdaya. Dibahu kanannya terdapat luka gigitan yang lumayan besar dan aku yakin luka itu juga dalam karena darah yang terus menetes dari luka itu. Kulihat ibunya P'Mark menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku akan berusaha mengeluarkan racun dari dalam tubuhnya. Tapi aku tidak bisa menjamin Mark akan sadar dalam waktu cepat.." ucap dokter Pang, dokter yang sebelumnya merawatku juga.

"Akan menjadi masalah jika Mark tidak sadar secepatnya.." seorang pria paruh baya mengelus jengot putihnya dan berjalan menghampiri dokter Pang dengan tongkat kayu ditangannya.

"Menurut hitungan romawi, hari ini akan muncul gerhana bulan total.." lanjutnya. Aku hanya diam dan menyimaknya secara seksama.

"Jadi apa yang harus kita lakukan?" tanya salah satu pria berbadan besar itu.

"Apa Mark sudah menemukan mate-nya?" kedua orang tua Mark dan dokter Pang menengok kearahku, hingga akhirnya semua yang ada disana menoleh kearahku. Aku sangat gugup ditatap seperti itu. Apa maksud dari pria paruh baya itu?

"Aku rasa ini bukan ide yang bagus Khun-Park.. Mark baru menjelaskan tentang dirinya pada mate-nya sebelum ia pergi ke perbatasan.." sergah dokter Pang.

"Tapi pilihan lainnya adalah kita harus siap berperang dengan Werewolf Mark hingga gerhana bulan itu menghilang.." Ibu P'Mark menutup wajahnya sambil menangis tersedu-sedu. Ayah P'Mark meraih istrinya dan memeluknya seraya memberikan kata-kata penenang.

"A-apakah pilihan pertama itu berhubungan denganku? Aku akan membantu sebisaku.." kataku dengan ragu-ragu. Aku tidak tega melihat ibu P'Mark menangis seperti itu, ditambah lagi aku sangat sedih dan khawatir melihat keadaan P'Mark sekarang.

"Apa kau yakin?" tanya Khun-Park.


Aku mengangguk.


"Kau sudah tahu apa artinya mate untuk seorang Werewolf?"

Aku mengangguk lagi. Tapi kali ini ada sedikit keraguan dalam hatiku. Bukan karena ragu untuk menolong, tapi ragu tentang apa itu mate sebenarnya.

"Apa kau menerima jika Mark adalah mate mu?"

Aku mengangguk lagi dengan sangat pelan. Aku sendiri bingung, apakah aku sudah bisa menerima keadaan ini? Terlebih P'Mark memilihku sebagai mate-nya.

"Dan apakah kau siap jika ternyata kau akan mengandung anak-anak dari Werewolf?"

"A-apa?" aku tersentak dan melotot kaget. Kulihat Khun-Park dan dokter Pang menghela nafas.

"Siapa namamu?" tanya Khun-Park.

"Nama ku Gun.."

"Nak Gun. Saat gerhana bulan datang, kami para Werewolf harus merubah diri kami kedalam bentuk Wolf kami secara sempurna. Jika kami masih berwujud dalam manusia, kami akan merasakan rasa sakit yang amat sangat mengerikan. Dan sekarang, Mark sedang berada dalam bentuk setengah Wolf dan manusianya. Kau mau tau apa yang akan terjadi?" Khun-Park mengantungkan kata-katanya.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang