Part 16

1.4K 193 39
                                    

Perth's POV

Aku memutuskan untuk kembali kerumah ku dan meminta pendapat pada mae dan phao ku mengenai masalahku. Aku tidak bisa berbuat apapun sekarang. Pikiranku terasa buntu.

Aku tahu semua masalah ini berasal dariku. Aku yang naif dan egois dengan meng-imprint Saint, padahal aku tahu sejak awal jika Saint adalah Vampire. Bahkan aku terlalu lemah, aku tak bisa menjaganya.

Hidupku akan berakhir jika Saint tidak bisa terselamatkan. Aku akan menghukum diriku sendiri jika hal itu terjadi.

'Ai'Saint apapun yang terjadi, Ai'Saint harus baik-baik saja na..'

Setelah aku sampai, aku memarkirkan mobil ku dan langsung masuk kedalam rumah. Mao dan phao ku tengah menonton TV lalu menatapku dengan wajah kaget dan bingung. Aku yakin, sekarang aku sangat terlihat kalut dan berantakan.

"Perth. Kenapa pulang tiba-tiba nak?" Ibuku bangkit dari sofa dan menghampiriku.

"Kau baik-baik saja kan?" Kini ayahku menatapku dengan khawatir.

Aku memeluk mae ku dan menangis dalam diam.

"Ada apa Perth?" Mae ku membalas pelukkanku dan mengelus pundakku.

"Ma..mae.. Mate ku. Mate ku dalam bahaya..." ucapku seraya menatap Mae.

"Kau sudah punya mate?" Mae menangkup wajahku dengan kedua tangannya dan ia mengerutkan keningnya. Aku membalasnya dengan anggukan.

"Apa maksudnya mate mu dalam bahaya?" Phaoku mulai menghampiriku.

"Mae.. Phao.. Perth minta maaf jika mate ku tidak seperti yang kalian inginkan. Tapi Perth sangat sangat mencintainya. Perth mohon bantu Perth menemukan mate ku.." aku bersujud seraya memeluk kedua kaki Mae ku. Jujur dalam hati aku takut. Takut jika mereka tahu bahwa mate ku adalah Vampire, mereka akan memisahkanku. Tapi aku tidak tahu lagi harus bagaimana.

"Perth. Berdiri. Phao dan mae mu tidak akan mengerti jika kau tidak menceritakannya dengan jelas. Lebih baik sekarang kau duduk.." ucap Phao ku dan Mae ku menuntunku untuk duduk disofa.

Aku menarik nafas dan memantapkan hati untuk menceritakan semuanya. Mae ku masih setia berada disamping ku seraya mengelus pundakku.

"Aku mengimprint mate ku saat pertama kali melihatnya. Mate ku adalah juniorku tapi jurusan kami berbeda. Mate ku bukan manusia maupun Werewolf. Mate ku.. " aku menggantungkan kalimatku dan melihat wajah Phao ku yang mulai menautkan alisnya. Aku menelan ludahku dengan susah payah.

"Vampire.. " cicit ku. Phaoku mengeraskan rahangnya dan mulai berdiri seakan ingin menghajarku.

"P'Ping kha. Please. Tahan emosi mu na.." Mae ku beralih memeluk Phao ku dan mengusap dadanya, berusaha menenangkan emosi ayahku.

"Jangan bercanda Perth.." desis Phaoku. Aku bisa mendengar dengan jelas nada peringatan darinya.

"Khor thot Phao. Perth tidak bercanda sama sekali krap.." aku berlutut didepan Phao ku.

"P'Ping please, kita dengar dulu penjelasan Perth na.." melihat Mae ku menangis, phao ku menghela nafas dan memeluk Mae ku. Kini mereka duduk disebrangku. Phao mengusap wajahnya dengan kasar.


"Phao.. Mae.. Perth tahu perbuatan Perth tidak bisa dimaafkan. Tapi Perth benar-benar mencintainya. Perth mohon maafkan Perth. Perth akan melakukan apapun jika itu bisa menyelamatkan mate ku. Perth rela dihukum apapun Phao. Perth mohon krap..." air mata ku mengalir, aku bisa merasakan jika hatiku begitu takut. Aku takut kehilangan Saint.


FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang