Sara berlari begitu cepat menuju kelas barunya "Permisi,maaf,awas." kata Sara pada setiap orang yang ada didepannya.
Natasya Kasara memang orang yang tidak tau waktu dan ceroboh, dia terlambat bangun dihari pertama sekolah. Bukannya memasang alarm dan menyiapkan semuanya dengan baik, dia malah terlambat. Untung saja ia cepat, jika tidak pintu gerbang sekolah pasti sudah ditutup.
Saat dia sampai di kelasnya,dia segera mencari tempat duduk dan dia dapat tempat ketiga dari depan dan baris kedua dari pintu masuk kelas. Kelasnya begitu luas mungkin lebih besar dari kamar Sara,bagian belakang kelas terdapat loker penyimpanan buku dan seisi ruangan berisi hiasan.
*~*
Bunyi pertanda istirahat sudah berbunyi, seluruh siswa berhamburan menuju kantin untuk mengisi tenaga kembali.Sara terlihat sibuk dengan buku-bukunya sampai tak menyadari kehadiran seseorang di depan mejanya.
"Hai Sar," seru seorang gadis yang tengah duduk di kursi depan berhadapan. Secara otomatis kepala Sara mendongak dan memperlihatkan raut wajah bingung.
"Hai," katanya dengan sedikit keraguan.
"Kenapa kau bisa tau namaku?" tanya Sara, karna seingatnya dia tidak menyebutkan namanya."Tadi kan absen, gimana sih?" Gadis itu hanya tertawa mendengar pertanyaan Sara yang notabennya tidak perlu ditanyakan lagi.
"Oh iya lupa." Sara menggaruk pundaknya yang tidak gatal karena pertanyaan bodohnya.
"Hadeh..." desah gadis itu. "Kenalin gue ZIZKA FRANSISKA! Panggilnya SISKA bukan ZIZKA!" jelasnya. Memastikan tidak ada kesalahan.
Sara hanya mengangguk canggung. "Mau ke kantin gak? Bareng boleh kan?" Siska berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Sara mengiyakan ajakan Siska dan segera merapikan bukunya. Mereka menuju kantin dan benar saja, di situ sangat ramai. Mau tak mau harus ikut berdesakan demi mendapat makanan yang diinginkan.
Setelah mendapat beberapa makanan seperti bakso dan beberapa makanan ringan akhirnya Sara dan Siska mulai mencari tempat yang nyaman untuk menyantap makanan yang sudah ada di tangan.
"Duduk sini aja!" Siska memilih tempat paling pojok. Sara ikut duduk berhadapan.
Tidak banyak hal terjadi, hanya ada beberapa percakapan kecil yang terjadi. Sisanya hanya santap menyantap. Setelah puas dengan makanan, mereka memutuskan untuk sedera kembali ke kelas karna 10 menit lagi sudah jam pelajaran.
Dalam perjalanan tiba-tiba saja Sara menghentikan langkahnya. Sontak Siska terkejut dan sedikit menabrak tubuh mungil Sara.
"Eh, Sara, lo kenapa?" tanyanya memastikan keadaan teman barunya. Sara masih diam tak bergeming menatap lurus ke depan. Siska mengikuti arah tatapannya dan matanya bertemu dengan sosok laki-laki dengan embel-embel XI di lengan bajunya.
"Siapa?" tanya Siska kembali. Sara masih tam menjawab, sedangkan laki-laki tadi semakin mendekat ke arah mereka memperlihatkan senyumannya.
"Hai Sar," sapa lelaki itu sambil melambaikan tangannya. Sara masih mencerna dengan baik apa yang terjadi.
"Ha-hai Vin, maksudku Kak Kevin." Sara terlihat gugup. Canggung, salah tingkah, tak percaya, itulah sekiranya perasaan Sara saat ini.
Senyumnya begitu manis. "Hai Kakak ganteng, kenalin aku ZIZKA FRANSISKA, dipanggilnya SISKA bukan ZIZKA!" katanya penuh penekanan.
"Oh hai, gue Kevin Ambara. Temannya Sara?" Tubuh tinggi, kulit putih ditambah dengan senyuman manis benar-benar membuat setiap gadis terpana.
"Iya kak, temen baru. Ya kan Sar?" katanya sambil menyenggol tangan Sara.
Sara terlihat kaget, karena sejak tadi dia beradu dengan pikirannya sendiri. "I-iya Kak."
Kevin dibuat gemas dengan tingkah Sara yang menurutnya lucu. Sara masih tetap sama. Itulah yang ia pikirkan saat ini.
"Sar, gue ada panggilan alam nih, duluan ya. Nanti lo langsung ke kelas aja ya," katanya dengan wajah panik. "Duluan ya kak."
"SISKA!" panggil Sara sedikit berteriak. Sia-sia, Siska sudah terlalu jauh. Situasi macam apa ini, kenapa begitu canggung. Pikiran Sara nampak bingung mencari topik.
"Hmm...Sar." Sara langsung menatap Kevin dan beberapa detik setelah itu ia membuang muka. Terlalu canggung.
"Lo nggak mau nanya gitu? Kenapa gue bisa disini?" Bukan bertanya, lebih mengarah pada tawaran.
Sara sedikit bingung, "Kenapa kak?"
"Karna kamu..." jedanya. "Bercanda, aku baru pindah. Aku putusin buat sekolah di sini lagi. Di Indonesia."
Yaps, tepat sekali. Kevin Ambara. Kakak kelas sekaligus orang yang selalu mencintai Sara. Setelah kejadian itu. Kevin pergi ke Amerika karena tuntunan pekerjaan dari orang tuanya.
Ia adalah anak tunggal dari pengusaha kaya yang sangat di kenal. Bukan hanya di Indonesia tapi hingga luar negeri. Sekarang ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan melanjutkan sekolahnya.
"Kapan datengnya kak?" Akhirnya Sara memberanikan diri untuk bertanya.
"Udah dua minggu yang lalu." Senyum Kevin benar-benar tidak menghilang.
"Sar, nanti jam 7 sore senggang kan? Nanti aku jemput kamu, aku nggak nerima penolakan!" katanya sambil mengikis jarak."Ta-tapi kak-"
"Ssshhh." Kevin menempelkan jari telunjuk di bibirnya. "Gak ada penolakan, nanti jam 7!"
Setelah berhasil membuat Sara mematung, ia melenggang pergi dengan senyuman yang kini lebih manis lagi.
Akhirnya ketemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
What is Love [Revisi]
Teen FictionApa? Menurut kalian apa itu cinta? Jika kalian masih berpikir itu hanya untuk pasangan, maka kalian harus memikirkannya kembali. Mungkin ceritaku akan membantu kalian jawabannya. Cover by @wira.ptra . . . Di publish ulang, kemungkinan di post setiap...