Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi

6 | Luka Yang Baru

14.9K 1.6K 122
                                    

Sabtu pertama dengan status jomblo, dan Ganis sendirian di rumah. Ganis meregangkan badannya, memutarnya ke kanan dan ke kiri. Kedua orang tuanya sedang ke Jakarta, menghadiri undangan pernikahan anak kepala sekolah tempat ibunya mengajar. Ganis keluar kamarnya, tak mendapati kucing yang biasanya menunggunya di depan pintu.

Kita tak perlu terlalu banyak uang

Ganis tahu pasti siapa yang sudah membuat keributan di pagi menjelang siangnya. Ajun pasti sudah datang, setelah sebelumnya Ganis bilang kalau dia sendirian dan tidak enak badan sampai tak bisa membuatnya bertandang ke rumah Ajun, bermain bersama Lembayung, adik bungsu Ajun. Ganis menuruni tangga. Tampak punggung dengan nama ASA pada jersey Chelsea itu bermain bersama 'Si Kiki', Kucing yang Ganis cari-cari tadi. Ajun mengajaknya bernyanyi bersama sambil mengusap-usap punduknya. Ganis melipat kedua tangannya melihat kelakuan pria itu. Seakan tak merasakan kehadirannya, Ajun tetap menyenandungkan lagu favoritnya. Kali ini digendongnya kucing yang kerap berkeliaran di rumah itu.

Kita bahagia, meski tak ke mana-mana

Miauuuuuu ...

Suara kucing yang digendongnya tak menghentikan gerakannya. Rambutnya yang sedikit gondrong, cukup untuk jadi jangkauan tangan kucing berbulu coklat itu. Mulutnya tetap bersenandung mengikuti alunan lagu yang dinyanyikan penyanyi pria dari Sumatera Barat tersebut.

"Semuanya baik-baik sajaaaaa ...."

Miauuuuuu ....

Ganis menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah pria itu. Kalau saja perempuan-perempuan yang menyukai Ajun tahu akan hal ini, entah bagaimana jadinya. Mungkin akan semakin banyak perempuan yang menyukai Ajun, atau mungkin juga orang-orang yang asalnya menyukainya mendadak mundur dan ilfeel setelah mengetahui kegilaan Ajun ini.

Diam-diam, Ganis melanjutkan langkahnya lagi. Ngeongan Kiki tak mengganggu Ajun sama sekali. Justru dia terkekeh, melanjutkan lagunya.

"Ganis malesan banget sih, Ki," ucap Ajun sambil mengelus-elus Kiki. "Masa iya jam segini masih tiduran?" sindirnya, pertanda kalau dia sadar akan kehadiran Ganis.

Miauuuuuu ....

Kekehannya menguar, "Ki, seriusan Ganis nggak pernah gendong kamu?" tanyanya, seakan-akan serius mengobrol dengan kucing yang digendongnya.

Miauuuuuu ....

Senyumannya terulas lagi mendapat respon dari kucing berbulu coklat itu. Hewan berkumis itu memang jadi 'hal' yang membuat Ajun terlihat lebih manusia. Tak ada wajah dinginnya, atau senyumannya yang sepertinya sangat sayang untuk ditunjukan pada orang lain.

Kamu cantik meski tanpa bedak

Rasakan ini ...

"Gandeng!" Ganis mematikan suara musik tersebut. Dia berjalan ke dapur, mengambil gelas, menuangkan air mineral, meneguknya habis tanpa jeda.

.... di dadaku, memilikimu

Peluk aku, maduku dengan detak jantungmu

Ganis tersedak. Dia menatap sebal pada pria yang sedang kumat itu. Ajun kembali bersenandung setelah memutar lagi lagu favoritnya yang kerap digunakannya untuk mengisengi Ganis yang sedang tidak mood seperti sekarang. Atau saat Ganis mengomel soal jerawatnya, Ajun selalu bisa membuatnya merajuk.

"KENAPA DIHIDUPIN LAGI LAGUNYA?!" teriak Ganis frustrasi.

Tak peduli, pria itu tetap mengikuti alunan lagu.

InspirasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang