My Assistent Betrice

131K 1.5K 90
                                    

BETRICE x BRUCE
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
Vote and comment yaww

Sub thema? Dari aku aja sih hehe

Betrice berdegup kencang melihat Bruce memperbaiki segala kesalahan yang ia lakukan. Ya, bosnya itu tak suka menunda pekerjaan. Bahkan dari Malaysia ia langsung kembali kekantor kala Bruce menerima telfon dari direktur bahwa laporan Betrice terjadi kesalahan. Sejujurnya, berada didekat Bruce itulah keberuntungan Betrice. Jika ia jauh dari Bruce sudah dipastikan keberuntungan juga kabur darinya. Itulah sebabnya Betrice sangat mencintai Bruce.

"Yap sudah baik." Ucap Bruce meregangkan tubuhnya lelah. Betrice menunduk malu. "Te.. terimakasih pak, saya minta maaf sudah berbuat salah." Betrice bersua bersalah.

Bruce tertawa kecil. "Betrice aku tahu jika aku keluar kota ada saja kesalahanmu. Bagiku itu sudah biasa. Lagi pula hanya kau asisten yang betah bekerja dengan kepadatan jadwalku."

Betrice tersenyum senang. "Itu.. sudah pekerjaan saya pak."

"Ya aku tahu. Ah aku jadi lapar, kau sudah makan?"

"Kebetulan pak, saya membuat bekal lebih jika bapak mau."

"Tentu saja aku mau. Oh sudah lama sekali aku tidak makan makanan rumahan." Tutur Bruce berdiri melepaskan jasnya dan menaruhnya pada sandaran kursi. Betrice segera menyingkir untuk menggambil bekalnya, ia sengaja memperbanyak masakan karena setelah kepala direktur menghubungi Bruce yang tak lain pemilik perusahaan, ia langsung meminta izin pulang berpura - pura menggambil bahan tambahan laporan. Padahal aslinya dia sempatin masak khusus untuk Bruce.

 Padahal aslinya dia sempatin masak khusus untuk Bruce

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silahkan pak." Betrice membuka kotak bekal yang lumayan besar itu. Bruce segera terpukau mendapatkan makanan enak seperti ini. "Maafkan saya pak kalau modelnya kurang cantik." Sambung Betrice.

Bruce menggeleng. "Ini lebih dari cantik. Ini spektakuler."

Betrice tertawa pelan. "Pujian bapak berlebihan."

"Tidak Betrice aku serius. Ditemani dengan dirimu menambah kesan cantiknya. Ah baiklah, aku makan?" Izin Bruce. Betrice menganguk. "Tentu pak, silahkan. Maaf kalau tidak enak.."

Betrice berdebar melihat Bruce melahap udang mungil berwarna pink itu. Kunyahan dari bos yang ia cintai itu bagaikan gerakan mulut yang anggun. Sudah setahun ini Betrice memendam rasanya. Bahkan sekarang ia bisa berhayal bagaimana mulut yang bergerak itu menyentuh inti tubuh--- oh tidak! Betrice segera menggeleng, ia tidak ingin pikiran erotisnya itu sekarang berkeliaran pada kepalanya sendiri. Secara garis besar, menghayal.

GIRLS GIRLS GIRLS (again) HIATUS SEMENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang