MY PRESENT

60.9K 944 74
                                    

HELEN x MARCUS
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
VOTEMENT dunks
Sub thema from:

"Helen!" Gadis yang dipanggil itu segera menolehkan kepalanya dan melihat sang pujaan hati datang mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Helen!" Gadis yang dipanggil itu segera menolehkan kepalanya dan melihat sang pujaan hati datang mendekat. Helen tersenyum sumringah kemudian menaruh ponselnya didalam tas. "Lama ya?" Tegur sang kekasih.

Helen menggeleng. "Enggak juga. Udah selesai latihannya?"

"Yang bener? Aku tahu kau menunggu lama."

"Enggak Marcus beneran aku nggak nunggu lama. Tadi sempat maen game bentar aja kok."

Marcus tertawa dan menggosok rambut gadis didepannya. "Aku bercanda."

Helen membalas tawa dan merapikan rambutnya. "Tumben latihannya disini, biasanyakan didekat kampus."

Marcus membuang nafas kasar. "Itu pak Dani mintanya disini. Yah menurutku bagus saja sekali - kali nggak di lapangan kampus. Tapi aku tidak cukup konsent disini."

"Kenapa?"

"Gadis - gadis yang menonton kami berteriak - teriak tidak jelas. Aku jadi tidak fokus."

Wajah Helen segera waspada. "Gadis-gadis? Yang mana? Siapa yang mereka sorakin? Kamukan? Pasti kamukan?!" Tunjuk Helen.

"Helen aku juga tidak tahu yang mana. Kau tahukan kami bermain basket mana tahu yang mana disorakin." Marcus angkat bahu.

"Itu sudah pasti kamu Marcus! Hanya kamu cowok paling tampan diantara atlet yang lain. Ish, kalau tau tadikan aku bakal ikut masuk terus pasang lebel kalau kamu tuh milik aku."

Marcus tertawa. "Astaga iya cerewet iya. Emang bener ya aku tampan?"

Helen bewajah nyeleneh. "Kamu nggak sadar? Apa aku perlu bawa kaca kalau kamu itu udah guanteng maksimal?"

 "Kamu nggak sadar? Apa aku perlu bawa kaca kalau kamu itu udah guanteng maksimal?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marcus tersenyum lebar memamerkan gigi rapinya. "Iya sayang aku tahu. Aduh kamu yang begini ini bikin aku nggak bisa nolak."

Helen memutar kedua bola matanya. "Aku tahu kita jadian aku selalu yang ngejar kamu, tapikan jangan dibahas itu terus." Cemberut Helen.

GIRLS GIRLS GIRLS (again) HIATUS SEMENTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang