Prolog

253 10 0
                                    

Shilla prov

"Pah oy papah, papah papah". Ujar shilla sambil berlari membawa laptopnya

"Lee min ho disini eoy didapur lagi cuci piring". Ujar papahnya sambil melepaskan sarung tangan karetnya

"Pah liat, aku dapet beasiswa di Korea pahhhhh huwa ketemu exo". Ujar shilla berteriak sambil melempar laptopnya ke sofa

" Gak usah lebay, ketemu exo doang sampe lempar laptop. Pengen nabok tapi anak sendiri". Ujar papahnya

"Pah banyak bacot deh, ambil gak nih beasiswanya?" Tanya shilla

"Ambil aja, jangan kaya orang susah kali nak ke korea aja make mikir" ujar papahnya

"Kalo kita orang kaya aku gak akan kuliah beasiswa tapi bayaran persemester brother".  Ujar shilla sambil mengisi formulir pendaftaran kuliah nya di korea

Akhirnya impian shilla buat kuliah ke negara suaminya terkabul berkat ucapan papahnya seperti "Nak, kalau mau kuliah belajar yang bener soalnyakan kita gak punya uang" atau "Woy shilla kalo mau kuliah di korea jangan nabung doang tapi kudu pinter gua gak mau yah lu kesana cuman ketemu exo doang"

Kim prov

"Ya tuhan, akhirnya". Ujar Mamah Kim

"Kenapa mah?". Tanya papah Kim

"Anak kita masih normal, pah". Ujar Mamah Kim sambil tersenyum

"Normal ?". Tanya papah Kim sambil mengerutkan kedua alisnya

"Liat ini pah". Ujar Mamah Kim sambil memberikan hp ke suaminya

"Mah bisa gak sih gak usah jadi stalker, lagian itu tangan taeil hyung bukan tangan cewe"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mah bisa gak sih gak usah jadi stalker, lagian itu tangan taeil hyung bukan tangan cewe". Ujar Kim sambil mengambil hp mamahnya lalu di masuk kan ke dalam tas

"Tapi Kim...". Ujar mamahnya kaget dengan gerakan kim

"Aku berangkat kerja dulu, bye." Ujar Kim dan menutup pintu dengan keras

"Kenapa sih anak kamu mirip banget kaya kamu, honey". Ujar Mamah Kim

"Anak kita, sayang". Ujar papah Kim

"Pokoknya anak kamu". Ujar Mamah Kim sambil mengambil hp dan meninggalkan suaminya

"Padahalkan bikinnya bareng-bareng". Gumam papah Kim sambil menonton tv

Hilang dan KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang