" Tersimpan didalam hati, tak perlu ada yang tau "
Kepala pusing, perut mual itulah yang dirasakan Lea saat ini. Maag nya kambuh, karna ia tak sempat sarapan pagi ini.
Salahkan author dari cerita wattpad yang dibacanya tadi malam, sampai ia lupa waktu dan baru sadar waktu telah menunjukkan pukul satu dini hari.
Karena acara begadang dadakan tadi malam ia sampai terlambat bangun dan lupa sarapan pagi. Padahal ia sangat tidak bisa jika perutnya kosong. Itu akan menyebabkan maag nya kambuh, seperti yang dialaminya saat ini.
Jika kalian bertanya kepada Lala kenapa tidak membangunkan nya. Terlambat bangun tidur adalah kebiasaannya setiap hari. Tentang sarapan pagi Lala memang tidak terbiasa untuk sarapan di pagi hari.
Jadi dapat kalian bayangkan sendiri bagaimana rusuhnya kedua orang itu pagi hari ini.
Namun mereka beruntung, setidaknya mereka tidak terlambat datang ke sekolah.
"Lo kenapa le? Tanya Dinda. " Kok muka Lo pucat gitu?"
"Kayaknya maag gue kambuh deh, gara-gara tadi nggak sarapan dulu sebelum berangkat sekolah. Kepala gue juga pusing banget nih" jelasnya sambil memijit pelipisnya.
"Lo harus makan, nggak baik nahan sakit kayak gitu. Kantin yuk" Dinda menasehati.
"Bener kata Dinda, kantin yuk. Gue juga laper nih" ujar Lala menimpali sambil tersenyum.
Beberapa langkah dari tempat duduk mereka.
"Leaaaaa" pekik Lala dan Dinda bersamaan saat melihat lea yang terjatuh.
"Lo kenapa, nggak kuat lagi ya? Perut Lo sakit banget? Atau Lo mau ke UKS dulu?" Tanya Lala panjang lebar dengan kekawatiran yang terlihat jelas di wajahnya.
Sementara Lea dan Dinda hanya terbengong mendengar serentetan perkataan Lala.
Melihat itu Lea hanya memperlihatkan senyum menanggapi kekawatiran Lala.
"Gue nggak papa kok"
"Terus kenapa Lo ampe jatoh gitu?"
Lea kembali tersenyum mengingat apa yang membuat dirinya sampai terjatuh seperti ini.
Lala dan Dinda hanya bisa diam melihat gadis itu menunjuk apa yang membuatnya terjatuh.
"Gue pikir apaan" ujar lala menghembuskan nafas lega. "Berapa kali gue harus bilang sama Lo, Lo ngeyel sih"
"Lo tau sendiri gue nggak suka ngiket tali sepatu" Lea mengakui.
"Kalau tau gitu, kenapa nggak sekalian aja Lo nggak usah pake sepatu" ujar Lala sewot sendiri.
"Hehehe, sorry ya la" ujar Lea.
"Gue kawatir tau nggak sama Lo"
"Iya-iya gue tau" ujarnya sambil tersenyum.
"Kalian mau sampai kapan disini terus? Jadi makan nggak sih?" Ujar Dinda yang jengkel dikacangin Lea dan Lala.
"Apa sih? Dinda marah ya? Mau diperhatiin juga? Sini-sini biar gue peluk" ujar Lala sok imut.
"Apaan sih jijik gue liat Lo" ujarnya sambil tersenyum Lea dan Lala juga ikut tersenyum.
Untung hanya ada mereka bertiga didalam kelas saat itu. Jika tidak entah apa yang akan terjadi.
"Segitu nggak sukanya Lo ngiket tali sepatu?" Tanya Dinda.
"Ribet aja gitu ngeliatnya"
"Minta ajarin aja ama Lala, nggak seribet yang Lo pikir kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
So Many Things I Want To Say
Teen FictionCintaku padamu seperti mawar hitam. Hanya dapat tumbuh di satu tempat. Seperti aku yang hanya mencintaimu dan hanya kamu. Sangat sulit untuk ditemukan. Seperti aku yang akhirnya menemukanmu. Keindahannya memikat hati dengan warna hitam yang menawan...